Massiva’, Makassar Anti Valentine
Karena sesungguhnya Valentine memang lebih banyak mudharatnya.
Saudara-saudaraku sekalian, kalian pasti sudah sangat sadar kalau sebentar lagi tanggal 14 Februari akan datang. Dan kita sebagai orang Indonesia pasti sudah hapal sekali kalau tanggal 14 Februari yang sekaligus diperingati banyak anak gaul sebagai hari Valentine adalah satu dari beberapa momen yang selalu diperingati di media sosial setiap tahunnya. Momen lainnya apalagi kalau bukan halal-haramnya mengucapkan selamat hari Natal dan halal-haramnya merayakan tahun baru.
Sebagai sebuah momen penting maka tidak lengkap rasanya kalau Valentine dilewatkan begitu saja tanpa ribut-ribut atau minimal perhatian khusus. Tidak afdhol kalau Valentine tidak dibumbui dengan berita hangat atau kadang kontroversi.
Bersyukurlah tahun ini ada bapak walikota Makassar yang membuat perayaan Valentine kembali ke khittah-nya sebagai perayaan yang harus dibicarakan. Beliau yang sungguh bijak bestari mengeluarkan aturan larangan perayaan Valentine wabil khusus pada anak-anak sekolahan se kota Makassar. Menurut beliau, Valentine banyak mudharatnya, banyak negatifnya dan hanya bisa merusak mental dan masa depan anak bangsa.
Bapak walikota Makassar yang sudah berulang kali menerima penghargaan sebagai walikota paling inovatif ini sadar betul kalau Valentine itu produk barat yang tak sesuai dengan jiwa Pancasila dan nilai-nilai luhur agama yang ada di Indonesia. Valentine hanya kedok untuk mengajak anak-anak muda melakukan zinah massal, melanggar aturan agama dan menghianati kearifan lokal. Jadi tentu saja sangat pantas untuk dilarang digelar di tanah Makassar!
Untuk itu dengan segala kearifannya pak walikota lalu menyiapkan satpol PP milik pemerintah untuk berkeliling kota, mencegah anak-anak muda alay agar tidak menggelar acara Valentine. Bukan cuma satpol PP loh, bapak walikota juga sudah bertekad untuk melibatkan TNI dan Polri dalam upaya mencegah perayaan Valentine di kota Makassar. Luar biasa! TNI dan Polri yang biasanya hanya dillibatkan untuk menjaga keamanan dan mengusir penjahat sekarang juga akan diminta untuk menjaga moral anak bangsa.
Sungguh sebuah perjuangan luar biasa dari pak walikota untuk menjaga moral anak bangsa dari kota Makassar ini.
Tapi sayangnya masih ada saja orang-orang yang mencibir niat baik penjaga moral kota ini. Masih ada saja orang-orang yang sinis pada niat baik pak walikota Makassar. Menganggap pak walikota gila urusanlah, lebaylah. Ah, kalian ini sungguh tidak bisa menghargai niat baik orang, apalagi orang nomor satu di kota Makassar, pemimpin yang kelak akan dihisab dan dimintai pertanggungjawabannya di hari akhir.
Sebagai pemimpin beliau sadar sepenuh hati kalau tanggung jawabnya bukan hanya di soal fisik dan pra sarana kota, tapi juga mental warganya. Soal fisik kota beliau sudah bekerja, sudah ada gendang dua untuk mewujudkan Makassar Tidak Rantasa, lalu jalan-jalan sudah ditinggikan supaya tidak tergenang lagi, sebagian juga diperlebar supaya tidak macet lagi. Lalu apa lagi yang kalian keluhkan? Sekarang sudah saatnya untuk mengurus mental warga, agar tak terjerumus kepada kesesatan.
Lagipula pak walikota Makassar ini bisa jadi ikon perjuangan para jomblo sekota Makassar. Beliau paham sekali pada perasaan kaum jomblo yang mungkin akan kembali melewati Valentine tanpa seorang pun yang bisa dipeluk atau dielus. Sungguh, itu pasti akan sangat menyakitkan bagi mereka melihat teman-teman mereka yang sudah beroleh pasangan akan melewatkan malam Valentine yang indah.
Bayangkan bagaimana teririsnya hati mereka ketika malam Valentine mereka hanya bisa bertatapan sesama jomblo, meneguk kopi pahit sepahit nasib mereka dan berbincang garing segaring garis hidup mereka. Sementara di luar sana, kawan-kawan mereka tertawa riang dengan mata berbinar dan jantung berdegup bersama pasangannya.
Jadi, para jomblo se kota Makassar harus berterima kasih pada pak walikota yang sudah melarang perayaan Valentine. Mereka bisa ikut tertawa di malam Valentine, bahkan tawanya bukan hanya tawa bahagia tapi juga sekaligus tawa mencibir. Mencibir teman-teman non jomblo mereka yang terpaksa harus tertawan di rumah tanpa bisa bermalam Valentine. Yah walaupun berzinah itu bisa dilakukan kapan saja, tapi itu urusan lain. Itu bukan urusan pak walikota, karena itu urusan pribadi orang-orang. Sekarang yang penting adalah mencegah agar perayaan yang seolah jadi legitimasi perzinahan massal itu tidak berlangsung di kota Makassar yang tercinta.
Makanya, sebagai orang Makassar yang berbudi luhur kita harus mendukung penuh perintah pak walikota. Enyahkan Valentine dari kota tercinta ini, kalau perlu kita teriakkan: MASSIVA! Singkatan dari Makassar Anti Valentine! [dG]
terima kasih Daeng,
sebagai jomblo saya merasa terwakili oleh tulisan ini.
saya terharu dan bangga punya walikota seperti ini.
Apapun harinya kalo otak kita pikirannya mesum ya hari mesum juga.
hehehe ternyata nggak hanya di banda ACEH, di Makassar juga sama ya?
satu sisi itu memang positif sih daeng, tapi jadi pertanyaan sekarang, perayaan seperti apa yang di maksud? ini masih sangat ambigu.
di banda aceh, berkembang kami menolak merayakan valentine. emangnya perayaannya macam mana? 😀