Kesalahan Terbesar Vanessa Adalah Karena Dia Perempuan

Kasus prostitusi artis kembali jadi perbincangan. Seperti sebelumnya, yang menjadi sorotan tetap saja pelakunya (yang perempuan), sementara penggunanya (yang pria) bebas merdeka.


Ilustrasi

SEBENARNYA SAYA TIDAK TAHU SIAPA ITU VANESSA ANGEL. Maklum, nama-nama artis dalam kepala saya berhenti di zaman Tamara Bleszinsky dkk. Paling-paling hanya ditambah dengan nama-nama seperti Dian Sastro dan kawan-kawannya. Yah belakangan juga bertambah dengan nama seperti Nella Kharisma dan Via Vallen. Tadinya saya malah mengira kalau Vanessa itu sebangsa Via Vallen, penyanyi dangdut. Makanya ketika namanya melintas di lini masa dan Line Today saya juga tidak terlalu memedulikan.

Saya baru betul-betul ngeh tentang apa yang terjadi ketika netizen Indonesia yang mulia semakin ramai membincangkannya. Itupun saya tidak tertarik untuk membuka laman-laman berita yang memuat tentang kisah Vanessa. Saya hanya tahu kalau dia tertangkap polisi karena ditengarai menjadi penyedia jasa bagi pria hidung belang dengan bayaran yang fantastis; Rp.80 juta!

Sudah, saya hanya tahu sampai di situ dan tidak tertarik untuk tahu lebih banyak.

Lalu kemudian beranda Facebook mulai ramai dengan status-status Rp.80 juta. Awalnya saya juga tidak ngeh dengan status itu sampai kemudian baru ngeh ketika semakin banyak yang membuat status tentang angka itu. Dari yang membandingkannya dengan dia harus bekerja berapa lama untuk bisa dapat angka segitu sampai sekadar keheranan masak iya ada layanan jasa seperti itu yang bayarannya sampai Rp.80 juta?

Lalu status-status itu mulai berkembang menjadi status yang yaahh lumayan seksis. Merendahkan perempuan (dalam hal ini Vanessa sebagai penyedia jasa). Sebagian besar memang masih bernada bercanda, tapi saya sudah bisa merasakan kalau ada yang salah dengan candaan-candaan itu.

Candaan itu kemudian menyebar bahkan sampai ke WhatsApp Grup (WAG). Macam-macam, dari meme, tulisan sampai video. Ada foto Vanessa yang disandingkan dengan seorang waria dengan tulisan Rp. 80 juta di foto Vanessa dan Rp. 80 ribu di foto waria. Bahkan belakangan ada foto bergambar bagian belakang seekor sapi dengan tambahan tulisan Rp. 80juta. Euwwwww!

Netizen Indonesia memang kreatif dan kreativitas itu memunculkan beragam candaan yang tidak jauh-jauh dari Vanessa dan angka Rp.80 juta. Belakangan di beberapa WAG berbasis kota Makassar, sebuah video penangkapan seorang waria juga disebar dan diberi narasi: detik-detik penggerebekan Vanessa Angel. Video yang alih-alih membuat saya geli, justru memunculkan rasa tidak nyaman di dalam hati. Bagaimanapun si waria yang menangis-nangis di video itu juga manusia.

Dan semua ini salah Vanessa Angel.

*****

KESALAHAN TERBESAR VANESSA ANGEL adalah karena dia perempuan. Di negeri seperti Indonesia, perempuan selalu benar bila menyangkut hubungan dengan pria. Tapi ketika masuk pada urusan publik, dia akan selalu salah dan disalahkan. Termasuk pada kasus Vanessa. Salahnya dia karena dia menyediakan jasa dengan harga fantastis, kan kasihan pria yang jadi pelanggannya. Jadi tergoda dan terpaksa merogoh kocek dalam-dalam.

Di sebuah laman berita memang ada yang menyebutkan nama di pengguna jasa Vanessa. Tapi, cuma nama depannya saja, tidak lengkap dengan data lainnya seperti data Vanessa yang sudah diumbar ke mana-mana. Plus, foto di artikel itu justru memasang foto Vanessa dan bukan foto si pria pengguna jasa itu.

Pria itu benar-benar hanya korban. Dia sama dengan para koruptor yang istrinya cantik. Koruptornya (yang adalah pria) yang bersalah, tapi kehidupan istrinya yang dikulik. Karena istrinyalah yang membuat dia khilaf dan melakukan korupsi. Begitu juga dengan pria yang digoda oleh pelakor. Pelakornya yang akan jadi bahan hujatan, diejek dan dipersalahkan. Prianya hanya korban, karena dia digoda.

Memang kelihatannya aneh, karena Vanessa ditangkap untuk kasus prostitusi. Prostitusi melibatkan banyak orang, minimal tiga; penyedia jasa, perantara dan pemakai. Jika sudah dalam kamar, maka setidaknya ada dua yang terlibat; penyedia jasa dan pemakai. Kalau cuma satu bukan prostitusi namanya tapi masturbasi. Sekarang penyedia jasanya sudah jadi bulan-bulanan, tapi penggunanya kita bahkan tidak tahu namanya siapa, apatah lagi mukanya.

Aneh ya, tapi wajar koq di negeri yang menjadikan perempuan hanya sebagai objek dan siap untuk disalahkan kapan saja.

Saya membayangkan kejadian yang sebaliknya. Misalnya ya, ada pesohor pria tertangkap basah di kamar hotel sedang melayani seorang perempuan yang sudah berkeluarga dengan bayaran tertentu. Media dan netizen pun pasti akan lebih tertarik untuk menyoroti si perempuan pengguna jasa itu. Memberinya label di sekujur tubuhnya, membedah kehidupan pribadinya dan pasti akan menciptakan candaan, meme atau video yang melecehkannya. Kenapa? Karena dia perempuan dan dia lebih menarik untuk dipersalahkan daripada si pria penyedia jasa.

Perempuan lebih menarik untuk disalahkan.

Jadi ya kesalahan terbesar Vanessa Angel adalah karena dia perempuan. Makanya, jadi laki-laki dong biar bisa melenggang kangkung dengan tenang kalau tertangkap kasus prostitusi. Publik tidak akan tertarik untuk tahu lebih banyak kalau pelakunya adalah laki-laki. Beda kalau pelakunya adalah perempuan.

Begitu, bukan?[dG]