Sejarah Baru: Wasit Perempuan di Piala Dunia
Sejarah baru dalam perjalanan sejarah sepak bola pria, khususnya dalam sejarah piala dunia.
Tanggal 2 Desember 2022, sejarah baru piala dunia tercipta. Bukan cuma satu, tapi tiga sekaligus. Pertama, pertama kalinya dalam sejarah Jepang bisa mengalahkan Spanyol dalam partai resmi piala dunia. Skor 2-1 menutup pertandingan antara Jepang vs Spanyol yang jadi pertandingan penutup grup E Qatar 2022. Hasil di luar dugaan yang membenamkan harapan Jerman untuk lolos ke babak kedua. Padahal di saat bersamaan terpisah puluhan kilometer, mereka berhasil mengalahkan Costa Rica 4-2.
Di tempat berbeda itulah dua sejarah lain terjadi. Pertama, untuk pertama kalinya Jerman gagal lolos penyisihan grup piala dunia dua tahun berturut-turut. Di Rusia 2018, Jerman juga gagal lolos dari fase grup setelah di pertandingan pertama kalah dari Mexico, lalu imbang melawan Swedia, dan akhirnya kalah melawan Korea Selatan di pertandingan terakhir. Tahun ini, setelah kalah melawan Jepang di pertandingan pertama dan bermain imbang melawan Spanyol, mereka dituntut menang lawan Costa Rica dengan syarat Spanyol harus menang. Sayang, syarat pertama terpenuhi tapi syarat kedua tidak. Jerman tetap tidak lolos meski menang melawan Costa Rica. Sejarah baru, dua episode piala dunia Jerman tidak lolos dari fase grup.
Tapi kita tinggalkan sejarah kedua itu, karena ada sejarah lain yang lebih menarik dan terjadi di malam yang sama.
Sthephanie Frappart, perempuan 38 tahun asal Perancis menjadi perempuan pertama yang resmi menjadi wasit dalam partai resmi putaran final piala dunia khusus untuk pria. Stephanie bersama 2 orang perempuan lain memimpin pertandingan penuh ketegangan itu. Benar-benar sebuah sejarah baru.
Memulai Sejak 2019
Stephanie Frappart memulai karir sebagai ofisial pertandingan sepak bola berusia 13 tahun di Herblay-sur-Seine, barat laut Paris, tempatnya dibersarkan. Di tahun 2019, Stephanie menuliskan namanya dalam buku sejarah Ligue 1 Perancis setelah menjadi wasit perempuan pertama dalam laga antara Amiens and Strasbourg. Di tahun yang sama Stephanie juga menjadi bagian dari wasit yang memimpin pertandingan UEFA Super Cup antara Liverpool melawan Chelsea. Ini jadi kali pertama perempuan ikut ambil bagian sebagai ofisial dalam pertandingan resmi sepak bola pria tingkat Eropa.
Setahun kemudian, tepatnya di tahun 2020 Stephanie Frappart kembali lagi mencatatkan dirinya dalam sejarah, khususnya sejarah UEFA Champions League. Stephanie memimpin pertandingan Juventus melawan Dynamo Kyiev.
Stephanie tidak berhenti di sana menuliskan namanya di buku sejarah, karena setahun kemudian di tahun 2021, Stephanie kembali mencatatkan diri sebagai perempuan pertama yang memimpin partai penyisihan kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 yang mempertemukan Belanda melawan Latvia.
Berkali-kali mencatatkan diri sebagai perempuan pertama yang memimpin pertandingan sepak bola pria menjadikan Stephanie Flappart percaya diri menjadi wasit pertama di partai putaran final Piala Dunia Qatar 2022. Dimulai dengan menjadi ofisial keempat di partai Mexico lawan Polandia, lalu kemudian sejarah tercipta.
Stephanie meniupkan peluit panjang yang mengakhiri pertandingan Jerman vs Costa Rica. Sejarah panjang Piala Dunia yang dimulai sejak 1930 akhirnya mencatatkan adanya perempuan sebagai penanggungjawab pertandingan antar pria ini.
Dimulai Dari Bibiana Steinhauss
Perjalanan panjang perempuan dalam memimpin sepak bola pria dimulai dari tahun 2017. Sebenarnya ada catatan wasit perempuan sebelumnya, tapi tahun 2017 menjadi penting karena terjadi di salah satu liga kasta tertinggi di Eropa, tempat yang jadi kiblat sepak bola dunia.
Adalah Bibiana Steinhauss – kala itu 38 tahun – menjadi perempuan pertama yang memimpin pertandingan di Bundesliga, liga kasta tertinggi Jerman. Tanggal 10 September 2017, Bibiana memimpin pertandingan antara Hertha Berlin vs Werder Bremen. Sebelum kejadian itu, Bibiana sebenarnya sudah resmi menjadi wasit Budesliga sejak tahun 2007. Sebelumnya Briana lebih banyak memimpin pertandingan di divisi dua liga Jerman, dan pertandingan di Jerman Cup.
Bibiana juga menjadi perempuan pertama yang menjadi wasit profesional di Jerman, sekaligus menjadi perempuan pertama dari Jerman yang menjadi wasit FIFA di tahun 2005.
Kalau mau ditarik lebih luas, sebenarnya aksi perempuan sebagai wasit dalam pertandingan sepak bola pria adalah Nicole Petignant dari Swiss di tahun 1999. Hanya mungkin karena popularitas Liga Swiss tidak seterkenal liga seperti Liga Jerman, Liga Italia, Perancis, Spanyol, apalagi Inggris, jadi nama Nicole Petignant tidak terlalu bergema.
*****
Peran perempuan dalam sepak bola memang semakin terasa. Liga sepak bola perempuan, turnamen seepak bola perempuan, sampai piala dunia perempuan telah dihelat secara reguler dan menjadikan sepak bola bukan lagi murni milik pria. Tahun ini, perempuan pun sudah resmi menjadi wasit dalam partai Piala Dunia dan ini tentu menjadi catatan penting dalam perkembangan piala dunia.
“Stephanie Frappart pasti telah bekerja sangat keras untuk sampai di tingkat ini. Ini menjadi catatan penting dan positif bagi dunia sepak bola untuk menunjukkan bahwa olahraga ini untuk semua kalangan,” kata Luis Fernando, pelatih kepala Costa Rica.
Sebuah langkah maju. Tinggal menunggu kapan ada pelatih sepak bola perempuan yang bisa melatih para pria, apalagi sampai ke level tinggi. [dG]