Bintang film porno hidup dalam dua dunia. Bagaimana kisah mereka setelah pensiun dari dunia pornografi?
Pornografi adalah salah satu bidang yang selalu berada di sisi seberang dari kehidupan normal manusia. Pornografi selalu dianggap sebagai bagian gelap dan terlarang, setidaknya dianggap sebagai bagian yang harus selalu dihindari demi alasan moral manusia beradab. Pameo itu bukan hanya dipegang masyarakat Timur yang lebih konservatif, tapi juga oleh masyarakat Barat yang lebih progressif meski dengan kadar yang lebih sedikit.
Herannya, meski dianggap sebagai bagian gelap dari kehidupan manusia toh pornografi tetap dicari banyak orang, diminati banyak orang dan akhirnya mendatangkan uang bagi banyak orang. Di seluruh dunia, material pornografi dipercaya menghasilkan keuntungan sampai 100 miliar dollar US. Dalam catatan kantor berita Reuters tahun 2005 setidaknya ada 11.000 keping DVD porno yang beredar setiap tahun.
Amerika Serikat adalah salah satu negara yang paling doyan memproduksi material pornografi, termasuk film dewasa. Dalam setahun, industri film porno (atau biasa disebut adult movie) di Amerika Serikat mencatat keuntungan dengan kisaran 500 juta sampai 1.8 miliar dollar US. Industri pornografi lainnya seperti majalah, website dan mobile juga tidak kalah banyaknya menyumbang pemasukan untuk industri pornografi dalam skala besar ini.
Besarnya industri pornografi itu menciptakan banyak bintang baru atau yang kerap disebut porn star. Mereka berjaya layaknya bintang film umum yang banyak dipuja orang. Beberapa dari mereka meraih popularitas tertinggi dan bahkan bergelimang harta di puncak kejayaannya. Tapi, bagaimana nasib mereka selepas masa kejayaannya berlalu? Inilah yang coba dikisahkan dalam film dokumenter sepanjang 98 menit berjudul After Porn Ends.
Ada 12 bintang porno yang diceritakan di film produksi tahun 2010 ini. Mereka adalah Asia Carrera, Raylene, Mary Carey, Amber Lynn, Seka, Chrissy Moran, Houston, Tyffany Million, Shelly Lublen dan 3 aktor porno pria; Randy West, Richard Pacheco dan John Leslie. Selain12 tokoh utama film ini, juga muncul pendapat dari beberapa orang yang mempelajari, mendalami atau bahkan menggeluti dunia pornografi. Mereka adalah Prof. Neil Malamuth dari UCLA, Nina Hartley (legenda bintang porno yang sampai sekarang masih aktif), penulis buku A History of X ? a 100 Years of Sex And Film, Luke Ford dan ?Bill Margold, seorang porn historian atau orang yang mempelajari tentang sejarah industri porno sekaligus pemilik rumah produksi yang menghasilkan majalah dewasa.
Awal Keterlibatan
Film ini dimulai dengan kisah perkenalan kedua belas pemeran utama film ini dan awal mula mereka menjejakkan kaki di industri pornografi yang sempat melambungkan nama mereka. Tak ada satupun dari mantan bintang panas itu yang mengaku sengaja menceburkan diri di dunia pornografi. Alasan mereka beragam, tapi yang paling utama adalah ketidaksengajaan yang membawa mereka hingga akhirnya berani bergabung di dunia pornografi.
Asia Carrera yang di tahun 1990an terkenal sebagai salah satu dewi di industri ini mengaku terjun ke dunia pornografi demi membiayai kuliahnya. Carrera yang bernama asli Jessica Stenhauser terlahir sebagai anak yang cerdas dengan IQ 156. Kesulitan hidup dan persoalan rumah tangga dengan orang tuanya memaksanya tinggal di jalan di usia belasan tahun. Tak punya pilihan lain, dia memilih untuk menjadi penari telanjang di klub malam sebelum akhirnya terbawa nasib menjadi bintang film porno. Asia Carrera mengaku melakoni itu semua sekaligus untuk membuatnya keluar dari gambaran sebagai gadis yang nerd dan geek.
