Mencatat Sejarah Lewat Komik Digital

Sebuah inisiatif yang perlu diapresiasi. Menceritakan sejarah nusantara lewat komik digital.

Salah satu pelajaran sekolah yang saya suka adalah sejarah. Senang sekali rasanya membaca atau mendengarkan cerita masa lalu. Dari cerita sejarah itu pula, saya kerap menghayal membentuk sosok sendiri yang ikut terlibat dalam salah satu cerita sejarah. Tokoh itu saya ciptakan dalam kepala, lengkap dengan segala latar belakangnya, lalu bagaimana dia hidup dan berkelindan dengan cerita sejarah sebuah daerah. Bahkan, terkadang saya membuatkan sejarah alternatif dengan pemeran utama si tokoh yang saya ciptakan itu.

Sayangnya, itu semua cuma saya ciptakan di kepala dan tidak sempat menjadi cerita yang tertulis atau tergambar.

Padahal, saya juga senang menulis dan menggambar. Kalau menulis, mungkin sekarang sudah cukup terakomodir oleh hadirnya blog ini. Tapi kalau menggambar, perlahan-lahan sepertinya itu sudah mulai menghilang. Kemampuan saya menggambar sudah tidak seperti dulu lagi. Tentu saja karena sudah sangat jarang diasah.

Cerita Sejarah Dalam Bentuk Komik

Saya juga senang membaca komik – seperti jutaan orang lainnya. Cerita yang dikemas dalam gambar tentu lebih mudah menarik perhatian dibandingkan cerita dalam bentuk tulisan. Waktu kecil, saya kerap membaca beragam komik, dalam maupun luar negeri. Dari Tintin, Asterix, sampai komik-komik lokal berlatar cerita silat atau misteri. Pokoknya banyak. Bahkan kegemaran saya menggambar dan bercerita hadir lewat kesukaan itu.

Kesukaan pada komik memang sudah tidak seperti dulu lagi. Saat ini saya sudah jarang menengok komik lagi, kecuali komik koleksi pribadi yang memang sudah saya kumpulkan sejak dulu. Tapi, saya tetap bisa dengan mudah tertarik pada sebuah komik. Apalagi komik yang berlatar sejarah. Tentu saja karena dua hal itu adalah kesukaan saya.

Salah satu komik zaman now yang cukup menarik perhatian saya adalah komik digital berjudul Dedes. Komik ini bisa ditemukan di laman Webtoons, sebuah laman yang memang menyediakan beragam komik digital. Komik ini menarik karena mengangkat latar cerita Ken Dedes, salah satu tokoh perempuan yang cukup populer dalam cerita sejarah nusantara. Namanya masuk di berbagai catatan sejarah dan buku sejarah di sekolah.

komik dedes
Komik digital Dedes karya Esti Tiwi

Komik Dedes

Komik Dedes ini dibuat oleh Esti Tiwi, seorang perempuan komikus lulusan Telkom University yang memang punya passion di dunia komik. Dalam IG Live Bincang Mimdan #7 tanggal 28 Mei lalu, Esti Tiwi hadir sebagai bintang tamu. Dalam bincang-bincang bersama Evi Sri Rezeki dari Merajut Indonesia itu, Esti banyak bercerita tentang proses kreatif dari lahirnya komik Dedes.

Flyer Live IG MIMDAN #7

Menurutnya, komik itu terinspirasi dari novel karangan Pramoedya Ananta Toer berjudul Arok Dedes. Kisah dalam novel itu membuat pemilik akun Egistigi di Webtoons ini tertarik untuk menyadur kisah tersebut ke dalam bentuk komik. Namun, Esti memilih untuk fokus pada sudut pandang Dedes, tokoh perempuan dalam saga yang sangat terkenal itu.

Alasannya, sosok Dedes masih kurang terekspos dalam kisah tersebut. Biasanya orang lebih fokus kepada Ken Arok atau bahkan Tunggul Ametung. Padahal, Dedes juga punya peran penting dalam kisah itu. Bahkan, sosok Dedes dianggap sosok perempuan kuat yang terus bertahan dalam derasnya ujian kehidupan. Alasan-alasan itulah yang membuat Esti Tiwi tertarik untuk membuat komik Dedes.

Dimulai Dengan Riset

Esti Siwi memulai proses pembuatan komik ini tentu saja dengan riset. Karena dasarnya adalah kejadian nyata, apalagi berhubungan dengan sejarah, datanya harus akurat. Dan proses ini ternyata tidak mudah karena dua rujukan utama yaitu kitab Negarakertagama dan Pararaton ternyata memiliki perbedaan mendasar di beberapa detail. Bingung kan?

Esti Siwi yang sempat kebingungan akhirnya memilih untuk memperbanyak sumber bacaan. Selain kedua kitab itu, dia juga mengumpulkan berbagai data melalui beragam jurnal yang memuat kisah Ken Dedes. Semua demi mendapatkan data yang lebih akurat mengingat kisah yang akan digambarnya adalah kisah sejarah. Bukan murni fiksi.

Setelah pengumpulan data selesai, Esti Siwi baru mulai membuat cerita dan gambar. Sebagai media, dia memilih menerbitkannya di Webtoons dengan pertimbangan komik digital lebih mudah disebar dan diakses orang. Hingga akhirnya terbitlah komik digital dengan kisah Dedes.

komik dedes
Komik Dedes

Usaha Merawat Sejarah

Kisah panjang proses penerbitan komik Dedes itu diceritakan Esti Siwi dalam IG Live Bincang Mimdan #7 tanggal 28 Mei 2022 yang lalu. Live IG itu sendiri diinisiasi oleh akun Merajut Indonesia, sebuah inisiatif yang didukung penuh oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI).

Secara singkat, Merajut Indonesia adalah sebuah program yang salah satunya adalah berupa Digitalisasi Aksara Nusantara (selanjutnya disebut MIMDAN), yaitu upaya pelestarian dan pengembangan aksara supaya generasi berikutnya tetap bisa mengetahui aksara Nusantara di perangkat digital.

Apa yang dilakukan Esti Siwi lewat komik digital yang menceritakan salah satu keping sejarah nusantara masih dianggap sejalan dengan visi dari program MIMDAN. Meski tidak spesifik menggunakan aksara nusantara, namun ide dan konsistensi Esti Siwi menceritakan sejarah nusantara lewat komik digital tentu sangat patut diapresiasi.

IG Live Bincang MIMDAN #7

*****

Cara menceritakan sejarah lewat komik ini harus diakui sebuah cara yang sangat menarik. Kita masih kekurangan guru yang bisa menceritakan kisah sejarah dengan cara menarik, walhasil banyak murid yang lebih dulu bosan sebelum cerita sejarah itu masuk ke kepala mereka. Menggunakan medium yang menarik perhatian mereka dan dekat dengan keseharian mereka adalah salah satu cara paling efektif untuk memperkenalkan sejarah. Salah satunya lewat komik digital seperti yang dilakukan Esti Siwi. [dG]