5 Hotel “Yang Paling” Buat Saya
Pengalaman dari beragam hotel selama dua tahun belakangan ini.
Dalam kurun dua tahun ini kebetulan sekali pekerjaan mengharuskan saya mendatangi banyak tempat di Indonesia. Sebagian besar Indonesia bagian timur. Karena sering berpindah tempat itu pula maka tentu saja saya pun jadi sering menginap di hotel. Dari pengalaman menginap di beragam hotel itu akhirnya muncullah beberapa hal-hal yang kadang unik, kadang menarik tapi kadang juga biasa saja.
Dari sekian banyak hotel dan pengalaman itu, ada 5 hal “yang paling” buat saya. Berikut ceritanya:
Hotel Paling Anti Rokok.
Adalah hotel Evan di Jambi, tepatnya di Jln. Orang Kayo Hitam No.7 kota Jambi, yang saya beri predikat ini. Di meja depan sudah terpasang tulisan “Dilarang Merokok di Area Hotel”. Bukan sekadar larangan, para tamu yang kedapatan merokok diharuskan membayar denda Rp. 2.000.000,-! Iya, dua juta rupiah!
Saya pernah menemukan hotel lain yang juga menerapkan larangan merokok di kamar, tapi dendanya tidak sebesar itu. Di Waingapu, Nusa Tenggara Timur saya juga menginap di hotel yang melarang tamunya merokok di kamar. Hotel Tanto namanya. Bedanya, hotel Tanto di Waingapu memberi ruang di teras untuk para perokok. Para perokok bisa tetap menikmati rokok sambil duduk di teras dan memandang ke sekeliling.
Hotel Evan tidak, dengan peraturan yang ketat mereka pun tidak memberi ruang khusus buat perokok. Satu-satunya tempat buat merokok adalah di halaman samping hotel, di bawah payung bermeja. Jadilah selama 3 malam menginap di Evan Hotel saya harus kuat meredam keinginan merokok. Ada bagusnya juga, saya jadi hemat rokok. Beruntung karena saya masih termasuk orang yang sanggup menahan hasrat rokok selama berjam-jam.
Hotelnya sendiri termasuk lumayan untuk hotel seharga Rp. 300 ribuan semalam. Bersih dan rapi. Masalahnya hanya itu, peraturan yang ketat buat perokok.
Hotel Dengan Pemandangan Paling Indah.
Untuk kategori ini saya agak bingung harus memilih yang mana. Dari beberapa hotel yang saya tempati, pemandangan yang indah hampir selalu jadi bonusnya. Kecuali beberapa hotel yang berada di tengah kota, sehingga ketika membuka jendela maka pemandangan yang pertama mampir di mata adalah keriuhan kota.
Dari beberapa yang saya ingat, hotel Aries di Manokwari Papua Barat salah satu yang memberi pemandangan paling menakjubkan. Hotelnya termasuk hotel sederhana, mungkin bintang dua dengan fasilitas standar. Pertama menginap di sana sebenarnya terpaksa karena hotel yang sesuai standar pemberi tugas semua penuh dengan acara pemerintahan. Sampai akhirnya kami terdampar di Hotel Aries. Tidak masalah buat saya, kebetulan saya bukan orang yang manja dan bisa tidur di mana saja.
Kelebihan hotel ini adalah pemandangannya yang aduhai di bagian belakang yang menghadap langsung ke teluk Doreri. Ketika pagi datang, pemandangan matahari yang beranjak bangun di belakang bukit bertemu dengan hamparan laut biru yang cerah. Di satu sisi yang dekat dengan hotel berjejer rumah yang padat lengkap dengan kandang babi. Dari teras hotel saya bisa menikmati aktivitas alam dan warga di pagi hari secara bersamaan.
Sungguh pengalaman yang berkesan dan membuat fasilitas hotel yang biasa saja jadi termaafkan.
Hotel Dengan Interior Paling Unik
Untuk kategori ini saya memilih Hotel Green Hayaq di Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat sebagai juaranya. Hotelnya tidak terlalu besar, tapi fasilitasnya juga lumayan dengan kamar yang bersih dan rapi. Justru kebersihan dan kerapihannya itulah yang membuat saya terkesan.
Bagaimana tidak? Ketika membuka kamar untuk pertama kalinya saya langsung menemukan suasana temaram yang syahdu, di atas ranjang dua buah handuk dipilin dan dibentuk menyerupai dua ekor angsa yang kepalanya saling bertemu membentuk tanda hati. Saya langsung geli sendiri dan membayangkan betapa sengsaranya saya bermalam sendirian di hotel yang lebih mirip hotel bulan madu itu.
Sampai sekarang saya masih geli sendiri membayangkan betapa uniknya hotel Green Hayaq itu. Hotel ini terletak di Jln. Pangeran Diponegoro, Selong, Lombok Timur. Buat yang bepergian bersama pasangan, hotel ini jelas sangat pas. Tapi tidak buat yang bepergian sendiri.
