Kolombia 1: Persiapan
Sebuah perjalanan terjauh yang pernah saya lalui. Melintasi setengah bumi dari Asia Tenggara ke Amerika Selatan. Tulisan ini akan cukup panjang, saya bagi dalam beberapa bagian.
Kolombia. Apa yang terpikirkan di kepala kalian ketika mendengar nama negara satu itu? Mungkin sebagian langsung berpikir tentang narkotika dan gembong paling masyur: Pablo Escobar. Kalian yang nonton series Narcos pasti tahu tentang bapak satu itu. Namanya memang tidak bisa dipisahkan dengan nama Kolombia. Jadi tidak heran kalau banyak orang yang langsung teringat padanya dan produk jualannya ketika mendengar kata Kolombia.
Buat saya -selain narkotika- saya juga akan teringat pada nama Andres Escobar, pesepakbola Kolombia yang mati ditembak setelah mencetak gol bunuh diri di Piala Dunia 1994. Dua nama Escobar yang membuat saya menghadirkan imaji keras dan berbahaya pada Kolombia.
Saya tidak pernah membayangkan akan ke Kolombia, jaraknya terlalu jauh dan tentu saja butuh biaya besar. Lagipula tidak ada cerita menarik yang membuat saya bermimpi ingin ke Kolombia. Tapi, jalan hidup semuanya tempe alias tidak ada yang tahu. Tiba-tiba saja saya diminta untuk berangkat ke Kolombia.
Ke Kolombia?
Karena satu dan lain hal, akhirnya sayalah yang diminta menghadiri kegiatan di Kolombia, bahkan hanya dua minggu sebelum tanggal kegiatan. Saya sedang di Yogyakarta ketika permintaan itu hadir, dan saya menerimanya dengan sedikit keraguan.
Bukan apa-apa, saya belum punya banyak pengalaman keluar negeri dan Kolombia bukan tempat yang dekat. Rata-rata perjalanan antara 27 hingga bisa sampai 50-an jam termasuk transit. Sangat melelahkan dan mungkin butuh banyak persiapan.
Tapi kapan lagi kamu bisa dapat kesempatan ke Kolombia? Tidak tiap saat kesempatan itu datang. Jadi dengan memantap-mantapkan hati, saya menjawab: OKE!
Dan dimulailah persiapan ke Kolombia!
Persiapan Pertama: Tiket
Apa yang pertama saya siapkan setelah akhirnnya membulatkan niat untuk berangkat ke Kolombia? Pertama tentu urusan administrasi terkait pembelian tiket dan segala kebutuhan lainnya. Lalu jangan lupa paspor, karena kan mau ke luar negeri. Sudah barang tentu paspor adalah syarat utama. Untungnya Kolombia adalah negara yang memberikan kebebasan kepada pemegang paspor garuda, alias bebas visa. Kita hanya butuh mengisi beberapa form yang akan saya jelaskan nanti.
Pertama soal tiket dulu.
Kolombia berada di benua Amerika bagian selatan. Kolombia berbatasan langsung dengan Venezuela dan Peru, serta Panama di bagian utara. Panama ini jadi perantara Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Kalian pernah dengar Terusan Panama kan? Nah terusan itulah yang memisahkan Kolombia dan Panama.
Karena terpisah sangat jauh, maka tentu saja penerbangan menuju Kolombia dari Indonesia juga butuh waktu sangat panjang. Dari Jakarta ke negara Asia Tengah dulu, entah Qatar, entah Uni Emirat Arab. Dari sana kemudian lanjut ke Eropa sebelum berakhir di Bogota. Ada juga jalur lainnya, dari Jakarta ke Tokyo, lalu ke salah satu kota di Amerika Serikat, lalu ke Bogota. Atau mau jalur lebih ekstrem? Dari Jakarta ke Tokyo, lalu ke Toronto, Kanada, baru deh terbang ke Bogota. Seperti saya bilang di atas, totalnya beragam dari 20-an sampai 50-an jam termasuk transit. Harganya? Jangan ditanya, pokoknya muahal.
