Capres dan Karakter Tim Nasional Sepakbola

jkworldcup

Saya adalah seorang penggemar berat sepakbola. Olahraga ini adalah salah satu hal yang sangat mampu menyedot atensi saya, bahkan mampu membuat saya membelalak sepanjang malam untuk menyaksikan 22 orang lelaki memperebutkan sebuah benda bulat terbungkus kulit.

Nah, kebetulan sekarang ini hal yang sedang ramai dibicarakan di negeri kita adalah soal pemilihan presiden dan wakil presiden. Sebagai seorang penggemar sepakbola dan seorang warga negara yang mau tak mau ikut terseret “trend” aroma pemilihan presiden, saya jadi tergelitik untuk membandingkan karakter pasangan ketiga capres tersebut dengan tim-tim nasional sepakbola yang juga punya karakter berbeda-beda.

Ini dia hasil pembandingan saya.

PASANGAN MEGA – PRABOWO

Pasangan ini bagi saya cukup unik. Mereka satu-satunya pasangan yang berbeda jenis kelamin, tak seperti 2 pasang lainnya. Namun, meski berbeda kedua orang ini punya karakter yang sama, sama-sama keras. Nah, untuk mereka saya kira tidak salah bila saya membandingkan karakter mereka dengan karakter tim dari benua Afrika, Pantai Gading.

Pantai Gading adalah kekuatan baru di dunia sepakbola Internasional. Keberhasilan mereka lolos ke putaran final piala dunia Germany 2006 agak di luar prediksi karena mereka berhasil menyingkirkan negara-negara Afrika lainnya yang lebih dulu populer macam Kamerun dan Nigeria.

Karakter utama tim Pantai Gading adalah permainan keras dan bertenaga, tapi mereka tak melulu bermain keras karena mereka juga piawai bermain indah. Lihat saja bagaimana pemain-pemain macam Habib Kolo Toure, Yaya Toure, Salomon Kalou dan Didier Drogba. Mereka adalah pemain-pemain yang berani bermain keras sekaligus pekerja keras di lapangan hijau. Tapi, mereka juga adalah pemain-pemain dengan skill luar biasa yang memukau.

Pasangan ibu Mega dan Prabowo menurut saya juga punya karakter yang hampir sama. Mereka berdua adalah orang-orang berwatak keras sekaligus pekerja keras tapi juga mampu bermain cantik. Mega dan Prabowo terkenal tegas dan berani menyerang SBY yang notabene adalah lawan politik kelas satu mereka. Persis seperti Pantai Gading yang juga gagah berani melawan tim sebesar apapun yang menghadang mereka.

Timnas Pantai Gading adalah tim underdog yang didukung oleh orang-orang kecil. Di piala dunia, mereka hanya didukung segelintir orang, sebagian besarnya adalah wong cilik. Tapi, meski dianggap remeh mereka sangat mampu merepotkan tim-tim besar. Kondisinya kira-kira sama dengan kondisi Mega-Prabowo yang banyak didukung wong cilik dan sangat diperhitungkan oleh lawan-lawan politiknya.

PASANGAN SBY-BOEDIONO

Untuk pasangan nomor urut 2 ini karakternya saya kira sama dengan karakter tim nasional Italia. italia adalah negara yang disegani di dunia sepakbola. Prestasinya juga cukup mentereng, hanya Brasil yang mengalahkan jumlah tropi juara dunia mereka. Italia juga terkenal sebagai “Master of Defense”. Dengan pertahanan a la grendel yang kondang disebut Catenaccio, Italia adalah pabrik pencipta bek dan kiper-kiper terhebat di dunia.

Nah, kondisi pasangan SBY-Boediono saat ini juga hampir sama. Mereka punya citra dan image yang mentereng di dunia politik Indonesia, mereka juga senang bertahan dari segala caci maki bahkan hal-hal yang katanya fitnah bagi mereka.

Italia adalah sebuah tim yang seringkali penuh dengan kontroversi. Tahun 2006 mereka tampil di piala dunia dengan coreng hitam di jidat mereka pasca kasus Calciopoli yang melibatkan klub-klub terkenal dalam negeri. Saat inipun pasangan SBY-Boediono juga sedang asyik menuai kontroversi melalui berbagai ucapan tim sukses mereka serta kontroversi lainnya yang berasal dari tudingan neolib atau sederet kontroversi lainnya.

SBY sendiri saya kira karakternya mirip dengan Francesco Totti dari tim Italia. Totti adalah pemain yang cerdas dengan skill yang komplet. Tapi Totti punya kelemahan karena dianggap cengeng dan sering meminta belas kasihan wasit. Karakter ini sepertinya cocok dengan karakter SBY yang dituduh sebagian orang sebagai jenderal yang cengeng dan suka meminta belas kasihan.

Sementara itu, di barisan tim sukses SBY-Boediono saya melihat karakter Rizal Mallarangeng sangat mirip dengan karakter Gennaro Gattuso. Gattuso adalah pemain cerdik yang kadang suka bermain kasar dan sangat pandai memprovokasi lawan. Dalam pertarungan pilpres 2009 ini, posisi Rizal juga sama. Dia terkenal keras, cerdik dan sangat pandai memprovokasi lawan.

Satu lagi kesamaan antara Italia dan pasangan SBY-Boediono. Italia adalah juara dunia incumbent, sementara SBY adalah presiden incumbent. Klop, bukan ?

PASANGAN JUSUF KALLA-WIRANTO

Untuk pasangan ini saya merasa karakter mereka mirip dengan tim nasional Belanda, pengusung teori Total Voetball. Belanda adalah tim yang senang bermain cepat dengan permainan yang variatif. Umpan dari kaki ke kaki atau umpan panjang bisa dengan fasih mereka terapkan. Mereka juga terkenal bisa menyerang dari sisi manapun, khas Total Voetball.

Pasangan JK-Wiranto terkenal dengan jargon lebih cepat, lebih baik. Persis sama dengan karakter permainan Belanda. JK-Wiranto juga bisa menyerang dari berbagai sisi karena mereka berdua adalah pribadi yang saling melengkapi dengan kemampuan dan pengalaman yang di atas rata-rata.

Belanda adalah tim yang multikultur. Ada orang asli Belanda, ada orang keturunan Suriname, keturunan Maroko bahkan keturunan Ambon. Nah pasangan JK-Wiranto juga dianggap sebagai pasangan Nusantara karena menyatukan etnis Jawa dan Non Jawa. Sama seperti tim nasional Belanda.

JK mungkin bisa disamakan dengan Arjen Robben, cepat dan bisa menyerang dari mana saja meski terkadang agak selfish dan over confidence. Sementara dari barisan tim suksesnya, Indra Piliang saya samakan dengan karakter Edgar Davids, pekerja keras dan juga gampang terpancing emosinya.

Oke, saya sudah mengutarakan perbandingan karakter ketiga pasang capres di atas, semuanya kini tergantung pada pilihan rakyat Indonesia pada “partai final” tanggal 8 Juli nanti. Meski ketiga pasangan capres di atas mirip dengan karakter tim-tim nasional tapi saya kira kita sebagai pemilih tak mau hanya jadi penonton. Kita juga adalah para pemain, pemain yang punya peran besar menentukan hasil selepas 8 Juli nanti.

Pembaca sekalian, ulasan-ulasan dan perbandingan karakter di atas adalah tentu saja sangat subjektif dan saya yakin ada di antara para pembaca yang punya penilaian berbeda,. Kalau anda punya penilaian sendiri, kenapa anda tidak menuliskannya juga ?. Apapun itu, perbedaan tentu akan memperkaya kita semua. Setuju ?