25 April Buat Moyes dan Tito
25 April jadi tanggal yang penting buat mantan pelatih MU, David Moyes sekaligus tanggal yang menyedihkan untuk seluruh keluarga dan orang-orang yang mencintai mantan pelatih Barcelona, Tito Vilanova.
“Tugas kalian sekarang adalah mendukung pelatih yang baru.” Begitu kata Sir Alex Ferguson pada pidato perpisahannya di depan pemain dan fans Manchester United. Pelatih yang dimaksud adalah David Moyes, pria kaukasia dari Scotlandia yang selama 11 tahun berada di belakang layar Everton. Sir Alex dengan kemegahan nama dan kuasanya menunjuk Moyes untuk melanjutkan bahtera yang selama 26 tahun berhasil dibawanya jauh di samudra kesukesan, membesarkan klub dari kota utara Inggris itu menjadi salah satu klub tersukses bahkan terkaya di jagad raya.
Moyes mengawali langkahnya dengan gelar Community Shields, semua fans tersenyum senang, haters mengernyitkan dahi. Lelaki ini jelas bisa melakukan sesuatu, mungkin itu yang ada di kepala mereka saat itu. Tapi waktulah yang kemudian jadi juri dan hakim yang perlahan-lahan memaparkan bukti kalau Moyes tetaplah pelatih semenjana dari klub semenjana. Jauh kalau mau dibiarkan bersanding dengan nama besar Manchester United.
Moyes perlahan-lahan mencatatkan sejarah, tapi tunggu dulu! Bukan sejarah manis seperti yang dicatat Sir Alex Ferguson, tapi sejarah kelam yang akan diingat untuk waktu yang lama. Untuk pertama kalinya Swansea berhasil menang di Old Trafford, untuk pertama kalinya sejak 1972 Newcaslte United menang di Old Trafford, untuk pertama kalinya dalam semusim Manchester United kalah 2 kali (home dan away) dari Everton dan masih banyak lagi.
Empat pertandingan menjelang akhir musim dan Manchester United masih betah di posisi ketujuh klasemen Liga Inggris. Fans mulai meradang, anak-anak alay yang baru kenal Manchester United kala klub ini sedang sukses berbaris di belakang brigade yang meneriakkan MOYES OUT! Fans keras kepala yang mungkin sudah hidup di jaman ketika Sir Alex memulai kampanyenya di Manchester United meminta fans bersabar dan memberi Moyes waktu. Sir Alex dulu butuh waktu 4 tahun sebelum bisa mempersembahkan piala buat MU, kata mereka.
Tapi, uanglah yang berkuasa. Malcolm Glazer dan jajaran pria bersetelan jas itu punya pandangan lain. Moyes bukan bagian dari skema bisnis mereka, Moyes tidak mampu membuat mesin bisnis mereka bergerak seperti yang diharapkan. Ibaratnya, Moyes adalah duri dalam daging yang secepatnya harus disingkirkan.
Mereka tidak peduli kalau sebenarnya di belakang Moyes ada 24 pemain yang sama perannya dalam memacetkan mesin itu. Ada 24 pemain yang turun ke lapangan dengan enggan dan bermain nyaris tanpa semangat dan kreativitas seperti yang selalu berhasil ditumbuhkan Sir Alex. Sebenarnya para pemain juga bertanggung jawab penuh, tapi klub tidak mungkin memecat 24 pemain sekaligus, kata Gary Neville salah satu asisten Moyes dan mantan punggawa Manchester United juga. Hanya Moyes yang bisa dipecat, ke bahunyalah semua tanggung jawab diserahkan.
Orang-orang bahkan tidak peduli kalau Sir Alex Ferguson juga punya andil dalam drama yang disebut sebagai kegagalan Moyes itu. Sir Alex dengan kekerasan kepalanya yang kadang susah dimengerti itu adalah orang yang menggaransi kedatangan Moyes, ujung jarinya yang menunjuk langsung ke dahi Moyes dan membuat para petinggi klub lainnya tidak bisa menolak. Kata BBC, Sir Alex seharusnya mengambil bagian juga dari kegagalan Moyes ini.
