Jupe for Pacitan !!
Hari Minggu kemarin (9/5) saya sempat menon ton bagian akhir dari acara John Pantau di Trans TV. Karena menontonnya hanya di sepertiga bagian akhir, saya cuma bisa menebak topik yang diangkat. Kebetulan waktu itu ada 2 artis yang jadi topik utama, Maria Eva dan Julia Perez. Kita tahu kalau keduanya adalah artis-artis yang sedang hangat-hangatnya jadi bahan pembicaraan menyusul niatan mereka untuk menjadi wakil pemimpin di beberapa daerah di Jawa.
Maria Eva maju sebagai calon wakil bupati di Sidoarjo, sementara Julia Perez maju sebagai calon bupati di Pacitan. Mereka tidak hanya berdua, sudah ada nama Ayu Azhari dan Inul Daratista yang juga maju sebagai calon pemimpin di kabupaten yang berbeda. Ini seperti sebuah efek domino menyusul banyaknya artis yang lolos ke Senayan dan beberapa artis yang juga sukses menjadi pemimpin/wakil pemimpin di beberapa daerah. Tidak heran kalau pencalonan kedua artis itu dan dua lagi yang lainnya menyulut kontroversi dan perdebatan antara yang setuju dan tidak setuju.
Kembali ke tayangan John Pantau yang saya tonton kemarin. Saya hanya sempat melihat bagian akhir wawancara John Pantau dengan Maria Eva. Dengan gayanya yang jahil dan kadang berlebih-lebihan dan bikin eneg, John mencoba mengungkit masa lalu Maria yang sempat menghebohkan beberapa tahun yang lalu. Yah, waktu itu siapa yang tak kenal dengan Maria Eva yang menghebohkan dengan video mesumnya bersama seorang politisi senior partai Golkar. Kesan masa lalu itu juga yang menjadi ganjalan bagi beberapa orang selain tentu saja kapasitas Maria Eva di bidang politik yang meragukan.
Tapi Maria Eva (selanjutnya saya singkat ME saja) sepertinya sudah siap dengan pembelaan dirinya. Menurut dia, tak ada manusia yang sempurna. Semua orang pernah berbuat salah, termasuk tentu saja dirinya sendiri. Pun dia mengklaim kalau 99,99% para pejabat yang ada sekarang bukanlah orang bersih jadi kenapa musti takut untuk maju ? Alasan yang masuk akal, meski menurut saya tidak bisa dibenarkan 100%.
John juga sempat menyinggung penampilan ME di layar kaca sambil meneteskan air mata pasca affairnya bersama YZ terkuak di media. Kata ME, itu hanya air mata buaya dan sekedar akting saja. Wow, luar biasa..!!, seorang calon pemimpin berani mengakui kalau air mata yang dulu dikeluarkannya itu hanya air mata buaya dan sebatas akting saja.
Nah, session berikutnya membuat saya lebih geli. Kali ini giliran Julia Perez, atau biasa disingkat Jupe yang jadi fokus. Oleh John dia ditanyai alasannya kenapa mau dan berani maju jadi calon bupati Pacitan. Mungkin sebagian besar dari kita sudah pernah dengar alasan Jupe. Jelasnya Jupe bilang kalau ini adalah kesempatan yang tak datang dua kali dan dia juga yakin bisa mengembangkan tenaga dan pikirannya untuk negeri ini. Sebenarnya ada deretan alasan lain yang dia utarakan, tapi bagi saya tak lebih dari sekedar pemanis bibir yang menunjukkan kapasitas asli seorang Julia Perez. Oh ya, saat disinggung tentang penampilannya yang sudah kadung terkenal dengan label sexy Jupe hanya bilang kalau itu adalah tuntutan pekerjaan, lagipula yang maju untuk jadi calon bupati Pacitan adalah Yulia Rachmawaty, bukannya Julia Perez seperti yang selama ini kita kenal. Hell yeah, what an answer.
Puncak kegelian saya jatuh pada akhir acara. John dengan gaya jahil dan lebay-nya itu mengajukan beberapa pertanyaan yang bermaksud mengetes pengetahuan Jupe soal Pacitan. Pertanyaan pertama tentang nama terminal terbesar di Pacitan yang dijawab oleh Jupe sebagai terminal Pacitan..!! padahal bukan itu jawabannya sodara-sodara ..Jupe berkelit kalau dia belum sampai ke situ meski dia juga meyakinkan kalau dia sudah beberapa kali berkunjung ke Pacitan. Kalau memang belum sampai ke situ, trus udah sampai di mana aja mbak..?
