Dewa 19 dan Orgasme Yang Tanggung

Dewa 19 reunion
Dewa 19 reunion

Akhirnya kami bisa melihat langsung penampilan Ari Lasso kembali bersama Dewa 19. Sayangnya, semua tidak berakhir terlalu manis. Tanggung!

THWR Band baru saja meninggalkan panggung. Lampu dimatikan, ratusan orang mulai berteriak: DEWA! DEWA! DEWA! Para penonton sudah tidak sabar menunggu para personil Dewa 19 naik ke atas panggung. MC sempat mencairkan suasana sejenak tapi mungkin tidak banyak yang peduli, penonton lebih senang melirik ke bagian belakang panggung kalau-kalau ada gerakan dari para personil Dewa 19. Rasa penasaran itu membuncah jadi teriakan keras ketika para personil Dewa 19 benar-benar naik ke panggung dan membawakan Pangeran Cinta.

Pusat perhatian orang malam itu ada pada sosok Ari Lasso. Vocalist awal Dewa 19 yang malam itu memutuskan untuk kembali bernyanyi bersama band lamanya itu. Saya agak kurang yakin apakah anak-anak ABG yang hadir malam itu benar-benar kenal Ari Lasso sebagai vocalist Dewa 19 mengingat umur mereka yang bahkan belum setua lagu Kangen.

Ketika anak-anak SMA 1 Makassar (atau akrab disebut SMANSA) berniat mendatangkan Dewa 19 reunion saya sempat mengerutkan dahi. Kata reuni berarti hadirnya Ari Lasso seorang karena nyaris tidak mungkin lagi menghadirkan Wawan Abi dan Erwin Pras di atas panggung bersama para personil Dewa 19 lainnya. Tapi bukan itu pasalnya kenapa dahi saya berkerut, saya bertanya-tanya: tidakkah Dewa 19 yang bereuni itu terlalu tua untuk usia mereka?

Dewa 19 sudah terkenal ketika anak-anak SMA ini masih orok dan belum tahu betapa Ari cs ketika itu benar-benar memukau kami anak-anak SMA tahun 90an. Lagu-lagu Dewa 19 dalam album Dewa 19, Format Masa Depan dan Terbaik-Terbaik pernah menjadi soundtrack kehidupan kami di tahun 90an. Sebagiannya malah jadi saksi haru biru cinta monyet kami generasi 90an. Tapi anak-anak SMANSA berkeras dan jadilah malah itu Dewa 19 tampil di sekolah mereka sambil membawa Ari Lasso yang mulai ubanan.

Well, setidaknya mereka kenal Ahmad Dhani dan Andra yang sempat ngetop lewat band sampingannya, Andra And The Backbone.

Berdiri tepat di depan panggung saya bisa melihat dari lubang intip kamera kalau beberapa helai rambut Ari Lasso sudah berubah warna jadi abu-abu. Kerutan di wajahnya juga mulai tampak meski tak lagi berkacamata seperti masa ketika dia memukau saya yang masih remaja. Rambut boleh mulai ubanan, kerutan juga boleh saja mulai hadir tapi kharisma Ari masih tersisa. Saya tidak bisa mendengar dengan baik lantunan suaranya karena tertutup oleh teriakan penonton yang ikut bernyanyi nyaris sepanjang penampilan mereka. Tapi saya tahu dia tetap bersemangat, nyaris seperti Ari Lasso 20 tahun lalu. Tak sadar saya ikut berteriak bernyanyi bersama Ari hingga suara serak. Terbayang kawan-kawan berseragam putih abu-abu yang dulu pernah sama-sama mendendangkan lagu-lagu Dewa 19.

Gagal Menjadi Orgasme.

Tapi kelebatan memori dan keriuhan semangat malam itu gagal menjadi orgasme yang memuaskan. Di set list yang dipasang di lantai panggung dan sempat saya intip ada lagu Kamulah Satu-Satunya yang jadi penutup malam indah itu, tapi nyatanya tidak.

Dewa 19 menutup aksi mereka dengan lagu Kangen, satu lagu yang saya yakin sebagian besar penonton malam itu mendengarnya dari bibir Sophia Latjuba dan Chrisye di awal tahun 2000an. Mereka belum lahir atau masih terlalu kecil ketika Dewa 19 menyanyikannya untuk pertama kali. Meski begitu penonton tetap bernyanyi bersama, memenuhi langit dengan suara mereka yang serupa mantra suci kepada sang dewa.

Selepas Kangen, saya bersiap melompat dengan lagu Kamulah Satu-Satunya. Tapi belum lagi melompat Ahmad Dhani sudah maju ke depan panggung dan merangkul para personil lainnya. Ari terlihat kaget, begitu juga Andra. Tapi Dhani tetaplah Dhani, dia yang memegang kuasa di band itu. Titahnya adalah sebuah keharusan. Meski terlihat sedikit kikuk dan enggan, Andra dan Ari Lasso akhirnya tetap maju ke depan panggung dan memberi salam perpisahan ke para penonton. Mereka yang tidak tahu apa yang terjadi tetap berteriak meminta tambahan lagu, sementara kami yang sudah terlanjur tahu set list berharap ini cuma encore.

Mereka pasti istrahat sejenak sebelum menuntaskan dengan Kamulah Satu-Satunya, kata saya dalam hati. Tapi saya tahu saya salah ketika para kru mulai naik ke panggung dan mencabut kabel satu persatu, di kejauhan para personil Dewa 19 juga melintas ke pintu keluar. Selesai sudah! Kamulah Satu-Satunya hanya mimpi yang tak sempat dituntaskan. Tinggallah sound engineer dan panitia yang terbengong-bengong.

Ada yang bilang Dhani bad mood dan memilih berhenti sebelum lagu terakhir. Dari awal katanya dia sudah tidak nyaman dengan panggung yang tergolong kecil buat band sebesar Dewa 19, ditambah lagi sebuah kecelakaan kecil di akhir lagu Arjuna Mencari Cinta. Listrik mendadak terputus dan para personil Dewa 19 terpaksa menghentikan aksi sebelum lagu tuntas. Butuh waktu beberapa menit sebelum listrik tersambung kembali dan pentas dilanjutkan.

Semua memang cuma spekulasi. Tidak ada yang benar-benar tahu apakah konser malam itu memang dihentikan Ahmad Dhani sebelum set list terpenuhi ataukah memang hanya itu yang mereka tampilkan. Tapi buat saya pentas malam itu benar-benar seperti sebuah orgasme yang tertunda. Belasan tahun menantikan hadirnya kembali Ari Lasso bersama band Dewa 19 dan harus menerima kenyataan kalau konsernya tanggung, tak sempat diselesaikan dengan baik. Mungkin Ari juga merasa tidak enak dan merasa bersalah pada para fans malam itu, sama seperti sebagian dari kami yang merasa tanggung. Tak sempat mencapai orgasme. [dG]