Debat Cagub SulSel; Dari Yang Percaya Diri Sampai Yang Kelebihan G
Sulawesi Selatan sudah di ambang pemilihan gubernur. Pilihannya ada dua, gubernur baru atau gubernur yang lama.
Kamis 10 Januari 2012 kemarin debat calon gubernur SulSel digelar di CCC dan malam harinya disiarkan ke seluruh republik oleh salah satu stasiun televisi swasta nasional. Meski formatnya debat tapi acara ini lebih tepat disebut sebagai pemaparan visi misi dan tanya jawab antara panelis dengan para kandidat. Sepanjang acara tidak ada debat antar para kandidat, semua hanya diberi waktu untuk menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan.
Acara dibuka dengan kata sambutan ketua KPU Sulawesi Selatan dan kemudian diteruskan dengan perkenalan oleh 3 pasang calon gubernur. Dimulai dari Ilham Arief Siradjuddin yang berpasangan dengan Abdul Azis Qahar Mudzakkar. Pasangan nomor urut satu ini menggunakan baju kebesaran mereka berwarna oranye yang selama ini memang sudah sering mereka gunakan.
Pasangan yang mengusung akronim IA ini jelas diwakili oleh Ilham Arief Siradjuddin sebagai calon gubernur. Sebagai informasi, 5 tahun lalu Abdul Azis Qahar Muszakkar juga maju sebagai calon gubernur SulSel tapi kemudian kalah. Tahun ini dia menurunkan standarnya dengan hanya maju sebagai calon wakil gubernur.
Ilham Arief Sirajuddin kurang lancar memperkenalkan diri dan memaparkan visi dan misi pasangan ini. Entah karena gugup atau sebab lain, bahasanya jadi belepotan.
Pasangan kedua kemudian mendapat giliran. Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nukman yang menggunakan akronim SAYANG. Mereka tampil dengan kostum seragam berwarna oranye juga, agak aneh mengingat keduanya diusung oleh partai Golkar yang lekat dengan warna kuning. Syal dengan motif macan tutul tersampir di bahu mereka. Jangan tanya saya darimana mereka mendapatkan ide itu, tapi syal macan tutul itu sudah lekat jauh sebelum masa kampanye dimulai.
Seperti biasa, Syahrul selalu tampil percaya diri dengan kalimat yang terkesan canggih meski sebenarnya berputar-putar tidak jelas. Syahrul juga terlalu semangat sehingga pembawa acara harus memotong kalimatnya ketika waktu yang disediakan sudah habis.
Kemudian tiba giliran pasangan ketiga, Rudiyanto Asapa dan Andi Nawir yang menggunakan akronim GARUDA-NA. Mereka bisa dibilang pasangan underdog yang jelas kalah mentereng dari dua pasangan sebelumnya. Pasangan ini tampil dengan kemeja kotak-kotak seperti yang dipopulerkan oleh Joko Widodo pada pilgub DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu. Maklum, mereka diusung partai yang sama, Gerindra.
Rudiyanto Asapa tampil cukup tenang dan percaya diri. Bahasanya tertata rapih, meski ada yang aneh ketika dia menyebut salah satu misinya adalah membawa Sulawesi Selatan sebagai propinsi terbaik ketiga di Indonesia. Kenapa terbaik ketiga? Kenapa bukan pertama? Entahlah, mungkin itu adalah misteri terbesar tahun ini.
Ada yang efektif, ada yang terlalu mendominasi.
Pasangan GARUDA-NA ini efektif dalam memanfaatkan waktu. Mereka selalu punya waktu yang lebih alias berhenti sebelum bel berbunyi. Mungkin mereka mengamalkan sunnah Rasul yang bilang makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Hebatnya lagi karena pasangan ini berani menantang Syahrul Yasin Limpo sang gubernur incumbent. Ini terjadi ketika Syahrul memaparkan soal keberhasilannya menjalankan program pendidikan gratis. Rudiyanto menyanggah dengan mengatakan kalau program itu sudah dilaksanakan di Sinjai ( kabupaten tempatnya menjadi bupati saat ini) sejak tahun 2003 atau jauh sebelum Syahrul mencanangkannya. Gong peperangan telah ditabuh!
