Kosta Rika, Dongeng Negeri Liliput

Pemain Kosta Rika [foto: FIFA.com]
Pemain Kosta Rika [foto: FIFA.com]

Negara dengan luas sedikit lebih besar dari Jawa Timur dan berpenduduk lebih sedikit dari Jakarta ini tiba-tiba jadi perbincangan di piala dunia 2014 Brasil. Benar-benar seperti sebuah cerita dongeng indah dari sebuah negara liliput.

Coba buka peta dan tunjukkan di mana letak Kosta Rika (atau dalam bahasa Inggris: Costa Rica), saya yakin sebagian besar dari kita pasti bingung di mana letaknya. Atau begini, tanpa membuka Google sebutkan ibu kota negara Kosta Rika. Saya yakin sebagian dari kita juga pasti bingung kan?

Itu hanya sedikit ilustrasi betapa negara yang terletak di Amerika Tengah itu memang tidak terkenal, bahkan kalah terkenal dari tetangganya seperti Nicaragua atau Panama. Yah, negara ini memang tak terlalu terkenal, luasnyapun hanya sedikit lebih luas dari propinsi Jawa Timur. Penduduknya? Jauh lebih sedikit dari Jakarta. Tahun 2011 Kosta Rika hanya dihuni 4.5 juta jiwa, jauh dibanding Jakarta yang sekarang diprediksi berpenduduk lebih dari 9 juta jiwa.

Di dunia sepak bolapun Kosta Rika bukan negara yang terkenal. Mereka baru 4 kali lolos ke piala dunia. Pertama kali lolos tahun 1990 kala mereka dilatih Bora Milutinovic, seorang pelatih yang terkenal piawai memoles tim antah berantah. Pertama kali masuk piala dunia dan Kosta Rika langsung lolos ke babak perdelapan final. Prestasi ini membuat para pemainnya dipuja bak pahlawan dan terus jadi bahan cerita sampai sekarang.

Tahun 2002 dan 2006 Kosta Rika masih lolos ke piala dunia, tapi kala itu penampilan mereka gampang terlupakan. Hanya jadi pelengkap dan tak lolos ke babak berikutnya. Para pahlawan tahun 1990 masih tetap yang terbaik dan memenangkan hati warga Kosta Rika.

Sampai akhirnya Kosta Rika kembali lolos ke piala dunia 2014. Selepas undian sebagian besar warga dunia pasti setuju kalau dibilang Kosta Rika sekali lagi hanya akan jadi pelengkap. Lihat siapa teman grup mereka, tiga-tiganya adalah mantan juara dunia dan tiga-tiganya adalah kekuatan besar sepak bola dunia. Uruguay, Italia dan Inggris. Dibanding 3 nama itu, Kosta Rika tidak ada apa-apanya. Liliput, dan pasti akan cepat terlupakan.

*****

Tapi liliput yang satu ini rupanya keras kepala. Di pertandingan perdana mereka menghantam Uruguay 3-1 setelah lebih dulu tertinggal 0-1. Orang-orang mulai mengernyitkan dahi melihat ulah Kosta Rika.

“Ah, pasti cuma kebetulan. Toh Uruguay juga harus bermain dengan 10 orang.” Kata sebagian orang. Wajarlah, siapa sih Kosta Rika dibanding Uruguay yang tahun lalu masuk semi final piala dunia?

Ketika kemudian mereka juga berhasil menghantam juara dunia 2006 Italia, barulah orang mulai paham kalau negara liliput yang satu ini memang tidak main-main. Mereka serius saudara-saudara! Bahkan mereka berhasil memulangkan Inggris sebelum bertemu. Di pertandingan terakhir Inggris yang sudah tidak punya harapan dibuat frustasi dan gagal mencetak gol.

Kosta Rika lalu lolos sebagai juara grup, mengangkangi 3 juara dunia yang lebih diunggulkan. Sebelum piala dunia digelar saya yakin nyaris tidak ada orang yang berharap mereka lolos sebagai juara grup. Tidak jadi lumbung golpun Kosta Rika sudah untung. Tapi lihat buktinya, mereka lolos sebagai juara grup! Kalau saja ada yang bertaruh memegang Kosta Rika sebagai juara grup D saya yakin sekarang orang itu sudah punya minimal motor baru.

Di perdelapan final Kosta Rika harus bertemu Yunani, juara Euro 2004. Oke, langkah mereka pasti hanya sampai di sini saja, kata sebagian besar orang. Termasuk saya. Tapi saya salah, pun dengan orang-orang yang berpikir sama. Kosta Rika lolos secara dramatis lewat adu penalti. Mereka punya pahlawan baru bernama Keylor Navas yang tampil nyaris sempurna.

Tahun ini piala dunia memang seperti dikuasai para kiper, salah satunya Keylor Navas yang bermain di bawah mistar Kosta Rika.

Belanda yang menghadapi mereka di perempat final juga harus merasakan tangguhnya si Navas. Robben, Sneider, Kuyt dan Van Persie sampai frustasi melihat kokohnya pertahanan Kosta Rika termasuk gesitnya Navas. Satu lagi, tiang gawang juga ikut menggagalkan usaha pemain Belanda. Malam itu sepertinya semua bersekutu untuk membantu Kosta Rika lolos ke semi final untuk pertama kalinya.

Tapi persekutuan itu hanya berlangsung selama 120 menit. Di adu penalti Kosta Rika kalah beruntung dan kalah mental dari Belanda. Kecerdikan Van Gaal jadi highlight malam itu. Tim Krull yang dimasukkan di menit-menti terakhir jadi kartu as bagi Belanda yang membawa mereka ke semi final.

Berakhirlah sudah perjalanan negara liliput bernama Kosta Rika. Datang sebagai negara yang tak diunggulkan mereka bisa pulang dengan kepala tegak. Keylor Navas bisa jadi pahlawan baru di Kosta Rika, pahlawan yang pasti akan diceritakan turun temurun untuk waktu yang lama. Keylor Navas melakukan 21 penyelamatan dan hanya kemasukan 2 gol. Jumlah yang luar biasa untuk seorang kiper dari negeri antah berantah. Satu lagi, di antara semua tim yang gugur di perdelapan final hanya Kosta Rika satu-satunya negara yang tidak pernah kebobolan dari open play. Pas untuk membuat mereka pulang dengan kepala tegak.

Benar-benar sebuah dongeng indah dari sebuah negara liliput. Mungkin selepas membaca artikel ini Anda akan membuka Wikipedia dan Google untuk mencari tahu tentang Kosta Rika. Selepas itu mungkin kita akan bertanya: kalau negara sekecil itu saja bisa lolos di piala dunia, kenapa kita tidak bisa?

Mari kita renungkan. [dG]