Nasi Goreng Merah Khas Makassar

Nasi goreng adalah salah satu kekayaan kuliner Indonesia yang dipengaruhi oleh orang Tionghoa. Ada banyak ragam nasi goreng di Nusantara, salah satunya adalah yang khas dari Makassar; Nasi Goreng Merah.


KALAU BICARA KULINER KHAS DAERAH DI INDONESIA, rasanya kita tidak bisa menafikan pengaruh pendatang Tionghoa. Ada banyak kuliner khas di Indonesia yang dipengaruhi oleh kuliner orang Tionghoa. Kue atau makanan berat, sama aja. Tidak percaya? Coba buat daftar singkatnya. Mulai dari pempek palembang, mie celor, aneka soto, mie kering a la Makassar hingga kuliner yang akrab dengan orang Indonesia yaitu nasi goreng. Yup! Nasi goreng adalah salah satu kuliner khas Indonesia yang dipengaruhi oleh para pendatang dari tanah Tiongkok. Tidak terkecuali di Makassar.

Oh tunggu, saya mau cerita sedikit tentang kedatangan orang Tionghoa di Makassar.

Orang-orang Tionghoa sudah mulai masuk ke Makassar sejak abad ke-17, tepatnya tahun 1618. Awalnya mereka datang untuk berdagang, dan di masa itu kota Makassar yang jadi bagian dari kerajaan Gowa-Tallo adalah pelabuhan yang ramai. Beragam bangsa datang dan berdagang di pelabuhan tersebut, termasuk orang-orang dari daratan Tiongkok.

Orang-orang Tionghoa datang dalam tiga gelombang besar di abad ke-17 dan abad ke-19, lalu menyusul kemudian di dekade ketiga abad ke-20. Bila awalnya hanya datang berdagang, maka selanjutnya mereka mulai tinggal di kota Makassar. Persentuhan panjang antara pendatang Tionghoa itu dengan beragam suku bangsa lain di kota Makassar lalu meninggalkan jejak kuliner yang begitu terasa. Beberapa kuliner khas Makassar sedikit banyaknya tercipta dari asimilasi tersebut, seperti mie kering dan nasi goreng merah.

Mie kering khas Makassar sebenarnya mirip dengan ifu mie, bedanya hanya di bentuk mienya yang lebih kecil serta beberapa sentuhan lain di kuahnya. Sementara nasi goreng merah, nah ini yang unik.

Nasi gorengnya hampir sama dengan nasi goreng lain di berbagai daerah di Indonesia. Nasi dingin yang kemudian digoreng dan dicampur dengan berbagai bumbu, lalu dihidangkan dengan beberapa tambahan. Bisa ayam, udang, ikan asin, atau telur dadar.

Nah, nasi goreng merah khas Makassar punya satu elemen pembeda, yaitu warna merah di nasinya. Berbeda dengan nasi goreng lain yang warnanya agak kecoklatan atau kadang agak kekuningan, maka nasi goreng merah khas Makassar warnanya merah terang atau kadang merah gelap.

Warna merah itu didapat dari saus tomat yang dicampurkan ketika nasi goreng diolah di atas wajan. Di beberapa warung khas nasi goreng merah, saus tomatnya tidak menggunakan saus tomat pabrikan besar nasional tapi saus tomat yang diolah oleh pabrik tradisional. Pabrik ini juga bukan pabrik baru, tapi biasanya sudah ada sejak puluhan tahun dan rasa saus tomatnya memberikan rasa khas yang tidak didapatkan dari saus tomat pabrikan besar nasional. Saus tomat yang paling terkenal adalah saus tomat Sumber Jaya. Jenis inilah yang paling banyak digunakan oleh warung-warung makan besar yang menyajikan nasi goreng merah khas Makassar.

Dari soal penyajian, nasi goreng merah khas Makassar ini terhitung sederhana. Penyajiannya tidak macam-macam, nasi goreng yang baru diangkat dari wajan akan dituangkan begitu saja ke atas piring, atau daun pisang bila kita ingin membawanya pulang. Tidak ada elemen lain sebagai pemanis seperti mentimun, daun selada atau telur dadar. Tidak, nasi goreng merah khas Makassar polos saja.

Pelengkap nasi goreng yang berwarna merah ini paling hanya daging ayam atau udang sesuai pilihan. Kita bisa memilih nasi goreng merah ayam, daging atau sea food. Atau memilih ketiganya dalam satu porsi juga bisa. Pelengkap lainnya untuk nasi goreng merah khas Makassar ini adalah sambal dan jeruk nipis. Iya, jeruk nipis! Kalian tidak salah baca. Entah kenapa, orang Makassar sangat doyan menyantap makanan apapun dengan jeruk nipis. Untuk makanan seperti nasi goreng yang tanpa kuah saja jeruk nipis adalah sebuah keharusan, apatah lagi makanan khas berkuah seperti coto, konro, pallubasa atau sop saudara. Pokoknya, menyantap makanan itu tanpa jeruk nipis berarti mengurangi satu elemen penting dari kenikmatan makanan tersebut.

Jeruk nipis is a must!

Jadi jangan heran kalau ke Makassar dan menyantap nasi goreng merah dan melihat orang Makassar memeras jeruk nipis di atas nasi goreng merah yang masih mengepul.

*****

DARI SEGI RASA, NASI GORENG MERAH KHAS MAKASSAR ini sebenarnya tidak terlalu beda dengan nasi goreng pada umumnya. Perbedaan besar rasanya hanya ada pada saus tomat yang cukup banyak dan tentu saja jeruk nipis yang diperas di atas nasi goreng. Selain itu, tekstur nasi goreng merah akan terasa lebih lengket dibanding nasi goreng lain yang biasa ditemui. Saus tomat yang dicampurkan selain memberi warna merah juga memberi tekstur yang lebih lengket.

Teksturnya lebih lengket

Nasi goreng merah khas Makassar ini adalah salah satu kuliner yang lahir dari asimilasi orang Tionghoa di Makassar. Asimilasi yang panjang ini kemudian membuat nasi goreng merah jadi sangat digemari di kota Anging Mammiri ini. Rasanya dan tampilannya yang unik membuat banyak sekali orang Makassar perantauan yang tak sadar rongga mulutnya jadi lebih basah ketika melihat gambar nasi goreng merah. Rasa rindu akan nasi goreng khas ini tentu memanggil-manggil kenangan dari kota kelahiran tercinta.

Buat kamu yang punya kesempatan menjejaki kota Anging Mammiri, jangan lupa untuk menikmati nasi goreng merah khas Makassar ini ya? Ada beberapa kios yang terkenal dengan olahan nasi goreng merahnya. Di antaranya Kios Lombok dan Dewata yang keduanya ada di sekitaran Panakkukang.

Oh satu lagi yang hampir saya lupa. Porsi nasi goreng merah ini kadang cukup mengejutkan buat orang dari luar kota Makassar, ha-ha-ha-ha. Bukan sekali dua kali teman saya yang datang dari luar provinsi terkejut ketika pesanan mereka datang. Porsinya besar sekali, kata mereka.

Tapi yah, begitulah kami. Makannya memang banyak, ha-ha-ha-ha. Jadi, kalau ke Makassar dan mau mencoba nasi goreng merah khas Makassar, siapkan lambung kamu ya. [dG]