Perdelapan Final Tanpa Asia

Kesedihan Korea [foto FIFA.com]
Kesedihan Korea [foto FIFA.com]

Tidak ada wakil Asia di perdelapan final piala dunia tahun ini. Kenyataan yang mengecewakan mengingat 4 tahun lalu setidaknya ada dua wakil Asia yang lolos ke perdelapan final.

Laga penentuan grup selesai sudah, kita sudah mendapatkan 16 negara yang akan berlaga di babak 8 besar. Ada 6 negara Amerika Latin, 6 negara Eropa, 2 negara Amerika Utara dan tengah serta 2 negara Afrika. Mana wakil Asia? Oh, mereka sudah duluan menuju bandara, menuju rumah mereka masing-masing.

Subuh tadi (27/6) wakil Asia terakhir yang bisa diharapkan, Korea Selatan akhirnya takluk pada 10 pemain Belgia. Korea Selatan sebenarnya masih punya peluang jika saja dia berhasil menang atas Belgia dan pertarungan Aljazair vs Rusia berakhir imbang. Apa lacur, harapan Korea Selatan dan miliaran penduduk Asia harus musnah. Justru Aljazair yang mampu mencetak rekor lolos ke babak kedua membawa nama Afrika.

Empat wakil Asia bermain nyaris sebagai pelengkap saja di piala dunia kali ini. Australia, Jepang, Iran dan Korea Selatan masing-masing menjalani 3 pertandingan dengan total 3 poin hasil dari 3 seri. Australia mendapat perlakuan khusus karena mereka memang sial masuk di grup neraka bersama juara bertahan Spanyol, finalis 4 tahun lalu Belanda dan Chili yang tidak bisa dianggap enteng. Australia menyelesaikan semua pertandingan tanpa satupun poin, beruntung mereka masih bisa mencetak gol bahkan membuat satu gol indah lewat kaki Tim Cahill. Gol yang mungkin masuk nominasi gol terbaik di piala dunia tahun ini.

Jepang memulai kampanye piala dunianya dengan penuh semangat. Unggul duluan lewat gol Keizuke Honda sebelum akhirnya malah takluk 1-2 dari Pantai Gading. Di grup F Iran jadi tim pertama yang bermain imbang 0-0 dengan Nigeria. Lumayan, mereka dapat 1 point sebelum akhirnya harus menyerah pada Lionel Messi and Friends di pertandingan kedua. Di grup H Korea Selatan mulai dengan start yang bagus, menahan imbang tim dengan pelatih bergaji termahal, Russia. Tapi langkah mereka langsung mandek ketika Aljazair merontokkan Korea Selatan 4-2.

Hasil-hasil di pertandingan kedua ini menempatkan wakil Asia di posisi sulit (kecuali Australia yang sudah terlanjur gugur di pertandingan kedua). Mereka harus menang di pertandingan terakhir sambil bergantung pada hasil pertandingan lainnya. Sialnya, tak ada satupun wakil Asia yang berhasil menang di pertandingan terakhir, jadi tak perlu repot menunggu hasil dari partai lain yang digelar bersamaan.

***

Ada apa dengan Asia? Kawasan dengan penduduk sebanyak 60% dari total populasi dunia itu tidak bisa berbuat banyak di lapangan hijau. Asia tetap jadi pasar empuk bagi industri sepakbola, mengingat jumlah penduduknya yang sangat besar, pun mengingat banyaknya hartawan yang berani berinvestasi pada industri ini, termasuk di piala dunia. Sebagai ilustrasi, piala dunia kali ini didukung oleh 3 raksasa industri besar dari Asia yaitu Sony, Hyundai dan Fly Emirates.

Carlos Quieroz yang mantan pelatih Real Madrid dan sekarang menukangi Iran sudah mengakui kalau kualitas sepakbola Asia memang tertinggal dari Eropa dan Amerika Latin, bahkan Afrika sekalipun. Pernyataan ini dikeluarkan Queiroz sesaat setelah timnya secara menyakitkan tidak bisa menghentikan Lionel Messi di pertandingan kedua grup F.

Glenn Moore, seorang jurnalis dari Independent.co.uk merumuskan setidaknya ada 3 faktor utama yang membuat sepakbola Asia sulit berkembang saat ini. Faktor pertama kata Glenn Moore adalah karena postur orang Asia yang tidak sebesar dan sekuat orang Eropa atau Afrika. Faktor ini membuat banyak pemain Asia kesulitan bersaing dengan pemain dari benua lain.

Faktor kedua adalah tentang kebijakan politik dan sejarah bangsa-bangsa Asia yang cenderung menutup kemungkinan untuk terbuka. Beberapa negara memang sangat ketat mengatur soal hubungan luar negeri termasuk dalam soal olahraga. Di beberapa negara liga sepakbolanya sangat berkaitan dengan urusan politik, termasuk Indonesia tentu saja.

Terakhir, menurut Glenn beberapa negara Asia punya liga yang kaya raya. Jepang, Korea Selatan dan beberapa negara Arab memang menggelontorkan uang banyak untuk mengembangkan liga mereka. Akibatnya banyak pemain yang sudah puas bermain di liga lokal daripada membidik kesempatan bermain di liga Eropa seperti banyak pemain dari negara-negara Afrika.

Tiga faktor ini saling berkait satu sama lain dan membuat rata-rata pemain Asia jadi sulit bersaing dengan pemain dari benua lain, khususnya di level yang tinggi. Musim kemarin tercatat hanya ada 5 pemain Asia yang bermain di Liga Champion Eropa dari total 777 pemain yang terdaftar. Jumlah ini sangat sedikit padahal kita tahu kalau Liga Champion Eropa adalah salah satu kompetisi klub dengan level tertinggi.

Saat ini banyak klub Eropa yang memang membuka pintu mereka buat pemain-pemain Asia, khususnya dari Jepang dan Korea Selatan. Alasan utama mereka adalah pemain-pemain dari Jepang dan Korea Selatan punya disiplin tinggi dan kemauan untuk terus belajar. Sayangnya jumlah mereka tidak bertambah secara signifikan, hanya secuil yang berhasil lolos dan masuk ke level tertinggi Eropa.

Prestasi tertinggi negara Asia di piala dunia tentu saja ketika mereka berhasil menempatkan Korea Selatan di partai semifinal 2002. Banyak orang menuding kalau itu terjadi karena pengaruh Korea Selatan sebagai tuan rumah, mungkin ada benarnya tapi di sisi lain keberhasilan Korea Selatan waktu itu membuncahkan harapan kalau Asia akan bisa bersaing dengan benua lain. Untuk sementara memang iya, tapi tidak untuk jangka panjang. Prestasi Asia di piala dunia masih fluktuatif, naik turun dan tidak stabil.

Malam ini partai perdana perdelapan final akan digelar, Brasil akan membuka laga menghadapi Chile. Setelahnya akan ada beberapa partai lain yang dijamin bakal seru. Sayangnya karena kita sebagai orang Asia benar-benar hanya akan jadi penonton dan komentator karena tidak satupun wakil Asia ada di sana. [dG]