Kekerasan rumah tangga dan perselisihan dengan orang tua rata-rata menjadi alasan kuat bagi sebagian besar mantan bintang film porno itu untuk terjun ke dunia fotografi. Rata-rata dari mereka memulai karir sebagai model majalah dewasa atau penari telanjang di klub malam. Salah seorang dari mereka bahkan sempat menjadi PSK sebelum ditawari seorang pencari bakat untuk bergabung dengan rumah produksi film dewasa.
Di masa jaya mereka, uang dan popularitas bukan masalah. Mereka bisa menghasilkan ribuan dollar dalam seminggu hanya dari penjualan film, pemotretan sampai hanya menandatangani poster dalam acara jumpa penggemar. Rumah, mobil dan berbagai benda mewah lainnya adalah identitas mereka kala itu. Beberapa di antaranya juga akrab dengan pesta, minuman keras dan obat-obatan.
Di antara mereka mungkin hanya Tyffany Million yang berbeda. Wanita ini memilih karir di dunia pornografi benar-benar hanya untuk mencari uang. Menurutnya bekerja sebagai bintang film porno membutuhkan waktu kerja yang singkat dengan pendapatan yang cukup bahkan berlebih untuk mengurusi anak semata wayangnya.
Di Amerika Serikat, pornografi adalah sesuatu yang legal kecuali di beberapa negara bagian. Industri film porno di sana sama posisinya dengan film lainnya. Karenanya para bintang porno itupun tak merasa risih dengan predikat yang mereka sandang. Setidaknya ketika mereka sedang berada di puncak.
Ketika Angin Mulai Berubah
Lalu angin mulai berubah. Seperti juga industri seks bernama pelacuran, film dewasa tentu memberlakukan hukum alam. Mereka yang sudah mulai menua otomatis akan tergantikan oleh yang lebih muda dan perlahan sinar merekapun mulai meredup. Beberapa artis porno sadar masa itu akan datang cepat atau lambat, beberapa dari mereka mempersiapkan diri tapi lebih banyak yang harus terkaget-kaget ketika masa itu datang lebih cepat.
Houston misalnya. Bintang film porno yang sempat membuat geger dengan adegan percintaan gang bang dengan 620 pria di tahun 1999 ini mengaku kaget ketika akhirnya dia divonis terkena kanker. Vonis itu membuat hidupnya berubah 180 derajat, karirnya meredup dan satu persatu hartanya terlepas. Terakhir dia harus menjual rumah mewahnya untuk bisa bertahan hidup dan menjalani terapi.
Pengalaman lain dirasakan oleh bintang porno pria Richard Pacheco. Niat untuk keluar dari industri pornografi muncul ketika seorang teman memperlihatkan data tentang korban akibat HIV/AIDS. Richard terhenyak dan seperti sadar kalau dia berada di posisi yang salah.
Kisah para bintang porno yang banting setir di dalam film ini cukup menyentuh. Beberapa dari mereka merasakan beratnya hidup ketika mereka berusaha keluar dari industri pornografi dan berusaha hidup sebagai manusia biasa. Asia Carrera sempat merasakan hidup bahagia bersama suami pertamanya sebelum sang suami meninggal akibat kecelakaan tepat ketika dia hamil 8 bulan. Kematian sang suami membuatnya depresi dan berakhir pada kecanduan alkohol.
Tak punya pekerjaan dan hidup sebagai single mom membuat Asia Carrera bahkan sempat membuka donasi di website pribadinya. Uluran tangan dari para penggemar menyelamatkan hidupnya.
Melepaskan diri dari predikat bintang porno bukan hal yang mudah. Beberapa dari mantan bintang porno itu mengaku mengalami kesulitan berinteraksi dengan lingkungan, utamanya ketika berhubungan dengan orang tua dari teman anak-anaknya atau guru di sekolah anaknya. Meski Amerika Serikat terkenal sebagai negara yang bebas, tak urung kecanggungan menerima mantan bintang film porno juga tetap ada.
