7 Kelakuan Penumpang Pesawat Terbang Yang Menjengkelkan

Di pesawat harap tertib ya!
Di pesawat harap tertib ya!

Ada beberapa tipe penumpang pesawat yang buat saya cukup menjengkelkan.

Di tahun 90an dan sebelumnya, menumpang pesawat terbang untuk berpindah tempat adalah sesuatu yang mahal dan hanya bisa dijalani oleh mereka yang punya uang banyak atau minimal mereka yang dapat penugasan dari kantor yang besar. Saya masih ingat, teman-teman kantor kamipun terpaksa menumpang kapal laut ketika harus ke Jakarta untuk satu urusan. Saking mahal dan tidak terjangkaunya tiket pesawat kala itu.

Lalu satu dasawarsa kemudian setelah era reformasi hadir, penggunaan moda transportasi pesawat terbang mulai jamak di kalangan warga Indonesia. Ekonomi membaik, harga-harga tiket pesawat makin terjangkau. Berbondong-bondonglah warga menggunakan moda yang menggunakan udara sebagai jalan utamanya ini.

Di bandara kita mulai-dan akhirnya makin sering-melihat rombongan dengan kardus dan pakaian sederhana, bukan lagi orang-orang dengan pakaian perlente dan koper beroda seperti yang sebelumnya terjadi. Pesawat jadi barang biasa, tak lagi terlalu mewah.

Pergeseran jenis pengguna moda transportasi ini kemudian menimbulkan fenomena-fenomena sosial baru. Tidak semuanya menyenangkan, beberapa di antaranya juga bikin jengkel. Sebagai orang yang beberapa tahun belakangan ini makin akrab dengan bandara dan pesawat terbang, ada beberapa jenis penumpang pesawat terbang yang kebiasaannya lumayan menjengkelkan buat saya.

Ini dia tujuh di antaranya:

Malas Antri di Counter Check In

Sebenarnya orang-orang seperti ini bukan hanya menjengkelkan di bandara, tapi di mana saja. Kadang kita sudah dengan tertibnya berdiri di barisan tapi ada saja orang yang dengan super cueknya menerobos barisan. Entah karena merasa lebih penting, tidak punya malu atau tidak tahu soal etika mengantri.

Memang ada beberapa jenis orang yang seperti ini. Suatu waktu saya pernah mendapati ada seorang bapak-bapak dengan pakaian mentereng dan tas koper beroda yang dengan cueknya menerobos antrian. Beliau mungkin merasa sebagai orang penting yang tak perlu mengantri dan harus diberi jalur khusus.

Di waktu yang lain ada sepasang orang tua dengan penampilan sederhana yang tiba-tiba menerobos antrian. Saya menegur mereka dengan halus dan dibalas dengan permintaan maaf. Mereka orang yang tidak tahu soal antrian, jadi wajar kalau mereka menerobos.

Pernah juga saya menemukan orang-orang yang menerobos antrian dengan cara yang halus. Awalnya mereka pura-pura bingung, lalu bertanya kepada orang yang sedang antri. Percakapan kemnudian berlanjut sambil dia terus berdiri di samping orang yang antri sampai tahu-tahu dia sudah berada di depan counter yang berarti dia menerobos antrian. Cara yang halus dan nyaris tidak kentara.

Orang-orang model kedua dan ketiga ini adalah orang-orang yang menjengkelkan buat saya.

Tidak Mengikuti Aturan Naik Ke Pesawat.

Berikutnya yang menurut saya juga menjengkelkan adalah orang-orang yang tidak mengikuti instruksi ketika akan naik ke pesawat. Biasanya pemandu penerbangan sudah memberi tahu, pemilik nomor kursi 20 ke atas silakan naik lewat pintu belakang. Maksudnya bisa lebih efektif dan efisien.

Tapi banyak juga yang entah tidak megerti, entah memang tidak tahu. Meski nomor kursi mereka di atas nomor 20 tetap saja naik lewat depan, mungkin juga karena mereka malas berjalan agak jauh. Akibatnya barisan penumpang jadi tersendat ketika dua barisan bertemu di tengah badan pesawat. Mereka yang harusnya duduk di deretan belakang tapi naik dari depan berjibaku dengan mereka yang naik lewat belakang. Lalu lintas penumpang jadi tersendat, butuh waktu untuk melancarkannya.

Bagasi Kabin Yang Terlalu Besar.

Dalam aturan sebenarnya ada batas ukuran dan berat bagasi yang boleh dibawa ke kabin, tapi aturan tinggallah aturan. Pihak maskapaipun tidak terlalu serius menegakkannya, akibatnya banyak orang yang mungkin malas membagasikan barang bawaannya dan kemudian memilih membawanya naik ke kabin.

