Pantaskah Mereka Jadi Favorit ?

Setta

Kemarin (7 des 09), sebuah komentar masuk di postingan tentang pengumuman pemenang AngingMammiri Award 3 tahun 2009. isinya begini :

“ mmm q dah liat liat blog yang dipilih, kok blognya gak bagus2 amat eh banyak yang pilih yah?? apa karena teman? atau karena rekayasa? seperti blog ini “http://setta81.multiply.com/” —-> tdk untuk di vote.. yang saya lihat isinya gak semenarik dari apa yang anda vote.. tampilannya aja buat mataku sakit.. penempatan backgrounnya…
dan “http://pancallok.blogspot.com/” nah ini blog yang buat sampah di google aja,, artikelnya kebanyakan ciplakan yah? dan sudah bukan rahasia baru — titlenya Berita baru– tapi isinya gak baru..

saya cobe cek aja tapi menurutku gak ada yang saya tertarik..
jadi yang saya simpulkan mungkin ini cuma rekayasa saja. dalam artian cuman dari teman pemilik blogm, bukan murni dukungan dari audience.
but ada satu daya tarik saya sama blog satu orang, isinya seperti ada komunikasi antara blog dan si punya blogger.  yah semacam dia seperti curhat ke blog itu. coba aja kalian cek satu satu lagi. isinya orisinil dan di dalam blog itu ada semacam pesan buat pembacanya. jujur aku sempat tertarik membacanya. ciri blognya itu dari blogspot.

di coba aja cari siapa dia.

maaf bukannya aku membela satu pihak, tapi dia kayaknya layak.
http://………..s.blogspot.com

itu sja yang bisa saya share
nice buat dia layoutnya juga mantap. “

Saya kurang tahu siapa yang menulis komentar itu, tapi sebagai penanggung jawab AngingMammiri Award, saya merasa perlu membuat klarifikasi tentang  keputusan pemenang di AngingMammiri Award, khususnya untuk kategori blog terfavorit dan blog pendatang baru terfavorit.

Oke, tanggapan saya seperti ini :

Pertama-tama saya mau berterima kasih dulu untuk bapak/mas/daeng atau mbak yang sudah menuliskan komentar di atas. Saya mencoba positif dan menganggap kalau komentar anda adalah sebuah bukti nyata kalau anda punya perhatian pada komunitas AngingMammiri, karena kalau anda tidak punya perhatian seperti itu maka saya yakin anda tidak akan repot-repot mengunjungi beberapa nominator blog terfavorit AngingMammiri Award 3 dan kemudian memberikan penilaian tentang para nominator itu. Jadi sekali lagi terima kasih saya ucapkan.

Kedua, mari bicara tentang skema penilaian untuk kategori Blog Terfavorit dan Blog Pendatang Baru Terfavorit. Dari awal sudah dikatakan kalau penilaian untuk kedua kategori itu adalah berdasarkan pada polling atau voting dari sesama blogger dan tentunya itu akan sangat subjektif, terlalu banyak faktor yang mempengaruhi pilihan tersebut. Bukan semata-mata hal teknis tentu saja, tapi hal-hal yang bersifat pribadi tentu akan jadi pertimbangan juga bagi para pemilih.

Anda mungkin masih ingat kejadian pada ajang pencarian bakat bernama AFI saat pertama kali muncul dulu, sekitar tahun 2004-2005 saya rasa. Waktu itu sang pemenang adalah Veri, wakil dari kota Medan. Secara kualitas, banyak orang yang mencemooh. Banyak yang bilang kalau Veri itu kualitasnya ecek-ecek, jauh di bawah kualitas si Kia sang juara dua, bahkan masih di bawah Mawar si juara tiga.

Tapi apa yang kemudian membuat Veri jadi juara ?

Tidak lain adalah karena dukungan penonton lewat sms yang membuatnya jadi juara pertama. Semua itu diawali dari cerita selayak sinetron yang mengumbar “kekurangan” (saya sengaja memberinya tanda kutip) dari si Veri. Latar belakangnya dari keluarga sederhana dengan ayah yang “Cuma” (sekali lagi saya beri tanda kutip) seorang tukang becak ternyata sanggup menggerakkan ribuan orang untuk mendukungnya lewat sms, berkali-kali bahkan. Soal apakah dia punya kualitas yang pantas untuk jadi juara atau tidak, hell with that…

Hal yang sama sempat terulang di ajang Indonesian Idol waktu Ihsan jadi juara mengungguli Dirly meski orang tahu kalau Dirly lebih berkualitas dari Ihsan yang hanya mampu bermain bagus di lagu-lagu balada tapi selalu keteteran di lagu-lagu yang nge-beat. Ihsan juga jadi juara karena pihak televisi berhasil menjual latar belakang keluarganya hingga banyak orang yang simpati dan kemudian rela menyisihkan pulsa teleponnya untuk mendukung Ihsan. Sekali lagi, hell with the quality..