Untuk kekompakan, saya menilai pasangan IA yang paling kompak dan saling mendukung. Ilham Arief selalu memberi ruang kepada calon wakilnya untuk ikut berbicara dan menambahkan pemaparannya. Ini berbeda dengan pasangan SAYANG yang terlalu didominasi oleh Syahrul. Maklum, beliau ini adalah orang yangpenuh dengan kepercayaan diri dan sepertinya memang senang mendominasi. Sang calon wakil, Agus Arifin Nukman lebih banyak jadi penggembira di belakang dengan senyum kakunya.
Sementara itu pasangan Rudiyanto Asapa dan Andi Nawir juga boleh dibilang cukup kompak dan saling melengkapi. Rudiyanto sering memberi ruang kepada calon wakilnya untuk ikut menambahkan. Dan saya benar-benar yakin kalau pak Nawir adalah orang SulSel. Ini dibuktikan dengan kelebihan beliau, kelebihan huruf G maksudnya. kabupatenG, persenG dan beberapa frasa lain yang berakhiran N sukses ditambahinya dengan huruf G. Ayo pak, teruskanG!
Bagaimana dengan isi pemaparan atau jawaban-jawaban dari para calon? Terus terang saya kurang menyimak karena sibuk mengamati penampilan mereka sambil sesekali ikut tertawa bersama teman-teman di lini kala. Tapi satu hal yang pasti, Syahrul yang memang terkenal pandai bicara itu kembali membuktikan kemampuannya. Dia benar-benar mampu menciptakan frasa-frasa baru seperti: mengenergikan, akselarasi, agregasi dan pengsansian. Luar biasa bukan? Saya sampai terharu saking bangganya.
Nah, debat kandidat sudah – walaupun sama sekali tidak ada sesi debat antar kandidat- kampanye sudah, bukti di lapangan juga sudah ada termasuk lambannya para kandidat ikut turun tangan ketika bencana banjir datang di Sulawesi Selatan. Sekarang tinggal kembali kepada para warga SulSel, pilihan ada di tangan mereka.
Kalau saya sih pilihan sudah bulat. Tanggal 22 Januari nanti saya akan memilih pasangan nomor 4, pasangan @rerealfareezy. Ini dia gambarnya:
Selamat memilih kawan!
[dG]
saya memilih mereka semua.
insya allah, saya akan datang dan melubangi wajah para pembual-pembual itu..
Pengamatan yg kritis dan cerdas Daeng. Semalam sempat nonton sebentar, kesan saya sama : kurang seru karena debat adu program yg saya harapakan tidak terjadi. Sampai ketika TV tiba2 di-“kudeta” anak bungsu mau nonton Chibi2 Burger-nya Cherrybelle di AnTV, akhirnya, saya malah menikmati itu sambil ber-chibi2 dengan anak saya..hehehe
Daeng, saya mau coba kasih paparan dari sudut berbeda. Mungkin nggak kalau banjir yang sekarang mengungkungi Sulawesi Selatan adalah upaya sistematis untuk penggembosan dan sabotase pasangan incumbent yang sekarang masih menjalankan tahta serta tampuk kepemimpinan di Sulawesi Selatan? Bisa saja, slogan “Limpo tidak bisa mengatasi banjir, pilih nomor 5!!!”. Misalnya seperti itu. hahaha. just another view from faraway land. Saya nggak kenal Limpo, dan saya nggak kenal calon lainnya. Namun, kalau saya baca dari postingan Daeng, belum ada calon yang benar-benar jadi pujaan hati seperti DKI dahulu dengan Jokwi-Ahoknya kali ya. Kala itu, Foke bener-bener jadi bulan bulanan dan anak emasnya adalah Jokowi-Ahok (semoga saja publik dan saya tidak salah telah memilih mereka :). apa iya, sekarang semua calonnya so-so dan nggak ada yang mengena di hati? saya takut fenomena standard macam ini akan berlanjut hingga ke 2014. Rakyat sudah capek, butuh seseorang yang berkapasitas lebih dari level “biasa biasa saja” di raport masyarakat. Personal opinion sahaja. hehehe
Ke marin saya baca koran (ya istilahnya koran mati mi) salah satu pasangan calon gubernurta berkomentar soal banjir yg terjadi baru2 ini di beberapa lokasi di makassar, berkata “Saya Curiga Ada Yang Tersumbat” ya iyalah semua juga sudah tau, tidak mungkin ada banjir kalau drainasenya lancar tidak ada yang tersumbat. ma kasi full saja halaman koran.
#Liat mati nanti siapa penjilat dan siapa yang akan di jilat