11 Kalimat Khas Amazing Race
4. Shut Your Mouth!
Berada dalam tekanan mental yang hebat ketika harus menyelesaikan sebuah tantangan berat dan bersaing dengan tim lain tentu bukan situasi yang menyenangkan. Tidak heran kalau ada tim yang mulai terpecah karena anggotanya akan saling meneriaki. Bahkan bertanya atau memberi instruksi dengan nada yang tinggi satu oktaf pun akan dianggap sebagai tindakan agresif oleh teman setim. Saking tingginya tekanan mental yang mendera.
“Shut your mouth!” atau “Don’t yell at me!” adalah dua kalimat yang sangat sering terlontar dari mereka yang mulai stress di bawah tekanan.
Salah satu tim yang terkenal paling tidak harmonis adalah tim Jonathan dan Victoria (season 6). Jonathan terkenal sebagai pria yang temperamental dan bahkan tidak segan-segan membentak, meneriaki atau bahkan mendorong istrinya, Victoria. Ketika jari Victoria terluka dalam sebuah tantangan detour pun, Jonathan cuek saja menyelesaikan tantangan alih-alih kuatir pada keadaan tangan istrinya.
Berbanding terbalik dengan Kris dan Jon (season 6) yang justru disepakati banyak fans sebagai tim paling harmonis. Datang sebagai pasangan LDR, mereka justru melewati putaran demi putaran tanpa riak sama sekali. Tidak ada suara yang meninggi, tidak ada umpatan, tidak ada bentakan. Semua smooth. Mereka saling mendukung satu sama lain, berdiskusi dengan tenang dan tidak pernah saling menyalahkan. Salah satu tim favorit saya selain Becca dan Floyd (dikenal dengan nama Tim Fun, season 29 dan 31).
5. Do You Know Where It Is?
Sebagian perjalanan para tim dilakukan dengan menggunakan taksi atau menyetir mobil yang sudah disediakan. Pada bagian inilah ketegangan biasanya muncul. Tidak semua sopir taksi di negara yang mereka datangi bisa berbahasa Inggris, atau bisa menemukan tempat yang mereka cari. Kendala bahasa sering kali menjadi penghambat terbesar dalam satu putaran perlombaan.
Beberapa tim mengalami kesialan ketika supir taksi yang membawa mereka justru tidak tahu jalan dan malah membawa mereka ke tempat yang salah. Sudah salah, jauh pula dari tempat yang seharusnya. Beberapa tim harus menderita kehilangan tempat di babak berikutnya karena hal seperti itu.
Ketika menyetir sendiri, kendala utama biasanya ada pada kemampuan navigasi. Satu orang anggota tim akan menyetir, satu lagi memandu dengan peta. Tapi tidak semua orang bisa membaca peta sehingga pilihan terakhir adalah bertanya pada warga lokal.
Masalahnya, tidak semua orang mengerti bahasa Inggris dan dengan demikian tidak bisa memberikan petunjuk yang tepat. Kadang malah petunjuknya membingungkan. Dan kembali, faktor bahasa menjadi kendala.
6. We’ve Got U-Turn.
Dalam satu putaran ada yang namanya u-turn. Secara sederhana, ini adalah tantangan untuk sebuah tim agar melakukan dua macam detour yang sejatinya boleh dipilih hanya salah satunya. Tim yang tiba duluan di kotak petunjuk boleh memilih tim lain di belakangnya untuk dikenakan u-turn. Pemilihan tim yang dikenakan u-turn bisa karena alasan pribadi (karena tidak suka dengan tim tertentu) tapi bisa juga karena alasan strategi (tim yang dianggap kuat diberi u-turn dengan harapan mereka akan terhambat atau bahkan tereliminasi).
Di season awal, u-turn belum ada. Tapi yang digunakan adalah yield. Prinsipnya sama, tim boleh menghambat tim lain dengan mengenakan yield. Bedanya, yield tidak mengharuskan tim untuk melakukan dua macam tantangan detour, tapi cukup memutar jam pasir dan menunggu sampai jam pasir kosong sebelum boleh melanjutkan pertandingan.
