Review : Into The Wild

Into The Wild

Sutradara : Sean Penn.

Pemain : Emile Hirsch, Vince Vaughn, Kristen Stewart, Catherine Keener, Susan Spencer.

Produksi : Paramount Vantage Classic.

Another quality movie that comes with a great view. Saya sudah membeli versi bajakan dari film ini sejak 2 minggu lalu, tapi baru beberapa hari yang lalu saya sempatkan untuk menontonnya. Sejak membaca reviewnya di internet dan melihat trailernya di sebuah situs, saya sebenarya sudah penasaran sama film ini. Sayangnya setelah rilis resminya di AS sudah lewat sebulan lebih, belum ada tanda-tanda film ini akan masuk ke Indonesia. Setidak-tidaknya Into The Wild masih kalah pamor oleh film-film setan yang gentayangan di bioskop kita. Maka maafkan saya jika sampai membeli DVD-nya di kios DVD bajakan.

Into The Wild diangkat dari sebuah novel berjudul sama yang ditulis oleh Jon Krakauer. Sebuah kisah nyata tentang kehidupan seorang pemuda di West Virginia, AS.

Anak muda itu bernama Christopher Johnson McCandless, anak seorang ilmuwan NASA yang cukup mapan di West Virginia. Chris punya idealisme yang kental. Berbeda dengan remaja seusianya, dia gelisah ingin menyatu dengan alam dan mencicipi kehidupan liar Amerika. Saat lulus dari Emory University tahun 1990, Chris meninggalkan “kehidupan normal”nya. Mendonasikan $ 24.000 tabungannya ke sebuah badan amal, menggunting semua kartu pengenal dan kartu kreditnya serta terakhir membakar uang kertasnya.

Chris betul-betul ingin mencicipi kehidupan alam liar, jauh dari model kehidupannya selama ini. Obsesi terbesarnya adalah menuju Alaska, seorang diri dan nyaris tanpa modal apa-apa selain backpack besar berisi barang-barang keperluan sehari-hari. Dalam perjalanannya, Chris bertemu bermacam-macam karakter yang membantunya menemukan jati dirinya.

Sayang, akhir hidupnya tragis. Direnggut oleh alam yang justru sangat dicintainya. Chris meninggal 2 tahun setelah meninggalkan rumah, keluarga dan kehidupannya. Chris mungkin pemuda yang aneh, tapi setidaknya dia memuaskan dirinya dengan jalan hidup yang dia pilih. Walau tak lazim untuk orang biasa.

Film ini dibuat dengan setting yang melompat-lompat, sebagian besar adalah flash back. Terbagi atas beberapa chapter yang diberi nama sesuai tema perjalanan Chris, filmnya bisa dibilang sangat menyentuh. Sean Penn terlihat berusaha menjual pemandangan indah pedalaman AS, sekilas akan mengingatkan kita akan pemandangan yang nyaris sama di Brokeback Mountain. Emile Hirsch bermain cukup apik di film ini.

Tapi buat saya, sisi paling menarik dari film ini terletak di Soundtrack-nya yang diisi dengan sangat indah oleh Eddie Vedder, lead vocal dari band Pearl Jam. Lagu-lagunya sangat pas dengan film ini. Eddie tampil agak beda dari sisi aransemen bila dibandingkan kebiasaan selama ini di Pearl Jam.

Bila anda pecinta alam atau pecinta film yang “based on a true story”, film ini bolehlah jadi pilihan.