Catatan Tentang Mereka Yang Gagal
Piala dunia makin mendekati ujungnya, hingga yang saat ini hanya tersisa 4 tim dengan kesempatan yang sama besarnya untuk melaju ke babak pamungkas 11 Juli nanti. Dari total 736 pemain yang tercatat berpartisipasi dalam ajang piala dunia ini, sudah 644 orang yang meninggalkan Afrika Selatan plus 28 orang pelatih dari 28 negara berbeda.
Deretan pemain yang harus meniggalkan Afrika Selatan tentu menyisakan beragam perasaan dalam diri mereka masing-masing. Bagi beberapa orang, meninggalkan Afrika Selatan tanpa sempat menyentuh babak final tentunya menjadi sebuah kekecewaan yang besar, namun ada juga pemain, pelatih dan ofisial yang meninggalkan Afrika Selatan dengan kepala tegak meski tak sempat melangkah terlalu jauh.
Berikut saya mencoba mencatat sedikit tentang rentetan kegagalan yang diderita oleh 644 pemain dan 28 orang pelatih yang sudah harus pulang tersebut. Mari kita lihat sama-sama.
Italia gagal menembus babak penyisihan grup. Catatan ini sekaligus menempatkan Italia sejajar dengan catatan buruk milik Brasil (1974) dan Perancis (2002) yang lebih dahulu tercatat sebagai juara bertahan yang tak berhasil lolos dari babak penyisihan grup.
Italia gagal menjadi juara dua kali berturut-turut. Catatan ini sebenarnya tidak terlalu buruk seandainya catatan buruk di atas tidak terjadi lebih dulu. Italia pernah menjadi juara dunia dua kali berturut-turut pada tahun 1934 dan 1938. Satu-satunya negara yang bisa melakukan hal yang sama sekaligus menjadi negara terakhir yang melakukannya adalah Brasil (tahun 1954 dan 1958).
Diego Maradona dan Carlos Dunga gagal menyamai rekor Franz Beckenbauer dan Mario Zagalo. Beckenbauer dan Zagalo adalah dua orang yang tercatat sebagai pemain dan pelatih yang mampu meraih tropi piala dunia. Zagalo melakukannya sebagai pemain di tahun 1954 dan 1958 serta sebagai pelatih di tahun 1970, sementara Beckenbauer meraihnya sebagai pemain di tahun 1974 dan sebagai pelatih di tahun 1990. Maradona dan Dunga sama-sama pernah meraih piala dunia di tahun 1986 (Maradona) dan 1994 (Dunga), tahun ini mereka hadir sebagai pelatih Argentina dan Brasil namun sayangnya ambisi mereka harus kandas di babak perempat final.
Argentina gagal membalaskan dendamnya pada Jerman di tahun 2006. Pada piala dunia 2006 Argentina harus kandas di babak perempat final lewat drama adu penalti yang dilanjutkan dengan perkelahian massal antara pemain-pemain Argentina dan Jerman. Tahun ini mereka kembali bertemu di babak perempat final dan Argentina berambisi membalaskan dendam mereka 4 tahun lalu. Sayangnya Argentina kembali kandas di tangan Jerman, kali ini dengan skor yang lebih memalukan 0-4.
Brasil gagal menjadi juara enam kali. Prestasi Brasil memang sungguh luar biasa. Sampai saat ini hanya Brasil yang mampu menjadi juara sebanyak 5 kali, catatan ini hanya bisa didekati oleh Italia (4 kali). Sayangnya tahun ini Brasil gagal menjadi negara pertama yang bisa menjadi juara sebanyak 6 kali.
Brasil gagal menjadi juara di semua benua. Kegagalan Brasil di tangan Belanda juga sekaligus menjadikan Brasil gagal menjadi juara di semua benua tempat piala dunia digelar. Sebelumnya Brasil sudah bisa menjadi juara di benua Amerika (1954, 1970 dan 1994), benua Eropa (1958) dan benua Asia (2002).
Lionel Messi gagal mencetak satu golpun di Afsel 2010. Hingga akhir peluit panjang pertandingan perempat final Argentina vs. Jerman dengan hasil kekalahan telak bagi Argentina, Lionel Messi sama sekali belum mencetak gol dalam 5 kali penampilannya. Ini tentu ironis mengingat musim lalu Messi mencetak rekor dengan menyarangkan 47 gol di semua kompetisi yang diikutinya bersama klubnya, Barcelona.
Christiano Ronaldo gagal membawa Portugal melangkah lebih jauh. Ronaldo datang ke Afrika Selatan dengan label pemain termahal di muka bumi setelah berpindah dari Manchester United ke Real Madrid dengan nilai transfer lebih dari 98 juta poundsterling. Tahun 2002 bintang Perancis, Zinedine Zidane juga mengalami kegagalan yang sama. Tahun itu Zidane menjadi pemain termahal setelah dibeli Real Madrid dari Juventus namun gagal berbicara banyak di Korea-Jepang 2002.
Milovan Rajevic dan Grardo Martino gagal menjadi pelatih asing pertama yang membawa negaranya menjadi juara. Rajevic dan Martino adalah dua pelatih asing yang ditugasi melatih Ghana (Rajevic) dan Paraguay (Martino). Mereka harus kandas di babak perempat final setelah dilibas Uruguay dan Spanyol. Mereka berdua adalah pelatih asing yang tahun ini bisa melangkah paling jauh. Sepanjang perhelatan piala dunia belum ada satupun pelatih asing yang berhasil meraih gelar juara dan tahun ini kutukan tersebut ternyata berlanjut.
Ghana gagal menjadi tim benua Afrika pertama yang lolos ke semifinal. Selain Ghana sebelumnya ada Kamerun (1990) dan Senegal (2002) yang merupakan tim Afrika yang sudah menyentuh babak perempat final. Ghana hampir saja meyentuh babak semifinal dalam drama menghadapi Uruguay di perempat final yang melibatkan tangan Luis Suarez.
Korea Selatan gagal menyamai pencapaian mereka tahun 2002. Tahun 2002 saat Korea Selatan bersama dengan Jepang menjadi tuan rumah bersama, Korea Selatan berhasil mencatatkan prestasi terbaik sebagai wakil Asia yaitu maju hingga babak semifinal. Tahun ini Korea Selatan tampil cukup baik dan mampu menembus babak kedua yang sekaligus prestasi terbaik mereka di luar kandang.
Afrika Selatan gagal melaju ke babak kedua. Ini adalah kali pertamanya dalam sejarah piala dunia tuan rumah gagal maju ke babak kedua. Afrika Selatan hanya kalah selisih gol dari Mexico meski di pertandingan terakhir mereka berhasil mengalahkan Perancis 3-1. Selalu ada awal dari segalanya, bukan ?
Itulah setidaknya beberapa fakta kegagalan yang bisa saya ingat hingga sekarang. Sebagian memang melibatkan bintang-bintang terkenal, bintang-bintang yang sepanjang tahun bersinar namun akhirnya malah redup di ajang sebenarnya.
Mungkinkah daftar kegagalan di atas akan bertambah panjang ? menarik untuk menantikannya hingga akhir pertandingan tanggal 11 Juli nanti.
saya pastikan Jerman akan masuk final…ayooooo maju!!!!
^^
@Debby: ayoo..ayoo..kita dukung Jerman…tapi hati2 lho..Spanyol juga pasti gak mau senasib ama Inggris dan Argentina
tapi saya tetap dukung Belanda. Hup hup Holland! 🙂
.-= indobrad´s last blog ..Tangkuban Perahu- Sekali Lagi =-.