TAHUN BARU [HARUSNYA] SEMANGAT BARU

Bagi saya (dan mungkin juga anda) yang sehari-harinya adalah orang yang terjebak dalam rutinitas eight to five, maka hari senin yang lembab, dingin dan basah karena hujan setelah liburan panjang adalah hari yang sangat berat. Bagaimana tidak, bila dalam waktu seminggu sebelumnya saya sudah sangat menikmati ritual bangun telat, bangun setelah matahari sudah cukup menyengat atau hujan sudah cukup lelah untuk membasahi bumi. Yup, seminggu berlibur adalah waktunya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk bermalas-malasan, dan kalau sudah capek bermalas-malasan maka selanjutnya adalah mengerjakan beberapa pekerjaan yang tak sempat terselesaikan di waktu normal.

 

Selama liburan panjang tersebut saya memang lebih banyak di rumah, berinteraksi sepuas-puasnya dengan 2 malaikat kecil yang lagi lucu-lucunya, mengerjakan proyek yang tertunda, menonton tivi dan memutar beberapa film sambil tentu saja tak lupa untuk bermalas-malasan. Bahkan malam tahun barupun yang bagi banyak orang dirayakan secara khusus bahkan sampai menghambur-hamburkan uang banyak berlalu tanpa ada sesuatu yang spesial dari saya. Hanya hanya menghabiskan waktu dengan menonton TV bersama keluarga, menonton Harry Potter and The Goblet of Fire (meski sudah beberapa ditonton) dan dilanjutkan dengan Da Vinci Code. Nothing spesial, malah saya sempat kesel sama suara kembang api di sekitar rumah yang mengganggu tidur Hilmy.

 

Tahun baru memang tak pernah terlalu spesial bagi saya. Seumur-umur hanya dua kali saya merayakan tahun baru, pertama waktu masih ABG bersama teman-teman dan kedua saya terpaksa ikut acara tahun baruan bersama tetangga karena toh acaranya digelar tepat di depan rumah. Selebihnya acara pergantian tahun hanya dilewatkan dengan menonton TV atau bahkan hanya dengan tidur.

 

Tahun ini keinginan untuk menggelar acara semakin hilang, rasanya sungguh tak tega bersenang-senang di malam pergantian tahun sedangkan jauh di Gaza sana ada banyak saudara kita yang sedang meregang nyawa dan sedang dalam penderitaan hebat karena serangan tentara Israel. Bukan mau sok-sokan teman, tapi sebagai manusia yang masih punya nurani saya tetap saja merasa tak tahan melihat anak-anak kecil tak berdosa yang menangis kesakitan dan menjadi korban kebiadaban tersebut. Ini bukan masalah ideologi lagi saya kira, meskipun yang menjadi korban tersebut bukan muslim saya rasa kita akan tetap merasa sedih dan tak tahan melihat akibat dari nafsu biadab tersebut. Jadi, makin lengkaplah alasan saya untuk tidak merayakan tahun baru secara khusus.

 

Nah, kemudian..di tahun yang baru orang-orang biasanya punya rencana-rencana menghadapi tahun yang baru atau yang lazim disebut resolusi. Hmm..tahun lalu saya juga punya resolusi, resolusi yang sebagian besar ternyata tak menjadi kenyataan. Jadi, tahun ini saya takut mau bikin resolusi lagi, takut menumpuk utang banyak-banyak. Saya hanya mau fokus pada sisa resolusi tahun lalu yag belum sempat dipenuhi. Di samping itu yang pengen selalu bisa menyemangati diri sendiri agar bisa jadi lebih baik dari waktu ke waktu. Itu saja..

 

Tahun 2008 adalah tahun yang penuh warna buat saya, sama seperti tahun-tahun yang lain. Hanya saja ada satu warna baru yang membuat tahun 2008 jadi lebih berkesan. Di tahun lalu ada 3 karya saya yang akhirnya bisa dilihat orang banyak dalam bentuk hard copy alias buku. Yah, tahun 2008 adalah awal perkenalan saya dengan dunia buku.

 

Karya pertama adalah sampul buku Makkunrai, kumpulan cerpen milik Lily Yulianti Farid, pendiri situs Citizen Journalism; Panyingkul.com. Sampul ini adalah langkah pertama saya di dunia perbukuan. Kata orang sih sampulnya bagus (ehemm…) meski tentu saja saya belum puas.

 

Karya kedua berupa tulisan. Dalam buku Indonesia di Panyingkul! Yang merupakan kumpulan tulisan terbaik di situs panyingkul.com selama tahun 2007-2008 saya menyumbang 1 tulisan. Memang hanya satu tulisan, tapi tetap saja bagi saya itu adalah prestasi yang membanggakan. Ditambah lagi sampul buku tersebut adalah hasil karya saya juga (ehem lagi…:) ).

 

Dan yang ketiga, sekaligus penutup di tahun 2008. Saya menyumbang 3 tulisan di kompilasi cerita gokil anak-anak AngingMammiri.org yang dikasih judul Ijo Anget-Anget. Jumlahnya sudah bertambah bukan ?, dari Cuma satu terus naik jadi tiga, meski terus terang kalau mau lebih sabar dan telaten lagi saya bisa saja menyumbang lebih dari itu.

 

Ketiga karya di atas memang belum bisa saya banggakan, tapi setidaknya saya merasa ada satu pintu baru yang terbuka di depan saya. Saya sangat menikmati sensasi melihat hasil karya saya terpajang di rak buku dan dilihat serta dibaca ulang. Dan sepertinya sensasi itu jadi semacam candu buat saya, saya jadi makin bersemangat untuk mencoba lagi dan lagi. Diam-diam tahun ini saya mencanangkan untuk bisa menyumbang lagi tulisan dalam beberapa proyek buku. Sebenarnya impian tertinggi saya adalah sebuah buku yang isinya adalah tulisan saya semua. Jalan ke sana sudah ada, meski masih sangat jauh dan tentu saja perlu kerja keras. Tapi yakinlah, saya tidak akan berhenti berjuang sampai impian besar saya itu tercapai.

 

Dan yah, inilah saya di hari kelima di tahun yang baru. Mulai masuk kantor seperti biasa dengan semangat yang seperti biasa, belum ada semangat baru bila bercerita tentang pekerjaan kantor. Semangat saya sepertinya lebih banyak tercurah ke hal-hal di luar pekerjaan kantor, seperti impian besar saya di atas. Entahlah, saya masih mencari stimulasi yang efektif untuk memancing semangat ngantor saya bisa berkobar, meski saya sebenarnya sudah lupa kapan terakhir kali punya semangat besar untuk ngantor, hahaha..

 

Baiklah teman, bagaimanapun besarnya semangat anda mari kita sambut hari yang baru. Yakinkan kalau kita selalu bisa melakukan hal yang lebih baik dari yang pernah kita lakukan….pasti bisa..!!.