Jalan-Jalan Itu Menyenangkan. Percayalah!
Dunia itu seperti sebuah buku, dan mereka yang tidak melakukan perjalanan hanya membaca halaman pertamanya saja; St. Agustine.
Waktu itu saya masih kecil, tepatnya masih SD. Mendengar cerita teman yang baru datang dari Jakarta rasanya seperti mendengar sebuah dongeng yang paling indah. Saya hanya bisa membayangkan ketika sang teman bercerita tentang monas, kebun binatang dan bangunan tinggi yang hampir mencakar langit. Jakarta waktu itu seperti sebuah kota yang sangat jauh di awang-awang, kami orang daerah hanya bisa membayangkan Jakarta seperti apa dari kotak bernama televisi.
Ketika itu jalan-jalan rasanya seperti sebuah kegiatan mewah yang membutuhkan banyak uang. Bagi kami jalan-jalan hanya berarti mengunjungi pantai Barombong yang berjarak sekitar 15 km dari rumah, murah dan gampang dijangkau karena di sana ada beberapa keluarga kami jadi setidaknya kami tidak usah mengeluarkan uang untuk biaya akomodasi dan bahkan konsumsi.
Jakarta? Itu terlalu jauh. Biayanya mahal dan butuh waktu lama meski di sana juga ada keluarga yang bisa menanggung akomodasi dan konsumsi. Waktu itu tiket pesawat ke Jakarta masih sangat mahal. Pesawat memang hanya bisa dijangkau oleh mereka yang berdasi dan menenteng koper. Bagi kelas menengah ke bawah pilihannya hanya kapal laut yang berarti harus menempuh waktu yang panjang.
Hari ini mindset tentang jalan-jalan sudah berubah sangat banyak. Jakarta sudah bukan kota yang jauh. Bahkan Singapura dan Malaysia ibaratnya hanya kota di propinsi seberang, sangat mudah dijangkau. Terima kasih kepada maskapai penerbangan yang berani menurunkan gengsinya untuk menyediakan tiket murah dan bahkan sangat murah.
Jalan-jalan juga tidak lantas harus mahal. Banyak orang yang kemudian menemukan kalau jalan-jalan itu bisa saja murah dan tidak perlu harus dimulai dari tempat yang jauh. Di sekitar kita ternyata ada banyak tempat yang asyik untuk dijadikan bagian dari sebuah jalan-jalan. Dan jalan-jalanpun lama kelamaan menjadi sebuah trend baru.
Jalan-jalan malah dapat uang
Sebuah trend selalu bisa diubah menjadi sebuah ladang uang. Begitu juga dengan jalan-jalan. Ketika trend jalan-jalan menjadi begitu hangat, maka perlahan-lahan kegiatan yang dulu cuma dianggap membuang uang itu malah jadi tempat untuk mendatangkan uang.
Tengok stasiun tv kita, hampir semua stasiun tv punya acara jalan-jalan. Bahkan ada stasiun tv yang bikin acara jalan-jalan lebih dari satu. Kenapa mereka berani membuat acara seperti itu? Tentu karena peminatnya yang besar. Penontonnya banyak dan tentu pengiklan juga banyak.
Coba jalan-jalan ke toko buku. Anda pasti akan menemukan betapa banyaknya buku bertema wisata atau jalan-jalan yang berjejer rapi di rak buku. Itu belum termasuk majalah yang isinya tentang jalan-jalan juga. Kenapa bisa sebanyak itu? Tentu karena orang yang mau membacanya juga banyak. Dan tentu karena orang yang mau jalan-jalan juga makin banyak.
Menjadi penulis wisata atau penulis perjalanan jadi profesi yang menggiurkan. Banyak orang yang silau dengan profesi itu. Apa yang lebih menyenangkan dari jalan-jalan ke banyak tempat dengan gratis dan bahkan dibayar pula? Kemudian profesi sebagai penulis perjalananpun jadi rebutan banyak orang.
Di internet juga kita semakin mudah menemukan website yang isinya tentang informasi jalan-jalan. Baik tips dan trik maupun informasi tempat tujuan jalan-jalan. Ini tentu makin memanjakan siapa saja yang sedang berniat untuk jalan-jalan. Semua saling berhubungan, orang makin rajin jalan-jalan karena informasi makin mudah didapat dan informasi makin banyak tersedia karena orang makin banyak yang mau jalan-jalan.
Jalan-jalan itu banyak enaknya.
Selain karena murah dan makin mudah menemukan informasi tentang jalan-jalan, makin banyak juga orang yang akhirnya menyadari kalau jalan-jalan itu memang banyak untungnya, banyak enaknya. Jalan-jalan jelas membuat kita jadi lebih rileks karena bisa keluar dari rutinitas yang biasanya cukup menguras energi. Jalan-jalan yang tepat membuat kita jadi lebih segar menjalani rutinitas seperti biasa.
Jalan-jalan juga membuat kita menemukan tempat-tempat baru, atau tempat lama dengan suasana yang baru. Kadang tanpa kita sadari ada pelajaran-pelajaran penting dalam setiap perjalanan itu. Sesuatu yang jika kita mau bersusah payah merenungkannya bisa kita temukan pelajaran pentingnya.
Semakin sering jalan-jalan kita juga akan semakin mengerti tentang toleransi, persis seperti yang dibilang Trinity di bukunya. Ketika kita hanya berkutat di zona nyaman tanpa mau bersusah payah untuk melihat keadaan di luar maka di saat itulah kita akan menganggap kalau kita dan pikiran kitalah yang paling benar di dunia ini. Jalan-jalan membantu kita untuk mengikis perasaan itu, melihat bahwa ternyata ada hal lain di luar sana yang bisa kita ambil sisi positfnya untuk memperkaya sisi positif kita sendiri.
Jalan-jalan juga membuat kita bisa lebih menghargai tempat kita tinggal dengan segala kebaikan dan keburukannya. Menghargai bukan hanya dengan melihatnya sebagai tempat terbaik tanpa cela untuk kita tapi melihat apa yang bisa kita sumbangkan untuk tempat kita itu. Sejauh apapun kita berjalan, selalu ada keinginan untuk pulang ke rumah bukan? Saat itulah kita akan menghargai apa yang kita miliki.
Jadi? Jalan-jalan yuk!
[dG]
betul daeng, jalan-jalan memang menyenangkan, saking senangnya malah menyandu untuk terus bergerak mencari tempat-tempat cantik lainnya. ga harus jauh & mahal ya, yang dekat pun banyak yangbisa di lihat
jalan2 itu jadi kayak candu ya? susah keluarnya hihihi
Jalan Jalan Yuk Dot Com 😉 *dilempar backpack*
Hehe, malah iklan.
Sama mas… travelling dapat menyegarkan otak hehehe