Masalahnya barang besar ini buat saya menjengkelkan juga karena memperlambat lalu lintas penumpang di dalam kabin. Kadang pelakunya harus membuang waktu lama untuk mengangkat barangnya ke bagasi kabin dan mengaturnya sedemikian rupa. Belum lagi kalau pramugari atau pramugara terpaksa menegur mereka dan memindahkan barang bawaan itu kabin lain. Ada waktu yang terbuang dan ada lalu lintas yang terhambat. Kesalahan satu orang menyulitkan yang lainnya.

Mereka Yang Tidak Duduk Sesuai Nomor Kursinya.

Saya selalu berusaha mencari tempat duduk di jendela karena itu adalah posisi paling nyaman. Saya bisa melihat ke luar dan kadang bisa memotret awan. Untuk bisa mendapatkan kursi itu saya melakukannya lewat web check in atau kalau tidak bisa saya datang lebih awal ke bandara dan memesan kursi dekat jendela.

Tapi kadang ada juga orang yang dengan seenaknya duduk di dekat jendela walaupun itu bukan haknya. Ketika ditegur mereka hanya bilang. “Gantian ya, bapak duduk di kursi saya.” Lah? Koq ya enak? Saya pernah bersikeras untuk urusan ini dan untungnya dibantu oleh pramugari. Sepanjang perjalanan ibu yang tadinya hendak merebut kursi saya merengut, memasang muka masam. Biarlah, toh saya hanya memperjuangkan hak saya, apalagi ini bukan situasi yang darurat.

Masalah perebutan kursi atau duduk tidak sesuai nomor ini juga paling sering terjadi ketika ada rombongan yang naik ke pesawat. Ketika check in biasanya nomor kursi mereka menyebar, tidak berurutan sementara namanya rombongan pasti maunya duduk berkumpul dengan teman-teman serombongan. Akibatnya, suasana riuh terjadi ketika mereka sudah naik. Biasanya mereka duduk seenaknya asal berada dekat dengan teman-temannya dan ini membuat penumpang pemiliksah nomor kursi itu jadi meradang.

“Bapak-bapak, ibu-ibu! Tolong duduk dulu di nomor yang seharusnya ya!” Pramugari sampai harus menegur mereka dengan suara keras, ini karena sikap duduk seenaknya dari anggota sebuah rombongan itu membuat banyak penumpang lain resah.

Handphone Yang Masih Dipakai Meski Sudah Mau Tinggal Landas.

“Ya halo? Iyya, ini baru mau terbang.” Suara itu terdengar ketika roda pesawat sudah berputar. Kontan seorang pramugari berdiri lagi dari duduknya, mendekati asal suara dan menegur si pelaku.

Sudah ada aturan resmi tentang penggunaan pesawat telepon di dalam pesawat, pelanggarnyapun sudah diancam sanksi tapi tetap saja masih ada yang dengan cueknya tidak mematikan dan bahkan menggunakan handphone-nya di dalam pesawat! Memang ada perdebatan soal ini, apakah benar handphone mengganggu sinyal penerbangan atau tidak, tapi selagi peraturan itu belum dicabut berarti kita masih harus menaatinya kan?

Bagaimana kalau sinyal handphone memang mengganggu penerbangan? Kalau tiba-tiba ada kecelakaan karena ulah satu penumpang yang masih asik menggunakan handphone-nya, siapa yang dirugikan?

Berlomba-lomba Turun Dari Pesawat

Ini juga menjengkelan. Belum lagi roda pesawat berhenti bergulir penumpang sudah ramai membuka seat belt dan berdiri membuka bagasi. Seorang pramugari yang duduk tepat di depan saya pernah sampai geleng-geleng kepala. Padahal sudah jelas diterangkan kalau penumpang diminta tetap di tempat duduk sampai pesawat berhenti dengan sempurna.

Entah apa yang ada di kepala mereka, mungkin pikir mereka kalau terlambat turun bisa-bisa mereka akan terbawa ke penerbangan selanjutnya. Atau mungkin juga mereka berpikir akan ada penghargaan untuk penumpang yang bisa turun duluan dari dalam pesawat.

Kelakuan seperti ini buat saya lumayan menjengkelkan karena membuat saya jadi melihat lagi contoh-contoh nyata orang-orang yang tak peduli pada aturan.

Mereka Yang Melakukan Enam Hal Di Atas.

Duh, ketemu dengan orang yang melakukan semua hal-hal yang ditulis di atas pasti sangat menjengkelkan! Tidak perlu diterangkan, silakan dibayangkan sendiri.

Itu dia tujuh tipe penumpang pesawat yang buat saya menjengkelkan. Bagaimana dengan Anda? [dG]