Keduanya sama, sama-sama membuat frustrasi tim yang jadi korban. Pada akhirnya, baik yield ataupun u-turn membuat tim jadi terhambat sampai ke pit stop. Ada tim yang berhasil lolos dan bisa melanjutkan perlombaan, tapi ada juga yang akhirnya memang tereliminasi.
U-turn dan yield adalah mimpi buruk!
7. They Betray Us!
Beraliansi antar tim bukan hal yang dilarang. Beberapa tim pun melakukannya karena alasan strategi. Mereka bisa saling berbagi informasi atau saling membantu dalam menyelesaikan sebuah tantangan. Bisa juga saling beraliansi untuk menyingkirkan tim lain yang tidak disuka, atau dianggap sangat kuat.
Namun, karena namanya lomba jadi tentu saja persaingan akan tetap jadi yang utama. Aliansi antar tim akan pecah pada waktunya, karena yang jadi juara hanya satu tim. Ada aliansi yang bubar dengan persetujuan bersama, tapi ada juga yang bubar tanpa persetujuan bersama. Akibatnya, salah satunya akan merasa dihianati oleh tim yang tadinya menjadi rekan mereka.
8. I Can’t Do It! It’s Too Hard!
Namanya tantangan, kadang memang berat dan membuat frustrasi. Entah karena terlalu menguras fisik, atau terlalu menguras emosi. Beberapa tim atau anggota tim yang mengerjakan tantangan bahkan sampai hampir menyerah.
Di season 5, Collin yang mengerjakan tantangan membajak sawah dengan kerbau terkenal dengan umpatan kesalnya, “My ox is broken!” Umpatan itu keluar ketika kerbau yang digunakannya membajak sawah seperti tidak mau menuruti perintah Collin dan justru keluar dari area yang seharusnya dibajak.
Dari semua peserta, ada nama Lena (season 6) yang bisa disebut sebagai peserta yang paling gigih. Dia tidak menyerah bahkan setelah delapan jam mencoba menyelesaikan tantangan dan tidak juga berhasil. Satu per satu peserta lain menyelesaikan tantangan dan meninggalkannya, tapi dia tetap saja bertahan. Sampai akhirnya Phil datang dan memastikan bahwa Lena dan Kristy (pasangannya) sudah tereliminasi.
Peserta lain yang bisa dibilang sama gigihnya adalah Floyd (bersama Becca di season 29). Berkali-kali Floyd mencoba menyelesaikan tantangan di bawah terik matahari Vietnam yang membuatnya dehidrasi. Floyd memang akhirnya berhasil menyelesaikan tantangan, jauh di belakang tim lain. Tapi, Floyd sudah tidak sanggup meneruskan pertandingan dan akhirnya atas pertimbangan medis dia harus berhenti dan bersama pasangannya harus tereliminasi.
9. Oh My God!
Semua peserta Amazing Race adalah orang Amerika Serikat, sebagian dari mereka belum pernah atau belum terbiasa melancong ke luar negeri. Jadi, tidak heran kalau ungkapan kekaguman atau rasa tidak percaya kerap terlontar dari bibir mereka.
Beberapa peserta begitu terkesan melihat keindahan alam atau bangunan dari kota yang mereka datangi, beberapa lainnya begitu tidak percaya sampai tidak bisa berkata apa-apa melihat kondisi lingkungan yang dilihatnya. Apalagi ketika mereka mendarat di negara dunia ketiga.
Kendra dari season 6 terkenal sebagai peserta yang paling tidak segan untuk menunjukkan ketidaksukaannya pada kondisi negara ketiga yang didatanginya. Saat berada di Senegal, Kendra secara terang-terangan mengungkapkan rasa tidak sukanya pada kondisi kota yang didatanginya. Senegal dianggapnya sangat jorok, berbau busuk dan orang-orangnya menjijikkan.
Beberapa peserta lain justru melihat kondisi dunia ketiga yang didatanginya sebagai pengingat untuk bersyukur. Di season 14, beberapa peserta sampai menitikkan air mata melihat beberapa gelandangan, pengemis, dan orang-orang di kota Jaipur, India yang mengais makanan dari tempat sampah. Kondisi itu membuat mereka merasa bersyukur hidup di Amerika Serikat.
