Ternyata, Makassar Juga Bisa

D’Kustik, salah satu band anak muda Makassar yang keren

Dalam kurun waktu 10 hari ini saya sering nongkrong di Mall, tepatnya di Mall Ratu Indah dan tepatnya lagi itu karena kebetulan kantor kami ikut pameran REI Vaganza 2010. Ada yang special dari pameran kali ini. Sang penyelenggara (3Pro) menggelar konsep pameran yang digabungkan dengan entertainment. Setiap hari mereka menggelar acara musik yang menampilkan bermacam-macam band dengan tema yang berbeda setiap harinya. Ada tema musik Country, Latin, Jazz, Bossanova dan musik pop.

Malam pertama bertema musik country yang menampilkan band lokal dengan 4 penyanyi wanita. Keempatnya sudah cukup berumur, akhir 20an dan awal 30an lah. Tapi, soal kualitas suara saya tanpa ragu mengacungkan 2 jempol untuk mereka. Sayang saya tidak hapal nama bandnya.

Keesokan harinya saya makin kagum pada band yang tampil. Namanya Zarro N Vega. Personilnya sebagian besar adalah orang tua ( berumur di atas 40-an) dan yang saya dengar katanya mereka berlatar belakang profesi yang berbeda. Ada yang dokter, pengusaha dan bahkan GM. Mereka tampil dengan aroma jazz yang kental, membawakan beberapa lagu-lagu jazz mulai dari yang slow sampai yang lumayan nge-beat. Sebagai seorang yang (mengaku) suka lagu-lagu jazz saya benar-benar terhibur meski terus terang tidak semua lagu yang mereka bawakan pernah saya dengar sebelumnya. Melihat mereka bermain dengan totalitas yang tinggi plus guratan-guratan kenikmatan di wajah mereka membuat saya tak lagi peduli pada lagu yang mereka bawakan karena rasanya saya sudah cukup terpuaskan dengan aksi panggung mereka.

Oh ya, band ini juga tidak hanya membawakan lagu-lagu jazz yang kurang akrab di kuping masyarakat biasa tapi mereka juga sempat membawakan lagu milik D’Masiv yang berjudul “Cinta Ini Membunuhku”, dan tahu tidak? ternyata lagu yang menurut saya aslinya termasuk cheesy ini kalau dibawakan dengan aransemen jazz jadi kedengaran enak dan “mahal”.

Di hari-hari berikutnya kenikmatan terus berlanjut. Setelah dua hari berturut-turut dihajar dengan sajian brazilian jazz dan bossanova, sekarang giliran anak muda yang beraksi. Sebuah band yang namanya D?Kustik tampil memukau para pengunjung Mall Ratu Indah. Formatnya memang akustik dengan 5 personil inti plus satu additional vocalist. Hal yang luar biasa dari band ini adalah mereka menggunakan 1 saxophone dan 1 biola. Satunya lagi menggunakan gitar akustik dan tabla sebagai pengganti drum. Dengan format yang sederhana seperti itu ternyata mereka mampu tampil luar biasa.

Beragam lagu mereka embat, mulai dari lagu-lagu top 40 dalam negeri sampai lagu-lagu taun 90-80an yang diaransemen ulang. Plus, beberapa lagu dangdut yang dibawakan dengan aroma yang berbeda karena adanya unsur saxophone dan biola. Kembali saya mengacungkan jempol dengan sukarela pada talenta-talenta luar biasa dari Makassar ini.

D’Kustik, tampil apik dengan memasukkan unsur Saxophone dan Biola

Saya lupa hari apa, yang jelas sebuah band berisi anak muda kembali membuat saya terkagum-kagum. Kalau tidak salah nama band-nya The Finalist. Dari komen pembuka mereka saya tahu kalau mereka pernah ikutan sebuah kontes band tingkat nasional yang diadakan sebuah merek makanan cepat saji dan berhasil menembus babak final di Jakarta. Band ini personilnya hanya 3 orang, satu drum, satu gitar dan satu bass merangkap vokalis. Hebatnya lagi, drumnya digebuk seorang cewek muda yang langsing. Dari mereka juga saya tahu kalau mereka baru saja pulang dari sebuah kompetisi band di Denpasar dan sang drummer (namanya Sarah) berhasil terpilih sebagai best drummer. Saya tahu mereka tidak bohon ketika saya melihat sendiri bagaimana skill si drummer cewek bernama Sarah itu. Gebukannya mantab! ( sengaja saya kasih huruf B ), pokoknya dia sama sekali tidak kalah dari para cowok yang biasa menggebuk alat musik dari kulit sapi itu.

Rangkaian penampilan dari beberapa band lokal itu membuat saya tersadar kalau ternyata Makassar juga punya banyak potensi di bidang musik. Band-band lokal yang tampil selama 10 hari di Mall Ratu Indah ternyata mampu menunjukkan kalau mereka juga punya sesuatu yang bisa dan pantas untuk dibandingkan dengan band-band lain yang ada di pulau Jawa. Mungkin hanya nasib saja yang membuat mereka hanya beredar di seputaran Makassar saja tanpa pernah bisa menembus orbit yang lebih besar di sebelah barat sana.

Tapi apapun itu pengalaman selama 10 hari menyaksikan band-band lokal Makassar sudah cukup membanggakan bagi saya hingga sampai pada satu kata : ternyata Makassar juga bisa.