Bagaimana Membuat Tulisan Mengalir?

foto by: Google
foto by: Google

Menulis itu gampang-gampang susah. Gampang kalau sudah dimulai, susah kalau belum dimulai. Pertanyaan paling penting yang sering ditanyakan orang adalah; bagaimana membuat tulisan mengalir?

Pagi ini saya bangun dan mulai mengerjakan rutinitas seperti biasa. Membersihkan sedikit bagian rumah, mencuci piring dan gelas kotor sebelum mulai menyeduh kopi dan membuat sarapan. Setelahnya kerjaan-kerjaan kecil kemudian saya sentuh satu demi satu sampai sampai selesai. Semua kerjaan kelar, lalu timbullah pertanyaan; hari ini mau ngeblog apa?

Sudah dua hari blog ini tidak diisi tulisan, dan rasanya ada yang kurang. Masalahnya adalah, saya harus menulis apa? Hari Jumat harusnya diisi dengan tulisan review, tapi apa lacur, minggu ini saya kurang menonton film dan tidak membaca buku sehingga tidak ada yang bisa direview. Minggu lalu saya sudah menuntaskan tugas mereview blog sesuai amanat dari Anging Mammiri. Lalu saya harus menulis apa?

Tiba-tiba terbetiklah ide untuk menuliskan saja tips menulis. Dan beberapa menit kemudian tulisan ini sudah saya mulai, awalnya agak pelan sebelum saya bisa menemukan ritme yang pas untuk menyelesaikannya.

*****

Paragraf-paragraf di atas bisa jadi contoh untuk orang yang bertanya bagaimana supaya tulisan bisa mengalir? Untuk menjawabnya memang agak repot karena tulisan tidak selamanya seperti air yang selalu mencari dataran lebih rendah sebagai tempatnya mengalir. Tulisan kadang berbentuk padat yang susah untuk digerakkan, kadang malah seperti gas yang menguap begitu saja.

Saya sudah lama tidak membaca lagi teori-teori penulisan yang baik dan benar. Selama ini saya hanya mengikuti insting saja, hanya mencari pengantar sebelum menyerahkan sisanya sepenuhnya pada insting sampai tulisan saya anggap selesai.

Saya sebenarnya tidak terlalu tahu bagaimana cara membuat tulisan mengalir, tapi dari yang saya pelajari selama ini teknik agar tulisan bisa mengalir memang harus terus diasah. Perbanyak membaca dan perbanyak latihan menulis. Kalau kita sering membaca dengan sendirinya kita akan tahu mana tulisan yang enak buat kita, tulisan yang menurut kita alirannya sudah pas dan mana yang belum pas atau kurang nyaman buat kita.

Buat saya tidak ada patokan aliran tulisan yang pas. Kita bisa mulai dari flash back, menceritakan sebuah inti dari kejadian atau sebuah momen paling berkesan dalam sebuah rentetan kejadian yang ingin diceritakan sebelum melanjutkan dengan awal dari rentetan kejadian itu.

Cara lainnya adalah dengan mengikuti alur rentetan kejadian yang ingin diceritakan. Contohnya di paragraf-paragraf awal di atas. Saya memulai dengan ketika bangun pagi, lalu lanjut dengan aktifitas lain setelahnya sampai kemudian mengalir ke inti cerita.

Dari pengalaman saya, alur tulisan yang dianggap mengalir memang beda-beda dan semakin sering menggunakan alur yang berbeda-beda maka tulisan akan semakin kaya. Saya memang lebih sering menggunakan alur flash back, mulai dari satu momen menarik dari sebuah kejadian sebelum pelan-pelan mundur ke awal cerita. Tujuannya hanya supaya pembaca bisa terpikat duluan dengan momen yang menarik itu.

Tapi sekali lagi, tidak ada aturan ketat soal ini. Semua kembali ke kreativitas penulis saja. Hal paling penting adalah banyak-banyak mencoba dan belajar. Itu saja, sisanya akan ditemukan sendiri.

Jadi begitulah, saya akhiri saja tulisan iseng ini. Mudah-mudahan ada gunanya. [dG]