Belajar Sabar Bersama Flexi

Hmm..emang bukan telepon biasa kayaknya.

Disclaimer : tulisan di bawah ini bukan untuk mendiskreditkan sebuah merek tertentu. Ini murni hanya curahatan hati dari seorang konsumen yang ditulis dengan perspektif yang sangat personal dan tentunya subjektif. Pengalaman teman-teman yang lain mungkin berbeda, jadi silakan berbagi bila anda punya kesamaan atau perbedaan pengalaman dengan saya.

Semenjak Ofie jadi ke Rotterdam koneksi internet di rumah jadi sebuah kebutuhan primer. Jarak antar benua sungguh jadi halangan untuk rajin-rajin berhubungan via SMS apalagi telepon. Alat pengubung paling masuk akal adalah via internet. Perbedaan waktu yang sampai 5 jam menjadikan malam hari sebagai waktu paling ideal untuk saling terkoneksi, dan lengkaplah sudah alasan kenapa saya harus menyediakan koneksi internet di rumah.

Sayangnya saya belum punya sambungan telepon kabel sehingga pilihan kemudian jatuh kepada wireless modem. Saya berhitung apakah akan menjatuhkan pilihan pada CDMA atau GSM. Pilihan kemudian jatuh kepada CDMA, alasan utamanya karena harga perangkatnya yang lebih murah dari GSM. Alasan lain yang dibuat-buat adalah karena koneksi CDMA di rumah saya lumayan bagus plus tak saya tidak punya laptop sehingga kurang mobile, jadi modem berbasis GSM mungkin tak terlalu saya butuhkan.

Oke, persoalan pertama sudah terpecahkan, berikutnya adalah mencari provider penyedia jasa layanan internet berbasis CDMA. Jaman sekarang, salah satu media paling mumpuni untuk mencari berbagai informasi apalagi kalau bukan Google. Gugling sana-sini saya menemukan beberapa situs blog yang mengulas tentang paket unlimited dari Telkom Flexi. Harganya sangat menggiurkan, hanya Rp. 2500,- untuk paket perhari, Rp. 15.000 untuk paket per minggu dan Rp. 50.000,- untuk paket per bulan. Kecepatan yang dijanjikan adalah 153 Kbps, wow..sangat menggiurkan bukan ?

Saya juga ingat seorang teman di Facebook adalah pengguna Flexi Unlimited. Kebetulan sinyal Flexi di rumah juga cukup kuat, jadi saya tidak sempat lagi berpikir untuk membandingkannya dengan provider lain. Segera setelah saya membeli modem CDMA, sebuah kartu perdana Flexi juga berpindah tangan. Isi pulsa Rp. 25.000,- sehingga total pulsanya jadi Rp. Rp. 30.000,-. Karena tak punya handset saya langsung saja register untuk paket 1 minggu, daripada harus bolak-balik pinjam handset punya orang, mending sekalian aja, pikir saya.

Oke, tak berapa lama saya dapat balasan berupa username unik beserta password dari Flexi unlimited. Menjelang tengah malam ketika tiba di rumah langsung saja semuanya saya persiapkan. Modem diinstall, kartu dipasang dan modem dicolok ke PC. Siap-siap menikmati 153 Kbps yang dijanjikan Flexi.

Masalah baru muncul kemudian ketika saya mencoba menyambung tapi pesan yang muncul selalu : incorrect username or password. What ?, saya cek berulang-ulang tapi saya tetap yakin kalau username dan password yang saya masukkan sudah cocok dengan sms yang saya terima.

Saya coba telepon ke 147 dan jawaban mereka standar saja. ” Tunggu pak, nanti kami coba cek dulu, siapa tahu memang ada kerusakan system. Silakan tunggu 1×24 jam”. Halah..!!!! menunggu 1 x 24 jam ? padahal saya sudah terlanjur berharap bisa segera browsing dan chat dengan Ofie. Tapi apa boleh buat, marah-marah sekalipun tidak akan serta merta membuat koneksi langsung berhasil, jadi akhirnya saya memilih tidur dengan dongkol.

