Smart di Dunia Maya
Cerita dari gathering Smartfren dan Bloger Makassar
Siang di sebuah desa di kaki gunung Rinjani. Kami baru saja menyelesaikan sebuah sesi obrolan bersama beberapa warga desa. Udara sejuk memeluk, matahari tidak terlalu garang.
Kami sedang mengobrolkan tentang bagaimana warga desa memanfaatkan potensi desanya, termasuk salah satunya adalah nangka. Nangka adalah potensi, tapi sayangnya karena jumlahnya terlalu banyak, kadang tidak semua bisa diserap pasar. Tinggallah nangka itu membusuk, tidak diapa-apakan.
“Kenapa tidak diolah jadi kripik nangka saja?” Tanya kami.
“Oh iya ya, bisa juga. Coba saya gugling dulu caranya,” kata seorang perempuan muda di depan kami.
Dengan cepat dia meraih handphone-nya dan mulai membuka Google.
Saya terkesiap, tidak menyangka perempuan muda di desa yang jauh dari kota di kaki Gunung Rinjai itu ternyata mengenal Google juga. Luar biasa! Kata saya dalam hati.
Ternyata, warga desa itu hampir semua paham internet. Mereka menggunakan internet untuk mencari informasi, termasuk mencari cara-cara baru untuk mengolah potensi desa mereka dan menggunakan Facebook untuk memasarkan hasil potensi desa mereka.
*****
Ibu-ibu muda yang saya temui itu adalah sedikit dari mereka yang menemukan hal-hal positif dari internet. Saat ini menurut survey Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet Indonesia di tahun 2016 mencapai angka 132,2 juta orang. 65%-nya atau 86,3 juta di antaranya ada di pulau Jawa.
Jumlah itu sangat besar, hampir enam kali jumlah penduduk Malaysia. Indonesia memang temasuk negara dengan penetrasi internet tertinggi di dunia.
Sayangnya, dari jumlah sebesar itu tidak semua adalah mereka yang menggunakan internet dengan bijak. Tahu sendiri kan, bagaimana maraknya berita hoax, ujaran kebencian atau perpecahan yang terjadi berawal dari media sosial di Indonesia?
Konten-konten negatif pun adalah salah satu momok menakutkan buat pengguna internet Indonesia. Dari konten pornografi, sampai konten bertema kekerasan. Semua marak dan bisa diakses siapa saja, kapan saja.
Persoalan inilah yang jadi salah satu tema yang dibincangkan dalam gathering Smartfren bersama blogger Makassar, Sabtu 12 Agustus 2017. Gathering ini dilangsungkan di Publiq Dine and Wine, Jln. Arif Rate, Makassar.
Acara yang dimulai selepas makan siang ini dimulai dengan perkenalan singkat antara Smartfren dan para peserta. Seingat saya, ini kali kedua Smartfren mengadakan gathering bersama bloger Makassar, setelah beberapa bulan sebelumnya.
Saat ini Smartfren sudah berkembang dari semata penyedia layanan hingga menjadi penyedia device juga. Produk Smartfren yang paling terkenal tentu saja adalah berbagai varian handphone dan modem dengan nama Andromax. Selain itu, Smartfren juga bekerjasama dengan berbagai brand handphone lain seperti Oppo dan iPhone. Ini tentu saja untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Tapi, dalam acara ini juga diungkapkan kalau Smarfren bukan hanya fokus pada pengembangan produk saja, tapi juga berpikir untuk membantu penyebaran konten-konten positif di duna maya. Sebagai penyedia layanan, Smartfren juga menaruh perhatian pada isu ini.
Seperti yang disebut di atas, bagaimanapun internet adalah pisau bermata dua. Satu sisi menguntungkan, tapi di sisi lain merusak. Salah satu contohnya ya konten-konten negatif itu, termasuk video-video maupun postingan.
Salah satu upaya Smartfren 4G dengan membuat konten positif adalah dengan membuat serial video di YouTube dengan tokoh utama Saaih Halilintar. Tujuan utama dari video ini adalah untuk menekankan betapa pentingnya peran keluarga, utamanya di jaman ketika orang biasanya jauh lebih sibuk dengan handphone mereka daripada dengan keluarga.
https://www.youtube.com/watch?v=Is2vypvfcGM
Konten video tersebut diakui oleh YouTube. Tahun 2017, video dari Smartfren itu terpilih sebagai most viewed video on YouTube untuk kategori Telco Brand. Diharapkan ke depannya akan semakin banyak video-video atau konten lain yang bernilai positif.
Di salah satu sesi, Yose Tireza Arizal selaku Regional Head Smartfren Sulawesi dan Kalimantan, tampil memaparkan kelebihan jaringan Smartfren, utamanya di Sulawesi Selatan. Melalui sebuah aplikasi pihak ketiga bernama NPERF, Yose memberi bukti kalau di kawasan Sulawesi Selatan koneksi 4G Smartfren adalah yang terbaik. Dia membandingkannya dengan beberapa operator lain yang ada di Sulawesi Selatan. Hasilnya? Smartfren memang terlihat memiliki jangkauan 4G paling luas. Warna merah mewakili 4G dan terlihat jauh mendominasi, lebih dari operator lain. Smartfren 4G 100% lah pokoknya.
Secara tegas, Yose berucap, “Terlihat kan, rumput mana yang lebih merah?”
Acara kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab. Saya sendiri sebagai salah salah satu bloger di Makassar dan pengguna Smartfren mengajukan pertanyaan; mungkinkah akan ada kerjasama antara bloger dan Smartfren untuk sama-sama mengedukasi pengguna internet agar bisa menciptakan konten positif? Kan percuma kalau punya internet cepat tapi dipakai hanya untuk yang tidak jelas.
Tawaran saya ternyata disambut antusias oleh Smartfren. Wohoo! Mari kita tunggu, semoga ke depannya akan ada kerjasama antara bloger Makassar dan Smartfren untuk bisa sama-sama mengedukasi pengguna internet Indonesia. Kalau kita semua smart di dunia maya, maka tentu semua akan senang. Bukan begitu? [dG]
Sekarang yang paling banyak adalah menyebarkan konten tanpa mencari terlebih dulu kebenarannya. Setelah ramai dan ketahuan salah, nanti mereka menghapus sembari meminta maaf karena khilaf 🙁