Huru-hara Haji
Tragedi Mina kembali menelan korban jiwa dan huru-hara di antara sesama muslim.
KEMBALI, RITUAL IBADAH HAJI MENELAN KORBAN. Tahun ini bahkan hampir mengulang kejadian terburuk 25 tahun silam ketika terowongan Mina menelan korban 1.426 korban jiwa. Tahun ini jumlahnya lebih sedikit, 769 nyawa melayang begitu saja. Tapi nyawa manusia tetaplah nyawa, tak bisa tergantikan dengan uang seberapapun banyaknya.
Selepas kejadian, bola panas menggelinding kesana-kemari. Muncul beragam opini, baik yang objektif maupun yang subjektif. Muncul juga beragam spekulasi tentang penyebab huru-hara itu, tentang siapa yang ada di belakangnya dan tentang siapa yang paling bertanggungjawab.
Di sebuah media Lebanon muncul rumor kalau tragedi itu terjadi karena rombongan putra mahkota Saudi Arabia yang memaksa memotong jalur jamaah haji dan membuat arus jamaah tertahan dan kemudian timbul kepanikan. Sampai sekarang berita itu masih simpang-siur. Belakangan menyusul berita lain yang menyebutkan kalau 28 orang petugas haji dipancung karena dianggap sebagai penyebab utama tragedi itu. Berita ini juga masih simpang siur dan masih dikategorikan hoax.
Lalu berhembus juga isu kalau kejadian ini adalah grand design dari syiah yang memang sengaja untuk membunuh sebanyak mungkin muslim di muka bumi ini. Berita inipun masih dianggap menggelikan, penuh spekulasi dan masih dikategorikan hoax kelas berat.
Terakhir, pemerintah Iran memprotes keras pemerintah Arab Saudi sebagai penanggungjawab urusan haji karena dianggap teledor dalam menyelenggarakan haji sampai menyebabkan hilangnya ratusan nyawa manusia. Pemerintah Iran bahkan sampai mengancam akan memperkarakan pemerintah Arab Saudi ke Mahkamah Internasional.
*****
SETAHUN YANG LALU, seorang kawan berkesempatan menunaikan ibadah haji. Dalam salah satu tulisannya dia mengutip cerita tentang kepadatan yang terjadi dalam ritual jamaah haji, utamanya ketika masuk ke bagian melontar jumrah. Dari ceritanya bisa dipahami akar masalah yang mungkin saja memantik tragedi seperti yang terjadi tahun ini. Tidak banyak jamaah yang dengan sukarela diatur meski itu sebenarnya untuk kepentingan mereka sendiri.
Tulisannya bisa dibaca di sini.
Menyalahkan Arab Saudi sebagai satu-satunya penyebab mungkin tidak tepat karena bagaimanapun pasti ada faktor-faktor lain yang juga jadi pemantik tragedi ini. Tapi melepaskan Arab Saudi sepenuhnya dari daftar penyebab juga tidak tepat. Bagaimanapun mereka adalah penanggungjawab penuh, mereka yang menerima tugas mengorganisir jutaan orang yang ingin berhaji setiap tahun. Mereka pula yang mengambil untung dari riuh rendahnya pelaksanaan ritual ibadah haji setiap tahunnya. Jadi wajar saja kalau ada yang memprotes Arab Saudi, apalagi ini soal nyawa dan bukan semata soal kenyamanan.
Memang tidak mudah mengatur jutaan orang, karena mereka pasti punya pola pikir dan sifat yang sangat beragam. Tapi tragedi tetaplah tragedi, hilangnya nyawa ratusan orang tentu sebuah tragedi yang seharusnya dicari tahu apa penyebabnya dan siapa yang bertanggungjawab.
Arab Saudi sampai saat ini mengatakan kalau mereka sedang melakukan investigasi mendalam tentang apa yang sebenarnya jadi penyebab tragedi Mina 1436H ini. Hasilnya mudah-mudahan akan segera kita tahu bersama.
Tapi sampai penjelasan itu keluar, huru-hara haji tahun ini akan terus menggelinding. Tragedi Mina sudah terjadi, tapi di belahan dunia lain sesama muslim sedang terlibat dalam huru-hara. Sebagian mendukung Iran yang sedang mengajukan protes, sebagian lainnya berdiri di depan Arab Saudi yang sedang jadi sorotan. Sebagian menuding syiah sebagai penyebab, sebagian lainnya membela. Semua punya benang merah yang sama; muslim.
Tragedi ini terjadi ketika para muslim menjalankan ritual agama mereka. Para korban yang jatuh adalah muslim. Mereka yang kemudian saling tarik urat setelah kejadian juga adalah sesama muslim. Benar-benar huru-hara yang melibatkan para muslim. [dG]
namanya juga musibah, nggak bisa diprediksi atau dideteksi, semoga nggak terjadi lagi di masa depan ya 🙂