Tuhan Punya Selera Humor Yang Aneh

Kegembiraan Manchester City

Setelah 44 tahun, akhirnya Manchester City bisa menggenggam kembali gelar juara

Don’t say it’s over untill it’s over ; begitu kata Sir Alex Ferguson di ruang ganti Nou Camp 13 tahun yang lalu. Saat itu anak buahnya tertinggal 0-1 dari Bayern Muenchen di final Liga Champions Eropa. Pria Scotlandia itu memang tergolong pria yang tak kenal menyerah. Butuh 4 tahun sejak kedatangannya ke Old Trafford sebelum dia berhasil membawa sebuah piala untuk Manchester United. Dia pekerja keras, dan nyaris tak kenal menyerah meski usianya makin beranjak tua.

Sejarah mencatat 26 Mei 1999 drama terjadi di kandang Barcelona. Manchester United yang tertinggal 0-1 nyaris sepanjang pertandingan membalikkan keadaan dengan dua gol di perpanjangan waktu. Beckham dan kawan-kawan menggila di lapangan, mereka akhirnya tertawa puas di ujung pertandingan meninggalkan Samuel Kuffouor yang bahkan tak mampu berdiri menyesali kesalahannya.

Don’t say it’s over untill it’s over. Kalimat itu jadi kalimat sakti dari Sir Alex Ferguson.

Nyaris 13 tahun kemudian drama yang sama terulang lagi. Sir Alex mungkin kembali membisikkan mantra yang sama ketika MU berada di posisi tidak nyaman dalam perburuan gelar dengan tetangga mereka, Manchester City. Mereka beroleh poin yang sama, tapi City unggul selisih gol. Setelah sekian lama, Premiere League harus menunggu hingga peluit terakhir untuk menentukan sang juara.

MU bertandang ke markas Sunderland dan City menjamu Queens Park Ranger. Tak ada yang mudah meski QPR adalah klub yang berdiri di bibir jurang degradasi. QPR punya beberapa pilihan, tapi mereka tak mau menunggu hasil dari pertandingan lain. Mereka juga harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan nafas mereka di premiere league.

Babak pertama berakhir. MU unggul 1-0 di kandang Sunderland dan City memimpin 1-0 di kandangnya. Fans si Manchester biru bergembira ria. Gelar juara yang tak pernah lagi hadir selama 44 tahun sudah di depan mata, siap digenggam.

Drama sesungguhnya baru terjadi di babak kedua. Pertandingan baru berjalan 3 menit, Cisse membawa QPR menyamakan kedudukan. Fans MU bersorak riang meski mereka jauh di kandang Sunderland. Angin bertiup ke arah Machester merah.

Joey Barton jadi pesakitan malam itu. Sang gelandang QPR diusir wasit di menit 55 akibat kebodohannya. Fans MU murung, dengan pemain lengkap saja QPR kesulitan mengimbangi City, apalagi ketika kalah jumlah. Tapi mereka kembali bersorak ketika QPR ternyata bisa menjebol gawang City. Skor 2-1 untuk sang tamu dan tentu saja membuat fans MU seperti terbang ke awan. Gelar ke 20 terasa nyaman di genggaman.

Dan Joey Barton adalah aktor yang menentukan nafas City malam itu. Karena ulah bodohnya, pertandingan harus diperpanjang 5 menit atau 2 menit lebih lama dari pertandingan di kandang Sunderland. Sementara pemain MU telah menuntaskan musim mereka, pemain City dan puluhan ribu pendukungnya masih berjuang dan berdoa.

Dzeko jadi pahlawan pertama. Sundulannya menyamakan skor 2-2. City terbakar, mereka merangsek tak kenal lelah. Sementara QPR mulai lengah ketika tahu hasil itu tidak akan mempengaruhi mereka lagi, tak perlu takut terdegradasi karena toh Bolton sudah menyerah.

Aguero akhirnya jadi pahlawan juga, tak mau kalah dengan Dzeko.? Satu menit menjelang pertandingan berakhir menantu Maradona itu melesakkan satu gol. Dia berlari melepas kostumnya, kegembiraannya larut bersama puluhan ribu fans Manchester biru. Drama itu berakhir di menit 95.

Kesedihan pemain MU

Malam itu Tuhan seakan mengajak pendukung MU untuk bercanda. Memberi mereka harapan selama 30 menit dan kemudian menghempaskannya di 5 menit terakhir atau 2 menit setelah pemain MU menuntaskan perang mereka. Selera humor Tuhan memang aneh dan kadang susah dimengerti oleh kita manusia.

Setelah 44 tahun, akhirnya Manchester City bisa menggenggam kembali gelar juara. Mereka melalui sebuah jalan yang menguras energi dan membuat jantung berdetak tidak karuan. Malam itu Manchester City menuntaskan sebuah drama yang akan mereka kenang sepanjang sejarah. Perih bagi fans MU yang mungkin akan tertinggal lama, seperti perih yang dirasakan pemain dan fans Muenchen 13 tahun yang lalu.

Tuhan memang punya selera humor yang aneh.

[dG]