Profesi yang Hilang Ditelan Zaman


Perkembangan zaman mengubah banyak hal, termasuk beberapa profesi yang tidak lagi dibutuhkan karena perkembangan zaman.


Zaman yang berkembang memunculkan beragam penemuan-penemuan baru, terutama yang berhubungan dengan teknologi. Perkembangan teknologi juga akhirnya membuat banyak hal baru yang memperbaharui hal lama, atau sama sekali baru. Hal-hal baru ini kemudian membuat banyak hal lama menjadi berubah, atau sama sekali hilang. Termasuk beberapa profesi yang dulu mungkin mendatangkan uang bagi banyak orang.

Sadar tidak kalau di sekitar kita ada banyak hal baru yang datang dan kemudian memaksa atau secara sukarela menggantikan hal lama? Termasuk beberapa kebiasaan yang menghilangkan atau mengubah beberapa profesi.

Saya berusaha mengingat-ingat beberapa profesi yang dulu sempat populer atau dibutuhkan, namun sekarang karena perkembangan zaman jadi hilang dan tidak dibutuhkan lagi.


Afdruk foto, sumber: Kumparan

Tukang Afdruk Foto

Ada masa ketika kita butuh foto hitam putih dengan cepat, tapi tukang cetak foto jauh dari rumah. Tidak ada pilihan lain kecuali ke tukang afdruk foto. Mereka ini biasanya membuka usaha di tepi jalan, bermodal sebuah ruangan kecil dari triplek dengan besaran antara 1 x 2 m persegi, atau bahkan lebih kecil lagi. Bangunan ini kemudian dibagi dua. Satu menjadi kamar gelap, satu lagi menjadi ruangan costumer service tempat kita menyerahkan klise foto lewat sebuah lubang kecil.

Di kamar gelap itulah para pengusaha afdruk foto ini melakukan pekerjaannya. Mengolah klise foto kita menjadi beberapa lembar foto sesuai pesanan. Kita bisa menunggu proses selesai di depan bangunan kecil tidak permanen itu. Sebagai catatan, mereka hanya memberikan jasa mencetak foto hitam putih, bukan foto berwarna.

Hasil foto cuci cetak kilat ini memang sepintas terlihat bagus, seperti hasil cetak foto pada umumnya. Tapi tidak secara kualitas. Dalam waktu tidak lama, hasil foto dari tukang cuci cetak ini akan berubah warna menjadi kekuningan. Karena itu, foto ijazah sangat tidak disarankan menggunakan foto hasil cuci cetak kilat di pinggir jalan itu.

Perkembangan teknologi digital membuat tukang cuci cetak foto kilat atau afdruk foto perlahan menghilang. Orang sudah bisa mencetak foto sendiri dengan menggunakan printer warna di rumah atau di tempat penyewaan komputer. Tidak perlu lagi ke tukang afdruk foto.

Terakhir kali saya menggunakan jasa afdruk foto sekitar tahun 1996 ketika masih sekolah dan harus mencetak foto hitam-putih secara cepat.


Penyewaan Video Ezy yang sudah tutup

Penyewaan CD atau DVD

Sebagai penikmat film, penyewaan CD atau DVD dulu jadi salah satu pilihan untuk bisa menikmati berbagai film. Baik film yang masih segar atau film-film lama. Awalnya cuma di penyewaan kecil yang punya banyak film bajakan, hingga akhirnya memutuskan jadi anggota sebuah penyewaan video besar yang sangat terkenal. Apalagi kalau bukan Video Ezy.

Video Ezy punya koleksi yang lengkap dan kualitasnya bagus karena bukan bajakan alias film orisinil. Tentu kenikmatannya berbeda dibanding penyewaan video kecil tanpa nama. Video Ezy mungkin hanya kalah karena tidak punya koleksi film dewasa seperti penyewaan video kecil.

Penyewaan video ini kemudian dimatikan oleh internet. Mulai dari kemudahan orang mengunduh film secara ilegal, sampai kemudian saat ini sudah ada layanan streaming film yang legal. Orang jadi lebih mudah menonton film dengan kualitas yang bagus. Jadi, tidak perlu lagi datang ke penyewaan video. Asal ada layanan internet, kita bisa mengunduh film atau streaming film dari rumah.

Buktinya, Video Ezy akhirnya pamit dan undur diri. Penyewaan video kecil pun sudah punah, minimal di kota besar. Penjual DVD dan CD bajakan masih ada, tapi jumlahnya semakin mengecil. Terakhir kali saya menyewa video dari Video Ezy mungkin sekitar tahun 2005 atau 2006. Setelah itu tidak pernah lagi meski masih sering membeli DVD bajakan.

Saya jadi penasaran, di mana koleksi mereka sekarang ya?


