Laba-Laba Yang Berubah

Poster The Amazing Spider-Man

Review ini mungkin sudah terlambat, toh demam Amazing Spider Man sudah lewat dan sekarang malah sudah tergantikan dengan demam Batman.

Saya menonton The Amazing Spider-Man dengan ekspektasi nyaris nol. Sudah beragam pendapat orang yang saya dengar tentang film ini, ada yang memuji dan ada juga beberapa yang nyata tidak senang. Saya telan semuanya dan tidak menaruh ekspektasi apa-apa.

Di antara semua super hero buatan Amerika, saya memang paling suka dengan Spider Man. Alasannya adalah karena si manusia laba-laba ini adalah super hero yang paling humanis. Superman adalah mahluk yang datang ke bumi dari planet lain, Batman adalah orang kaya yang menciptakan ragam teknologi untuk menjadi seorang super hero, sementara Spider Man adalah anak remaja biasa yang secara tidak sengaja digigit laba-laba dan kemudian berubah menjadi seorang manusia dengan kekuatan seperti seekor laba-laba. Dalam perjalanannya, Spider Man malah selalu menemui kesulitan karena pribadi gandanya itu.

Tobey McGuire sukses memerankan Spider Man di 3 seri pertama dalam dasawarsa ini. Mau tidak mau pikiran kita akan terpaku pada karakter yang dimunculkan oleh Tobey. Peter Parker yang berkacamata, geek, canggung, tidak seberapa tinggi dan benar-benar bullyable. Ketika muncul berita Andrew Garfield akan menggantikan Tobey, pertanyaan muncul. Berhasilkah dia mengusir bayangan Peter Parker a la Tobey di kepala para penonton?

The Amazing Spider Man menghadirkan sosok Peter Parker yang berbeda. Dia lebih jangkung, lebih kurus, tidak berkacamata dan tidak terlalu canggung meski tetap geek. Peter Parker di bawah peran Andrew Garfield adalah remaja yang tetap gaul, berpakaian santai meski tetap jadi sasaran bully anak-anak yang lebih nakal di sekolahnya.

Menikmati The Amazing Spider-Man harus dengan satu bekal; jangan pernah menyamakannya dengan 3 episode Spider Man sebelumnya. Nikmati saja The Amazing Spider-Man apa adanya karena dalam film ini sosok Spider Man memang ditampilkan berbeda dengan jalan cerita yang juga sedikit berbeda dari Spider Man sebelumnya.

Secara umum saya lebih menyukai The Amazing Spider-Man ini. Jalan ceritanya lebih natural dan gampang diterima. Peter Parker yang baru juga sepertinya lebih lekat dengan bayangan saya akan seorang anak remaja kelas menengah di Amerika. Tidak terlalu populer tapi juga tidak terlalu gampang untuk dijadikan sasaran bully.

Ada perbedaan mendasar juga antara Spider Man yang baru ini dengan 3 episode terdahulu. Kali ini Spider Man mengeluarkan jaring laba-laba dengan menggunakan alat khusus, bukan seperti Spider Man terdahulu yang mengeluarkan jaring laba-laba dari dalam tubuhnya.

Film berdurasi 136 menit yang disutradarai oleh Marc Webb sangat nyaman dinikmati. Adegan-adegan yang menggunakan efek khusus sangat memanjakan mata ditambah lagi dialog dan adegan-adegan menggelikan di sepanjang film. Di The Amazing Spider-Man anda bisa melihat seorang super hero menggendong tas ransel sekolah dan menggunakan telepon selular untuk berkomunikasi.

Yah, sang laba-laba sudah berubah. Tapi perubahannya menyenangkan.

[dG]