Nah, pertanyaan kedua lagi-lagi menggelikan. John memberikan pilihan ganda dengan pertanyaan sebagai berikut : Pacitan berbatasan langsung dengan kabupaten apa ? A. Brebes, B. Boyolali dan C. Pamekasan. Jupe berpikir sejenak sebelum akhirnya dengan tawa lebar dia menjawab : C. PAMEKASAN.!!! Well, mari kita sambut calon wakil bupati Pacitan yang ternyata sama sekali tidak tahu kalau Pamekasan itu adanya di Madura..!!. Lagipula dari 3 nama kabupaten yang disebut John Pantau, tidak ada satupun yang berbatasan langsung dengan Pacitan, John hanya sekedar menguji.
Sehabis itu ada 2 pertanyaan lagi yang diajukan ke Jupe termasuk arti dari motto kabupaten Pacitan serta nama salah satu acara khas kabupaten Pacitan. ?Dua-duanya tidak bisa dijawab oleh Jupe dan parahnya lagi pada pertanyaan tentang upacara khas daerah Pacitan yang bernama ceprotan itu Jupe dengan sok tahunya memberikan penjelasan panjang lebar mengenai potensi Pacitan dan makna dari upacara yang aslinya adalah upacara bersih desa itu. Sekali lagi jawabannya bikin geli dan selanjutnya bikin eneg. Bagaimana mungkin seorang calon wakil bupati tidak tahu hal-hal mendasar tentang daerah yang bakal dia pimpin ?
Saya tidak tahu bagaimana reaksi saudara-saudara kita di Pacitan kalau sempat menonton acara John Pantau itu. Entah apakah penampilan Jupe di sana bisa mempengaruhi keputusan mereka dalam menjatuhkan pilihan pada Pilkada nanti. Pfiuhh..!! kalau saya sih sudah jelas, saya tidak akan menaruh harapan pada orang yang jelas-jelas tidak tahu hal-hal mendasar tentang daerah saya. Bagaimana kita mau berharap dia bisa mengembangkan potensi daerah kalau kabupaten tetangga saja tidak tahu ?.
Jadi, sekali lagi saudara-saudara..sambutlah calon wakil bupati Pacitan yang untuk sementara belum tahu banyak tentang kabupaten Pacitan..yah, mungkin dia memang sedang belajar tentang Pacitan dan kebetulan pelajarannya belum sampai di situ sehingga belum bisa menjawab pertanyaan remeh temeh itu dengan benar. Mungkin saja..
Saya sedih melihat fenomena seperti ini, memilih pemimpin yang sudah jelas track recordnya serba hitam dan gelap = awal kehancuran, kiamat! Semoga hal ini tidak terjadi di Makassar… 😀
Tapi, eh, tapi, soal memilih dan dipilih adalah hak setiap warga negara. Tinggal rakyatnya saja yang harus pinta menentukan pilihan 😀
Kalo saya sih ya jelas tak akan pilih :p
.-= isnuansa´s last blog ..Makassar, Kebaikan Yang Tak Terhapus #4 =-.
sapapun pemimpinnya, tetap rakyat yang menentukan toh? yang perlu diwaspadai adalah adanya rakyat yang rela menukar jawaban tulusnya dengan sogokan demi sogokan sehingga pilihan menjadi ga penting, yang penting uangnya 🙂
Wahahaha. Saya juga nonton john pantau hari itu. Yah biarin aja deh, nanti juga rakyat yang akan menentukan pilihan. Kalaupun ME & JP ditakdirkan menang, ya itu salahnya rakyat daerah itu sendiri 🙂
Selamat menjabat sebagai ketua baru AM. Salam kenal dari blogger depok 😀
.-= indobrad´s last blog ..miladeBlogger sudah bergulir =-.
@Abu Ghalib: Amin..semoga kita bisa memilih pemimpin betul2 karena kapabilitasnya..bukan karena kepopuleran atau kekayaannya semata…
@indobrad: hehehe..makasih untuk ucapannya…:)
@Debby: itu jadi hal paling riskan di negara kita, ,ketika rakyat rela menukar suara hati nuraninya dengan sejumlah materi yang hanya bisa dinikmati sesaat…sayang ya..
hanya saja, kagak habis pikir koq ya elit politik bisa mengajukan calon pemimpin yang seperti itu. Itu yang sangat memprihatinkan.
@adika ranggala: Well..itulah politik. sebenarnya mereka kelihatan bodoh dengan memilih orang2 seperti itu, tapi sesungguhnya mereka cukup pintar dengan memanfaatkan popularitas artis bersangkutan..soal kemampuan, itu nomor sekian. toh kalo si artis naik dia juga cuma dijadiin boneka aja…
tul nggak ?