10. However…
Normalnya, tim yang tiba terakhir di pit stop akan otomatis tereliminasi. Namun, kadang ada putaran yang disebut non-elimination leg. Ini yang menyelamatkan para peserta yang datang terakhir. Mereka tetap berada dalam lomba dengan konsekuensi tertentu. Bayangkan betapa leganya tim yang datang terakhir tapi kemudian mendengar Phil menyebut kata “However”.
Di beberapa season awal, konsekuensi yang diterima oleh mereka yang terselamatkan oleh non-elimination leg adalah harus menyerahkan semua uang yang mereka pegang. Mereka bisa lanjut di babak selanjutnya, tapi sama sekali tanpa uang. Ini membuat mereka harus memutar otak untuk mendapatkan uang agar bisa tetap berlomba.
Sebagai informasi, setiap tim biasanya dibekali uang dalam jumlah tertentu sebelum memulai satu putaran. Uang ini bisa digunakan untuk membayar taksi atau kendaraan umum yang mereka gunakan. Sementara untuk tiket pesawat, mereka hanya harus memesan. Pembayaran dilakukan oleh penyelenggara.
Peraturan menyerahkan semua uang ini kemudian diubah. Para peserta yang lolos dari non-elimination leg tidak lagi harus menyerahkan semua uangnya, tapi di satu titik tertentu harus menuntaskan speed bump. Speed bump ini adalah tantangan kecil yang harus mereka selesaikan terlebih dahulu sebelum bisa melanjutkan perlombaan.
Di sisi lain, kata “however” justru berarti mimpi buruk bagi beberapa tim. Ada tim yang sudah tiba duluan di pit stop, tapi harus mendengar kata itu dari Phil. Biasanya ini berarti mereka harus menerima pinalti karena tidak mengikuti petunjuk dengan benar. Pinaltinya bisa berupa harus duduk menunggu selama 30 menit atau lebih sebelum Phil bisa menerima mereka.
Bisa dibayangkan betapa frustrasinya mereka yang harus duduk menunggu tanpa bisa berbuat apa-apa, menyaksikan tim lain datang satu per satu dan akhirnya membuyarkan kemenangan mereka.
11. Congratulations, Your Are Team Number One!
Ini adalah kalimat yang paling diharapkan oleh semua tim yang ikut berlomba. Ketika bertemu Phil Keoghan di karpet merah di akhir pit stop, kalimat itu berarti menggaransi keberadaan mereka dalam lomba. Di putaran final, ini juga berarti membuat mereka berhak atas hadiah utama $.1 juta.
Di tiap putaran, para peserta yang datang pertama kali di pit stop selain mendapatkan garansi tetap mengikuti lomba, juga akan mendapatkan hadiah dari sponsor. Hadiah ini bertambah seiring dengan makin populernya Amazing Race dan makin banyaknya sponsor besar yang mereka dapat. Tim yang berhasil datang pertama biasanya akan mendapatkan hadiah berlibur dari Travelocity, sponsor utama Amazing Race. Tapi, ada juga peserta yang mendapatkan uang tunai ribuan dollar AS atau bahkan masing-masing sebuah mobil. Tidak heran kalau posisi pertama selalu menjadi rebutan.
Sebenarnya masih banyak lagi kalimat khas dari Amazing Race, tapi setidaknya hanya 11 itu yang saya ceritakan.
*****
Amazing Race saat ini jadi salah satu program reality show yang paling saya senangi. Hampir setiap malam saya memutar satu demi satu episode dari berbagai season. Saya sangat menikmati bagaimana tim-tim peserta itu harus berjuang di bawah tekanan mental yang berat dan penuh persaingan. Beberapa tim bisa tetap menjaga harmonisasi timnya, namun tidak sedikit juga yang gagal. Pada akhirnya memang hanya tim yang paling mampu menjalin kerjasama tim yang keluar menjadi juara.
Setidaknya acara ini memberi satu pelajaran penting buat saya, dalam mencapai satu tujuan kerjasama tim memang tidak bisa ditepis begitu saja. Kerjasama tim adalah faktor terpenting yang menunjang sebuah keberhasilan. [dG]