Tanpa Sensasi, Artis Jadi Apa?
Sepertinya sensasi itu sudah jadi bagian dari kehidupan artis ya? Ibarat makanan, sensasi adalah bumbu penyedap. Tanpa sensasi, prestasi bisa jadi terasa hambar.
Adjie Pangestu masuk berita lagi. Setelah sekian lama seperti menghilang dari layar kaca, artis pria yang dulu pernah jadi suami Annisa Tri Hapsari itu mendadak jadi rajin muncul di acara infotainment. Apa dia punya prestasi baru? Atau habis main film? Sepertinya iya, tapi bukan itu yang jadi highlight. Adjie rajin masuk televisi karena kasus percintaannya dengan seorang dara muda bernama Bella yang terancam kandas!
Iya, gara-garanya si pujaan hati yang cantik jelita itu mendapati Adjie bermesraan dengan wanita lain. Emosinya memuncak dan tanpa basa-basi di depan kamera yang steady dan tetap fokus Bella melabrak si wanita yang dia duga jadi selingkuhan calon suaminya. Brak! Hampir saja adegan jambak-jambakan antara 2 wanita jadi sajian kalau Adjie tidak segera menengahi mereka. Tenang, semua adegan itu terekam kamera dan jadi komoditi yang bisa dinikmati banyak orang lewat layar kaca.
Dan kekisruhan itu sukses membuat wajah Adjie Pangestu jadi rajin lagi menyambangi pesawat televisi. Baguslah, setelah namanya nyaris terlupakan setidaknya dia bisa dikenal lagi. Informasi lainnya, sebentar lagi Adjie juga akan muncul di layar bioskop dengan film terbarunya. Tebak siapa teman mainnya, yak benar! Bella yang juga jadi rajin muncul di layar kaca karena kasus percintaannya dengan Adjie.
Bikin sensasi yang bersamaan dengan peluncuran film baru? Kedengaran seperti kebetulan ya? Atau memang sengaja dibuat seperti itu? Bukannya ini strategi yang sudah jamak? Tidak heran kalau banyak orang yang kemudian percaya kalau praktik seperti ini sebenarnya adalah praktik umum dan sudah menjelang kuno. Tujuannya ya mengangkat kembali nama seorang artis atau pesohor. Apalagi kalau dalam jarak dekat mereka memang sedang menyiapkan karya baru.
Rumus menggunakan sensasi untuk mengangkat mengangkat atau mendongkrak popularitas sudah sering dipakai di Indonesia. Beberapa pesohor bahkan lebih terkenal karena sensasi dan masalah daripada karya-karyanya. Tidak percaya? Coba lihat Dewi Perssik dan Nikita Mirzani.
Ada yang bisa menyebut karya-karya Dewi Perssik? Atau paling tidak deretan album rekamannyalah. Mungkin ada, tapi pasti hanya sedikit dari kita yang bisa. Tapi coba kalau kita tanya berapa kasus atau sensasi yang dibuat Dewi Perssik? Yakinlah, deretannya akan sangat mudah dibuat karena memang sepertinya wanita satu ini lebih akrab dengan sensasi daripada prestasi.
Bagaimana dengan Nikita Mirzani? Mungkin saya yang kurang gaul, tapi sumpah saya memang tidak tahu perempuan satu ini profesinya apa. Beberapa tahun lalu saya memang pernah melihat dia jadi pelengkap sebuah acara talk show malam hari di sebuah stasiun televisi. Tapi cuma sebatas itu, setelahnya saya tidak tahu lagi dia main film atau jadi presenter atau malah jadi penyanyi? Namanya lebih sering disebut karena dia tersandung kasus kriminal atau kasus-kasus serupa. Sekali lagi, Nikita berhasil membuktikan kalau popularitas bisa didongkrak dengan sensasi tanpa harus berprestasi.
Sensasi sepertinya jadi hal yang mutlak dimiliki pesohor (utamanya di Indonesia) jika ingin dikenal luas. Harusnya tidak seperti itu karena bagaimanapun yang namanya pesohor harusnya lebih dikenal karena prestasinya. Tapi itu kan teori? Prakteknya tidak begitu.
Sandy Sandoro bisa jadi anti teori. Prestasinya sudah tidak diragukan lagi ketika dia berhasil membuat banyak orang bule ternganga-nganga melihat teknik menyanyinya. Tapi bagaimana dengan popularitasnya? Hanya karena dia sepi sensasi maka tentu saja popularitasnya tidak secemerlang artis dangdut yang ditipu pria sok keren.
Memang ada mesin yang bekerja untuk memuluskan antiteori itu. Namanya televisi. ?Di Indonesia, televisi yang mempertuhankan rating itu masih jadi standar populer tidaknya seseorang. Sering masuk televisi karena alasan apapun berarti popularitas sudah di tangan. Soal apakah itu prestasi atau bukan, itu tidak jadi soal.
Mengamati apa yang terjadi di jagad infotainment Indonesia kita bisa belajar banyak hal. Salah satunya: kalau ada artis yang tersandung kasus atau tiba-tiba muncul karena ada masalah dengan kehidupan pribadinya maka jangan langsung percaya apalagi sampai ikut bersimpati. Bisa jadi itu hanya salah satu cara untuk mencari sensasi agar bisa dibicarakan orang lagi seperti saat masih jaya dulu.
Bagi artis yang tidak pandai mencari sensasi maka bersiaplah untuk dilupakan orang. Atau setidaknya bersiaplah dengan jawaban, “Iya, saya lagi konsentrasi mengurus keluarga” ketika ada yang bertanya, “Kenapa Anda sekarang jarang tampil di televisi lagi?”
Dan saya jadi bertanya-tanya, tanpa sensasi artis akan jadi apa ya? [dG]
kalau sudah nikah gak tau Nikita Mirzani itu malah harus bersyukur daeng, hidupmu tenang =)))))
iya, hidupku tidak tenang kalau NM muncul di tipi..
apalagi kalau cuma pake tanktop..
jadi pengangguran mas 😀