Sebuah tulisan ngalor-ngidul tentang rasialisme selepas menonton film Remember The Titans. Semalam saya tidak sengaja menonton sebuah film di jaringan televisi berbayar, judulnya: Remember The Titans. Film lama sebenarnya, produksi tahun 2000 yang dibintangi salah satunya oleh Denzel Washington. Film ini diangkat dari kisah nyata pelatih futbol SMA bernama Herman Boone yang diperankan denga apik […]
Menjelang akhir tahun kemarin di linikala twitter ramai tentang peringatan hari berpulangnya Gus Dur tanggal 30 Desember. Tiba-tiba saya jadi ingin menulis kesan tentang presiden keempat Indonesia ini. Saya lupa kapan pertama kali mendengar namanya, mungkin sekisar akhir tahun 1980an kala saya masih bocah berseragam putih merah. Kalau tidak salah ingat saya pertama mendengar namanya […]
2
Sadarkah kita kalau televisi yang menggunakan frekuensi publik itu makin hari siarannya makin seragam, siarannya jadi alat kampanye dan pencitraan? Atau sadarkah kita kalau jumlah siaran bermutu di televisi kita makin hari mungkin semakin menipis? Suatu malam saya kebetulan berjalan di sebuah lorong dengan deretan rumah yang berjejer rapat di kanan dan kirinya. Tanpa sengaja […]
3
Negeri kita kaya, hanya kadang kita tidak sadar apa yang kita punya sampai kemudian tetangga kita berisik ingin merebutnya. Ketika itulah nasonalisme kita bangkit. Tapi, apakah memang harus seperti itu? “Saya memulai bisnis batik di waktu yang tepat. Ketika Malaysia ribut mau mengklaim batik, ketika itu juga orang Indonesia mulai sadar kalau mereka punya warisan […]
1
“Tahun 2013 sudah mau habis, masih pakai Blackberry?” Saya pertama kali mendengar nama Blackberry pada kisaran tahun 2006. Awalnya dari sebuah iklan televisi sebuah provider yang dibintangi oleh Ferdy Hasan. Lelaki tampan beralis tebal ini tampak menikmati hidupnya dengan gaya jet set. Blackberry jadi pelengkap untuk aktifitasnya yang padat. Kala itu Blackberry memulai terobosan baru […]
2
Tidak tiap hari saya berinteraksi dengan mereka yang tidak sempurna secara fisik, tapi satu kesempatan berinteraksi itu membuat saya justru malu pada diri sendiri. Saya berdiri, asyik menuliskan kalimat-kalimat di smartphone saya ketika seorang lelaki belasan tahun menyenggol saya dengan keras. Dalam hati saya sempat kesal, saya sudah berdiri menyudut dan menyisakan ruang lebar untuk […]
1
15 tahun jadi karyawan saya tidak pernah terlalu pusing dengan yang namanya asuransi kesehatan. Semua diurus kantor, sampai akhirnya saya jadi freelance dan semua berubah. Malang tidak dapat ditolak, untung tidak dapat diraih. Tidak ada orang yang mau jatuh sakit bukan? Tapi yang namanya sakit kadang datang tanpa melihat waktu. Ketika sakit datang, kita susah […]
10
Kalau Anda meminta pendapat seseorang dan dibalas dengan jawaban: terserah apakah Anda senang? Atau malah jengkel? Dalam kamus besar bahasa Indonesia, terserah yang kata dasarnya serah bermakna: sudah diserahkan (kpd); pulang maklum (kpd); tinggal bergantung (kpd) dan sekaligus bermakna masa bodoh. Tentu tergantung kepada kalimat awal atau kalimat yang mengikutinya. 1. Terserah bapak mau makan […]
5
0