Besoknya saya kembali browsing, mencari informasi tentang layanan Flexi. Saya tiba di website yang saya bikin rujukan sehari sebelumnya. Bodohnya saya, kemarin ketika tiba di sana saya tidak mengecek sampai kebagian komen. Setelah datang untuk kedua kalinya saya baru mengecek bagian komen dan mendapati 83 komen yang 81 di antaranya berisi makian kekesalan pada Flexi. Oh my God..!!! saya salah pilih provider rupanya. Saya coba mengunjungi Facebook teman yang setahu saya juga menggunakan Flexi unlimited. Maksud hati mau bertanya pengalaman dia selama menggunakan Flexi, tapi belum sempat menulis di wall-nya mata saya tertumbuk pada sebuah status yang dia buat sekitar 9 jam sebelumnya atau hampir sama dengan waktu ketika saya tak bisa konek. Isi statusnya kurang lebih sama, mengeluh kenapa pesan yang muncul adalah salah username dan password. O’o’ ternyata saya tak sendirian.

Saya meninggalkan komentar di sana dan menceritakan nasib yang sama yang saya alami. Sore harinya komentar saya berbalas, kata si pemilik FB modemnya sudah bisa konek. Oke, mungkin punya saya juga sudah bisa konek. Malam harinya saya kembali mencoba, kali ini dengan ekspektasi yang tak terlalu besar, takut kecewa lagi.

Syukurlah, kali ini punya saya juga bisa konek. Username dan passwordnya diterima dengan baik. Waktunya browsing..!!!.

Sayangnya,Flexi hanya memberi saya waktu sejenak untuk bersenang-senang karena setelahnya saya kembali harus menelan ludah yang rasanya pahit. Koneksi yang saya dapatkan sangat-sangat-sangat lambat. Bayangkan, untuk membuka halaman depan google saja saya sampai bisa menghabiskan 1 batang rokok plus 12 kali refresh. Itu baru halaman depan, belum sampai masukke inbox gmail. Apalagi saya baru berencana mau menginstall Yahoo Messenger. Ah, sialan..!! keong racunpun rasanya masih lebih cepat dari ini.

Ketika saya mengecek status modem, ternyata average speed-nya atau kecepatan rata-rata yang saya terima adalah sebesar 0,9 Kbps. Yah, 0,9 Kbps sodara-sodara. Silakan membayangkan sendiri berapa waktu yang dibutuhkan untuk membuka sebuah web atau mengisntall YM. Bayangkan, kalau mau mengunduh sebuah film yang besarnya kira-kira 700MB maka saya akan butuh waktu sekitar ??216 hari. Hmmm..kurang 100 hari lebih untuk genap setahun. Bukan hanya itu, kecepatan yang luar biasa lambatnya itu masih ditambah dengan koneksi yang sering terputus. Entah berapa menit sekali saya harus menekan tombol disconnect dan menekan kembali tombol connect biar tulisan Server Not Found atau Transfer Data Interrupted tidak muncul di Mozilla Firefox.

Saya berpikir, mungkin karena masih termasuk rush hour kali ya sehingga koneksinya juga masih sangat lambat. Beberapa jam kemudian setelah lewat jam 12 malam saya coba login kembali, kali ini dengan harapan kecepatannya akan berubah signifikan, tapi ternyata oh ternyata itu hanya mimpi belaka. Jam 1 subuh saya coba konek, tapi kecepatannya masih tetap antara 0.9 kbps sampai maksimal 1,4 kbps. Lalu, di mana koneksi yang 153 kbps yang dijanjikan di promosi itu ? Kata seseorang di sebuah situs, kecepatan 153 kbps itu adalah kecepatan yang dikeluarkan oleh Flexi sebelum dibagi ke ratusan orang, jadi wajar dong kalau masing-masing dapat kurang dari 1 kbps. Entah benar atau tidak tapi faktanya saya hanya dapat kecepatan 0,9 kbps.

Sampai sekarang saya masih menggunakan Flexi unlimited. Bukan karena saya belum kapok, tapi lebih karena nanggung, soalnya paket mingguan saya belum habis dan pulsa saya masih banyak. Biarlah, mungkin bila badai ini berlalu saya akan pindah ke provider lain yang katanya lebih lumayan meski juga sedikit lebih mahal. Tak apalah lebih mahal, yang penting masih masuk akal dari segi biaya dan kecepatan. Tak seperti produk pemerintah yang satu ini.

Setidaknya ada pelajaran berharga yang saya dapatkan dari kesalahan memilih operator ini. Saya jadi belajar untuk lebih sabar setiap kali saya melakukan koneksi internet menggunakan Flexi. Yah, selalu berusaha untuk melihat sisi positif dari sebuah kesalahan meski itu sebenarnya hanya untuk menutupi sebuah kebodohan.

Ah, Flexi..terima kasih sudah membuatku belajar lebih sabar. Teman-teman, adakah di antara kalian yang pernah diajar oleh Flexi ?