Saya tidak bilang kalau kami (atau siapapun) berhasil menjual latar belakang pemenang polling blog terfavorit AngingMammiri Award tahun ini, kami belum seiseng itu. Setta, yang kebetulan jadi pemenang favorit tahun ini, serta Pancallok yang jadi runner up saya kira sama sekali tidak pernah menjaring pemilih lewat cara menjual sesuatu seperti tayangan reality show di tv-tv. Sepanjang yang saya tahu, mereka hanya memanfaatkan jaringan mereka saja. Entah itu jaringan via online atau jaringan via offline.

Saya kurang tahu apakah mereka juga melakukan kampanye secara offline ataupun online, dan kalaupun iyya, apa salahnya saya pikir. Kami dari pihak panitia malah merasa bangga kalau mereka benar-benar gencar berkampanye karena artinya mereka memandang bahwa sebuah AngingMammiri Award adalah sesuatu yang pantas untuk diperjuangkan. Dan sesuatu yang anda rancang dan kemudian dihargai oleh orang lain tentunya membuat anda bangga bukan ? Manusia mana sih yang tidak senang dihargai. Ok, but thats not the point. Mari kembali ke topik awal.

Sekali lagi saya ingin menggaris bawahi kenyataan kalau unsur subjektif berperan sangat besar dalam keputusan pemenang blog terfavorit. Sang pemenang dan sang runner up yang menurut anda tak pantas untuk dipilih toh ternyata berhasil menjaring simpati banyak orang, dan saya rasa para pemilihnya adalah orang-orang yang jujur, yang memilih mereka karena merasa mereka pantas untuk dipilih. Alasan pantasnya mungkin beda dengan alasan pantas tidak pantas yang anda tulis di komentar anda. Para pemilih Setta dan Pancallok pasti punya “sesuatu” yang tidak bisa dijelaskan secara gamblang tentang kenapa mereka memilih Setta atau Pancallok. Dan alasan itu jelas berbau subjektif, sesuatu yang saya kira sejalan dengan tema pemilihan blog terfavorit.

Pemilihan blog terfavorit sangat berbeda dengan pemilihan blog terbaik. Pemilihan blog terbaik menggunakan 3 orang juri yang saya kira kompetensinya dalam dunia blog (khususnya untuk komunitas AngingMammiri) sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Untuk blog terbaik kami berusaha meminimalisir unsur subjektif meski tentu saja tak bisa hilang 100%.

Kami dari pihak panitia hanya memasang aturan bahwa blog yang boleh dipilih adalah blog yang menjadi anggota AngingMammiri.org yang dibuktikan dengan banner AM yang terpasang di blog bersangkutan. Soal kualitas atau tampilan atau hal teknis lainnya, semua kami serahkan ke khalayak ramai.  Yang terbaik tak selamanya jadi favorit kan..? Dan oh ya, saya juga ceritakan kalau ada beberapa suara yang tidak saya hitung karena si pemilih tidak mencantumkan url blog-nya dan saya anggap dia bukan blogger. Ini juga sesuai dengan persyaratan pemilih yang saya cantumkan di postingan tentang blog terfavorit dan blog pendatang baru terfavorit, silakan dicek di sana.

Teman, kemenangan Setta dan posisi runner up bagi Pancallok saya kira sangat sesuai dengan tema Blog Talk AngingMammiri.org hari minggu kemarin. Mereka berdua berhasil memanfaatkan sesuatu bernama pergaulan virtual. Menjaring simpati banyak orang lewat sebuah jaringan pertemanan di ranah maya. Saya tidak yakin kalau Setta atau Pancallok mengenal semua orang yang memilih blognya, kenalpun tidak apalagi pernah berinteraksi langsung di dunia nyata.

Anda, saya atau siapapun mungkin bisa punya blog berkualitas dengan posting yang luar biasa dan berguna bagi orang banyak, tapi kalau kita hanya berhenti di situ saja dan tidak mau menjalin sebuah pertemanan dan membentuk sebuah jaringan maka tentu hasilnya akan sia-sia. Kalau anda mendengar pemaparan Paman Tyo di acara blog talk kemarin tentu anda akan paham maksud saya.

Saya mungkin sudah terlalu panjang bercerita lengkap dengan analogi yang saya harap tidak segera membuat anda mual, tapi pada intinya saya hanya mau menekankan kalau sama sekali tidak ada rekayasa dalam pemilihan blog terfavorit ini. Semua hanya karena kedekatan dengan konstituen dan kelebihan dalam hal jaringan yang dimiliki sang pemenang dan sang runner up (saya sengaja menyoroti kedua blog ini karena dalam komentar anda, kedua blog ini yang anda sebut-sebut). Subjektifitas berperan besar dalam keputusan para pemilih. Ada yang bisa disalahkan untuk itu..?

Di akhir tulisan sekali lagi saya berterima kasih untuk komentar anda yang saya anggap sebagai buah perhatian untuk komunitas AngingMammiri.org, komunitas yang kita bangun bersama lewat tangan-tangan kita yang kecil ini. Kalau anda menganggap masih ada hal yang ingin didiskusikan lebih lanjut, fell free untuk mengontak saya di : ipul.ji@gmail.com atau mungkin lebih asyik kalau bisa didiskusikan beramai-ramai di mailing list : blogger_makassar@yahoogroups.com.

Selamat malam (karena saya menulis postingan ini di malam hari) dan salam sejahtera untuk anda.

Hormat saya,