Setelah urusan administrasi selesai, saya lalu mulai membeli tiket pergi dan pulang dari Indonesia ke Bogota, kota tujuan saya di Kolombia. Bagian ini tidak butuh waktu lama yang penting uangnya sudah siap. Cuma perlu mencari waktu yang paling ramah di badan saja. Perjalanan keberangkatan saya pilih perjalanan dengan Qatar Airways. Jalurnya: Jakarta-Doha (8 jam), transit di Doha selama 8 jam, lalu terbang ke Madrid, 8 jam. Transit di Madrid 2 jam 15 menit dan terbang ke Bogota selama 10 jam.
Perjalanan pulang, opsinya tidak banyak. Hanya ada opsi dengan KLM yang paling murah. Jalurnya Bogota-Amsterdam (10 jam), transit Amsterdam 8 jam, lalu langsung ke Jakarta dalam perjalanan selama 14 jam.
Sungguh perjalanan yang menantang!
Persiapan Kedua: Aplikasi Imigrasi
Kolombia tidak meminta warga Indonesia untuk mengurus visa agar bisa masuk ke negaranya. Mungkin mereka berpikir, ngapain juga mempersulit orang Indonesia ya? Toh orang Indonesia yang masuk ke Kolombia juga tidak seberapa.
Tapi meski bebas visa, orang asing yang akan masuk ke Kolombia tetap diharuskan mengisi aplikasi bernama Chek Mig. Sebuah aplikasi milik imigrasi Kolombia yang harus diisi oleh orang asing yang akan masuk atau keluar dari Kolombia.
Masalahnya satu: websitenya tidak bisa dibuka! Selalu muncul pesan eror setiap kali saya akses. Saya sudah coba dengan berbagai ISP tapi tetap tidak bisa. Dari Indihome, Telkomsel, XL, semua gagal. Mencoba dengan berbagai peramban juga tidak bisa. Pakai Firefox tidak bisa, pakai Brave nihil, pakai Chrome tidak ada hasil, pakai Edge juga tidak ada hasil. Mulai bikin panik karena form di aplikasi itu harus diisi mulai 72 jam sebelum berangkat sampai minimal 1 jam sebelum berangkat.
Saya sampai melakukan riset sederhana di internet dan menemukan bahwa website tersebut memang selalu bermasalah. Saking seringnya bermasalah, sampai-sampai muncul banyak sekali website scam yang penampakannya persis seperti aplikasi Check Mig itu, tapi ditambah dengan halaman membayar. Jadi mereka memanfaatkan kebingungan orang-orang yang tidak bisa mengisi aplikasi tersebut untuk mencari uang.
Sampai H-3 keberangkatan, saya belum bisa mengisi form aplikasi Check Mig. Sampai akhirnya muncul ide untuk menggunakan VPN dan memilih negara Inggris. Apa yang terjadi setelahnya? Voila! Websitenya langsung terbuka dengan lancar jaya dan saya bisa mengisi aplikasinya juga dengan lancar jaya. Bahkan tanpa menunggu lama, form yang sudah saya isi sudah mendarat di email. Ternyata sesedehana itu solusinya.
*****
Tiket, paspor, dan aplikasi visa sudah selesai. Pemesanan hotel pun sudah siap. Semua sudah siap, tinggal badan dan mental saja. Itu bisa sambil disiapkan sebelum hari H. Semua sudah siap, dan bismillah! Kolombia, saya datang! [dG]
Bagian kedua bisa dibaca di sini
Cuma punya 2 waktu persiapan itu sangat singkat Daeng ????????????, tapi akhirnya jadi berangkat, beruntung ke Colombianya ga perlu pake visa. Ditunggu cerita lanjutannya
Mepet juga persiapannya. Dan begitu tadi baca aku langsung kebayang ribet visa-nya (walau “sekadar” visa transit).
Ditunggu tulisan selanjutnya, Daeng.