Beberapa dari mereka cukup beruntung, diterima oleh lingkungan dan keluarga. Mereka kemudian bisa melanjutkan hidup dengan tenang, menjadi seorang pemain golf, aktifis gereja, detektif swasta, aktifis LSM, perawat, pengusaha, sampai seniman. Mary Carey bahkan pernah maju dua kali dalam pemilihan gubernur California meski dua-duanya gagal. Dia sempat terjun kembali ke dunia pornografi sebelum akhirnya pensiun selama-lamanya dan hidup tenang bersama suaminya.
Beberapa lainnya tidak cukup beruntung, setelah mencoba hidup di luar industri pornografi, kesulitan keuangan memaksa mereka untuk kembali ke dunia yang mereka kuasai itu. Raylene salah satunya, kesulitan keuangan membuatnya kembali bermain di beberapa film porno bersama suaminya.
“Sebagian besar dari mereka yang terlibat di industri ini memang tidak pernah berpikir tentang masa depan, mereka bahkan susah mengeja kata future.”?Kata Bill Margold. “Makanya setiap kali seorang gadis datang kepada saya dan mencari pekerjaan di industri ini, saya selalu bertanya kepada mereka: apa yang akan kalian lakukan 10 tahun atau 20 tahun dari sekarang? Bagaimana kalian akan menjelaskan kepada anak-anak kalian tentang foto telanjang kalian?” Katanya lagi.
Pornografi memang selalu menjadi satu sisi hitam dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang mencacinya, menempelkan label laknat di fenomena yang satu ini. Tapi, diam-diam atau terang-terangan, banyak juga yang mencarinya, mengoleksinya dan mungkin sekadar membincangkannya. Pornografi akan selalu menjadi perdebatan dalam kehidupan manusia, sampai kapanpun.
Film After Porn Ends ini seakan membuka mata bahwa di belakang layar industri pornografi yang menghasilkan banyak uang itu selalu ada manusia yang juga punya perasaan, manusia yang suatu saat merasa menyesal pernah menjadi bagian dari industri itu. Tapi, ada juga manusia yang bersyukur pernah ada dalam industri itu. Mereka adalah manusia yang belajar dari pengalamannya dan mengambil hal positif dari pengalaman itu, meski bagian sebagian orang pengalaman itu adalah sebuah kesalahan. [dG]
Terimakasih sharing review filmnya. Dulu sempat beredar kabar hoax di akhir 90an bahwa Asia Carrera meninggal krn Aids. Sempat penggemarnya berduka.
Btw catatan thn 2005 menghasilkan 11ribu keping DVD film porno atau 11rb “judul” film? Kalau 11ribu keping itu terlalu sedikit, msh lebih banyak jumlah keping DVD di lapak Glodok 🙂
Ah baru tau ada film dokumenternya, copy nanti nah penasaranka mau nonton.
Yah sekalian sama koleksi’ta :)))
waaah asia carerra …. keliatan tuh nek #cahlawas bingiits :))))
tapi ada lho mas … aktris malaysia yg dulunya suka foto nude skrg jilbaban kenceng, dan cantik pulak … hmmm …
*gelisah*
Asia carera nasibmu kinih…
Mantab… makasih atas infonya mas..
wah..kasihan juga. kok mreka bisa keasykan kerja di bidang pornografi sampe lupa masa depan yah..
ish,,, keren ya bisa berubah 180 derajat…ngeri lho kalo dilihatin data HIV AIDS kaya si Richarc Pachecho bisa langsung kapok.
Label bintang porno yang pernah melekat memang membuat banyak orang mencaci-maki, merendahkan. Tapi melihat cukup banyak yang bertekad kuat untuk melepaskan diri, tak salah kok jika kita bersimpati, turut senang dengan perubahan baik yang mereka alami 🙂
banyak yang mencela, tapi menikmati juga filnya,,,wkwkwkwkww
dampak besar menghantui orang-orang yang masuk di sini, tentang penyakit, tentang uang, dan tentang masa depan mereka.
kenapa Sasha Grey ga dilibatkan yah, padahal kan dia kan udah pensiun dari adult industries di usia yang masih cukup muda dibanding rata” pornstar lainnya. Prestasinya diluar industri porno juga lumayan banyak
Mungkin ini khusus untuk para bintang porno periode 70an – 90an. Sasha kan agak belakang ya?
hahahaha, udah pada tua jadinya tobat ya ?