*****
Di Semenanjung Iberia, tepatnya di propinsi Catalan yang lebih dekat ke Asia ada juga pria dengan guratan nasib yang hampir sama dengan David Moyes. Namanya Tito Villanova, dia lahir 17 September 1968 dan pernah menjadi pemain sepakbola profesional untuk Barcelona, tapi tak kunjung mampu menembus tim inti sampai harus menepi ke klub kota kelahirannya yang mungkin Andapun tak pernah mendengarnya, UE Figueres.
Musim 2003-2004 Tito mulai berkarir sebagai pelatih. Dari sebuah klub kecil hingga akhirnya dia dipercaya menjadi asisten pelatih Pep Guardiola di Barcelona B. Sejak musim panas 2008 pangkatnya naik, menjadi asisten pelatih untuk Frank Rijkaard yang kala itu sudah berhasil membangkitkan sang raksasa Catalan. Ketika Pep Guardiola ikut-ikutan naik pangkat menjadi pelatih tim utama Barcelona, Tito tetap menjadi bagian dari tim besar itu. Tito ikut dalam semua kesuksesan Barcelona selama 5 tahun terakhir.
Hingga akhirnya 27 April 2012 Tito mencapai puncak tangga karirnya. Pep memutuskan mencari tantangan lain dan meninggalkan Barcelona dan Tito duduk di kursi yang biasa diduduki Pep, menjadi pelatih Barcelona. Musim pertamanya berjalan sukses, Barcelona hanya kalah di 8 pertandingan kompetitif dan memenangkan gelar La Liga ke 22-nya. Tito rupanya tak punya masalah menggendong nama besar Barca yang sudah lebih dahulu dibangun Rijkaard dan Guardiola.
Sinar terang Rijkaard dan Guardiola tidak membuat Tito kecil hati, tapi kankerlah yang membuatnya harus mundur. Juli 2013 dia dengan berat hati meminta maaf kepada fans, pemain dan petinggi klub karena tidak bisa menuntaskan durasi 2 tahun kontraknya. Kankerlah yang memaksanya untuk mundur meski fans, pemain dan petinggi klub masih sangat mempercayainya.
*****
25 April 2014, Moyes merayakan ulang tahunnya yang ke 51. Mungkin dia merayakannya dalam sepi dan penuh ketidaknyamanan. Seorang ksatria tak pernah merasa nyaman ketika dia harus ditendang sebelum perang berakhir. Seorang ksatria tidak pernah merasa nyaman ketika dia harus berhenti dari sebuah perang, dengan embel-embel pecundang. Tapi, mungkin juga Moyes merayakan ulang tahunnya dengan bibir tersenyum, lepas sudah beban mental yang membuat wajahnya terlihat jauh lebih tua dari terakhir ketika dia masih melatih Everton.
25 April 2014, Tito menghembuskan nafas terakhirnya. Bukan klub lawan atau titah petinggi klub atau teriakan kebencian dari fans yang membuatnya menyerah, tapi kanker. Juli 2013, kankerlah yang membuat Tito harus rela meninggalkan dunia sepakbola yang dicintainya, dan 10 bulan kemudian kanker juga yang membuat Tito harus rela meninggalkan orang-orang yang mencintai dan dicintainya.
Selamat ulang tahun David Moyes, terima kasih sudah jadi satu bagian dari perjalanan sebuah klub raksasa bernama Manchester United. Dunia mungkin tak perlu menunggu lama sebelum mendengar kembali namamu diteriakkan dari pinggir lapangan.
Selamat jalan Tito Vilanova, terima kasih sudah menjadi satu bagian dari perjalanan indah sebuah klub besar bernama Barcelona. Kita tidak perlu menunggu sosokmu berdiri dari pinggir lapangan karena itu tidak mungkin lagi, kita hanya perlu ingat kalau pernah ada seorang pria bernama Tito Vilanova yang tak takut pada nama besar Rijkaard, Guardiola dan Barcelona tapi harus takluk pada kejamnya kanker. Sepakbola akan selalu berterima kasih pada para ksatria yang mengajarkan kita indahnya sepakbola. [dG]