Hotel Dengan Suasana Paling Unik
Nah kalau Green Hayaq adalah hotel dengan interior paling unik, maka hotel yang satu ini adalah hotel dengan suasana paling unik. Sayang saya lupa nama hotelnya, tapi letaknya agak di luar kota Malinau, Kalimantan Utara. Sebenarnya ini bukan hotel tujuan kami, sebelumnya saya dan teman menginap di hotel lain yang lebih bersih dan bagus. Sayangnya ketika kami datang kembali ke Malinau, hotel itu sudah penuh dan tidak ada pilihan lain selain hotel yang sampai sekarang saya belum ingat namanya ini.
Hotel ini biasa, mungkin sekelas bintang 1 atau bintang 2. Sekali lagi saya tidak ada masalah dengan suasananya karena saya bisa tidur di mana saja, tapi tetap saja saya menemukan suasana yang unik. Ketika kami tiba, di lobby yang sederhana duduk bergerombol anak-anak muda yang asik bercengkerama. Satu di antara mereka akhirnya saya sadari adalah seorang transgender dengan dandanan mencolok. Sampai di situ belum ada yang aneh.
Makin malam saya baru sadar kalau keriuhan di lobby itu semakin intens. Suara pria dan wanita mengobrol sambil sesekali tertawa cekikikan terdengar sampai di kamar. Belakangan saya baru tahu kalau hotel ini memang hotel transit, tempat para pelintas jalan darat mampir barang semalam-dua malam untuk beristirahat meluruskan punggung. Tidak heran di halamannya banyak mobil besar sebangsa 4WD yang terparkir. Dari beberapa yang transit mungkin saja ada yang sempat melakukan ritual “celup keris”. Lumayan buat melemaskan yang tegang.
Di hari terakhir ketika saya bersiap untuk chek out, pemandangan unik terpampang di depan mata. Saya yang duduk di lobby menunggu teman sedikit kaget ketika seorang perempuan berpakaian minim dengan rambut basah ditutupi handuk keluar dari kamar menuju resepsionis. Dari logat bicara dan gelgatnya saya tahu kalau dia penduduk lokal, bukan pendatang.
Mungkin saya yang berlebihan, tapi pemandangan itu dengan segera melegitimasi penilaian saya tentang aktivitas para pelintas yang beristirahat di hotel itu. Sampai sekarang pengalaman itu membuat saya menempatkan hotel yang tak saya ingat namanya itu sebagai hotel dengan suasana paling unik yang pernah saya datangi sejauh ini.
Hotel Dengan Makananan Paling Enak.
Sebenarnya saya kurang suka makanan hotel. Rasanya biasa saja. Kadang hambar, kadang bumbunya tidak pas di lidah. Mungkin rasanya disesuaikan dengan lidah orang bule? Entahlah. Dari sekian banyak hotel yang saya tempati, satu hotel yang rasa makanannya paling berkesan buat saya adalah hotel East Parc Yogyakarta.
Pertama kali waktu makan tiba, saya skeptis. Paling rasanya sama saja kayak hotel lain, kata saya dalam hati. Tapi, setelah mencicipi sedikit, pikiran itu langsung saya revisi. Rasa masakan di hotel East Parc ternyata luar biasa enak! Pas di lidah dan tidak kebarat-baratan. Jadilah selama tiga malam menginap di sana, saya selalu berusaha mencicipi semua menu yang dihidangkan. Menunya banyak dan semuanya enak. Hampir semua menu saya cicipi, ambil sedikit tapi jenisnya banyak.
Sayangnya hotel bintang empat yang tak jauh dari bandara ini rupanya punya reputasi buruk di mata beberapa aktivis lingkungan Yogyakarta. Informasi ini saya dapat dari teman di Yogya, informasi yang membuat saya agak kurang nyaman dan merasa bersalah. Maafkan saya.
Nah dari sekian banyak hotel yang saya datangi dalam kurung dua tahun ini, hotel-hotel di atas yang paling berkesan. Sebenarnya hampir semua hotel berkesan, tapi kalau harus menuliskannya semua maka postingan ini akan jadi terlalu panjang. Jadi untuk sekarang, saya sudahi dulu sampai di sini.
Bagaimana dengan Anda? Punya pengalaman unik di hotel? [dG]
hotel yang bebas asap rokok yang paling saya suka..
Hahaha tapi buat perokok menyiksa bok!
eastparc menunya enak2, memang. Tentang reputasi lingkungan itu kok saya belum tahu ya Daeng? Boleh dicritain dong? Dibisikin aja dah 🙂
kalau kata teman-teman sih, pembangunannya mengikis air tanah dan semua air tanah sekitar situ disedot sampai warga nyaris gak dapat air bersih lagi