Tukang foto keliling di Bali

Tukang Foto Keliling di Tempat Wisata

Kalian ingat tidak? Dulu ketika kita berkunjung ke tempat wisata, selalu ada orang yang menyewakan jasa memotret. Awalnya mereka menyajikan jasa dengan menggunakan kamera polaroid supaya hasil fotonya bisa langsung jadi dan kita nikmati. Belakangan, mereka juga mulai berevolusi dengan menggunakan kamera digital dan membawa printer kecil. Jadi foto yang mereka ambil bisa langsung dicetak di tempat.

Dulu banyak yang menggunakan jasa mereka karena perkembangan kamera memang belum pesat. Kamera digital belum ada, atau kalaupun ada pemiliknya masih dihitung jari. Orang datang ke tempat wisata dengan kamera analog atau tanpa kamera. Mereka merasa butuh mengabadikan kenangan di tempat wisata itu dan sebisa mungkin langsung melihat hasilnya. Maka dari itulah jasa foto keliling jadi dibutuhkan.

Namun, perkembangan zaman yang memungkinkan semua orang punya kamera digital atau minimal handphone berkamera mulai menggerogoti keberadaan para tukang foto keliling. Orang jadi mudah memotret kenangan di tempat wisata, dan bisa langsung melihat hasilnya meski belum dicetak. Jelas saja, jasa para tukang foto keliling pun tidak lagi dibuthkan.

Terakhir kali melihat keberadaan mereka (dan beberapa teman menggunakan jasanya) adalah di Bali sekitar tahun 2009.


Tukang isi kapuk, sumber: Kompasiana

Tukang Isi Kapuk

 Para pengguna kasur kapuk pasti pernah merasakan momen ketika kasur mereka terasa berkurang keempukannya. Jadi lebih kempes dan tidak nyaman lagi ditiduri. Di momen inilah, kehadiran mas-mas pengisi kapuk jadi sangat didambakan.

Mereka biasanya beroperasi dengan berjalan kaki keliling kampung, membawa satu karung besar berisi kapuk sambil menawarkan jasa. Mereka bisa mengisi kapuk tambahan ke kasur kita, membuat kasur kembali empuk. Saat melakukan proses pengisian, biasanya mereka melengkapi wajah dengan masker sederhana yang biasanya adalah kaus bekas tidak terpakai. Ini untuk menghindari kapuk masuk ke hidung mereka. Kalau tidak pakai masker, bisa-bisa mereka bersin keluar bantal kecil.

Zaman kemudian berubah, pengguna kasur kapuk di perkotaan semakin berkurang. Orang lebih banyak menggunakan kasur spring bed untuk yang berekonomi kuat atau kasur busa untuk ekonomi menengah ke bawah. Pokoknya kasur kapuk bukan lagi pilihan utama. Dengan demikian, jasa mereka pun tidak lagi terlalu dibutuhkan.

Terakhir kali saya menggunakan jasa mereka adalah sekitar tahun 2008 dan setelah itu tidak pernah lagi melihat keberadaan mereka.

*****

Selain profesi-profesi di atas, masih banyak lagi profesi lain yang juga sudah mulai perlahan menghilang. Seperti profesi mas-mas yang menyewakan game bot. Jadi, mereka punya beragam jenis permainan arcade atau kerap disebut gimbot. Permainan ini mereka sewakan ke anak-anak. Satu permainan diberi tali agar tidak dibawa lari dan bisa dikontrol waktu bermainnya. Ketika waktunya habis, mereka akan menarik-narik tali itu meski si anak masih terlihat menikmati permainan. Tapi profesi ini sudah lama punah, bahkan sebelum masuk ke milenium kedua.

Lalu ada juga profesi tukang patri. Mereka berkeliling kampung menawarkan jasa menambal panci yang bolong. Kadang mereka juga menawarkan jasa memperbaiki kompor minyak tanah. Zaman sekarang, harga panci sudah murah dan kalaupun bolong tinggal beli baru. Kompor minyak tanah pun sudah jarang ada yang punya.

Terakhir, ada tukang wanteks. Mereka menawarkan jasa membarukan warna pakaian, khususnya yang dari bahan jins. Mereka bisa membuat jins belel jadi terlihat baru kembali. Saya pernah menggunakan jasa mereka mengubah jaket jins warna putih menjadi warna hitam, itu sekitar tahun 2009. Sekarang, sepertinya profesi ini juga sudah punah.

Perkembangan teknologi dan perubahan zaman memang menghilangkan banyak hal, tapi sekaligus menciptakan hal-hal baru. Ada profesi yang hilang, tapi ada juga yang muncul. Buzzer misalnya. Dulu mana pernah kita berpikir bahwa ada masa ketika kita bisa dapat uang hanya dengan bercuap-cuap di media sosial, itupun hanya pakai jari.

Begitulah, zaman akan tetap berubah dan justru itulah yang membuat hidup lebih hidup. Seingat kalian, apalagi profesi yang dulu kerap kalian gunakan jasanya tapi sekarang sudah tidak ada lagi? [dG]