Hari Blogger, Tahun Ini
“Saya kangen jaman-jaman para blogger masih rajin blog walking dan saling komentar.”
Kalimat itu meluncur dari Didut, seorang blogger Jakarta yang pernah lama tinggal di Semarang. Didut termasuk seorang blogger sepuh, salah satu blogger yang sudah memulai ngeblog ketika demam ngeblog belum terlalu booming. Sampai kemudian dia berhasil menjejak di posisi atas dalam daftar blogger berpengaruh di Indonesia.
Kalimat itu diucapkannya di tengah-tengah acara Blogger Camp Makassar yang merupakan rangkaian acara peringatan Hari Blogger Nasional tanggal 26-27 Oktober kemarin. Acara ini juga digelar di tiga kota lainnya secara serentak; Bogor, Purwokerto dan Surabaya. Kebetulan Didut yang diutus ke Makassar.
Malam itu di aula PPLH Puntondo yang berbentuk persegi empat dan berundak-undak ke bawah, puluhan blogger dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan berkumpul dan berbagi cerita. Ada blogger dari Maros, dari Sinjai, dari Kalimantan Barat yang kebetulan sedang ada di Makassar, dan beberapa dari kota Makassar dengan beragam komunitas berbeda. Tentu saja ada pula dari Anging Mammiri yang kebetulan jadi tuan rumah hari itu.
Satu persatu mereka berbagi cerita tentang perkembangan blog di daerah atau komunitas mereka masing-masing. Sebagian besar bercerita tentang pergeseran minat dalam blogging, termasuk sulitnya menjaga konsistensi untuk tetap istiqomah memperbaharui tulisan di blog.
“Susah untuk rajin update, teman-teman kebanyakan sibuk dengan kerjaan atau kegiatan masing-masing.” Kata Arhi, perwakilan blogger dari Sinjai.
Kalimat itu memang terdengar klise, jadi alasan utama para blogger yang kadang lupa kapan terakhir kali memperbaharui tulisan di blognya. Banyak kerjaan, tak ada waktu dan tak ada ide. Deretan alasan yang mudah ditemukan.
“Kalau di Maros ada pergeseran. Blogger-blogger yang lebih senior fokus di bagaimana mendapat uang dari blog, ada yang pakai Adsense atau yang lainnya. Kami yang lebih muda sekarang mulai fokus di isi blog, lebih kepada konten.” Kalau ini ucapan dari Abdillah, perwakilan blogger Maros.
Blog dengan segala kelebihannya memang melahirkan banyak kesempatan, utamanya yang berhubungan dengan materi. Maka bermunculanlah para blogger yang asyik masyuk dengan beragam cara untuk mendulang rupiah atau bahkan dollar dari blog mereka, blog tak lagi sesederhana dulu.
*****
Dulu blog memang masih sangat sederhana. Isinya kebanyakan adalah cerita remeh temeh tentang keseharian, pengalaman atau opini yang kadang tidak penting. Ringan dan mungkin tak bergizi, tapi renyah dan asyik dikunyah. Sebelum Facebook dan Twitter tenar, blog adalah salah satu medium tempat banyak netizen menaruh curhatan mereka dan tentu saja membangun interaksi dengan teman, pengikut atau penggemar.
Ketika media sosial lain yang lebih ringkas makin populer, blog terpinggirkan. Isi curhatan yang remeh temeh dan interaksi yang kadang hangat, kadang basa-basi itu berpindah tempat. Ada Facebook dan kemudian Twitter serta Path yang jadi tempatnya. Blog berubah jadi lebih kaku, meski mungkin lebih padat dan bergizi.
“Sekarang susah nyari blogger yang isi blognya cerita-cerita ringan.” Kata Didut lagi.
Ada baiknya dan tentu ada buruknya. Baiknya karena berarti (sebagian besar) blogger yang ada sekarang punya kualitas yang meningkat dalam membuat tulisan, buruknya karena blogger yang ingin bersantai seperti dulu jadi merasa kehilangan dan kemudian merindukan suasana blogsphere seperti dulu.
Tapi bukankah hidup adalah pilihan? Asal semua masih percaya kalau blog sangat banyak gunanya, maka tetaplah ngeblog apapun cara atau gaya yang Anda pilih. Mau santai, serius atau sepenuhnya mencari uang, itu hak Anda.
Dan ngomong-ngomong, di Hari Blogger tahun ini saya juga bahagia karena ternyata blog yang saya besarkan dengan sabar selama bertahun-tahun ini mendapat apresiasi, terpilih sebagai best blog kategori Social and Culture di Bloggie Award. Bahagia karena pemenang dipilih oleh dewan juri yang nama dan kapasitasnya bukan main-main, sudah teruji dan sudah terkenal.
Saya bahagia karena apa yang saya lakukan selama ini dengan penuh kesungguhan ternyata diakui pihak lain dan bahkan diganjar penghargaan. Bukan soal berapa besar hadiah yang saya dapatkan, tapi berasa dihargai itu sudah cukup. Insya Allah bisa jadi suplemen buat saya agar terus semangat ngeblog, syukur-syukur bisa memberi sesuatu bagi orang lain.
Meski terlambat, saya masih ingin mengucapkan ‘Selamat Hari Blogger Nasional!”. Tetaplah ngeblog karena ngeblog tak ada ruginya. Keep on bloggin’ in a free world! [dG]
setuju kak, ngeblog itu tidak ada ruginya dan
selamat atas penghargaannya moga jadi inspirasi buat blogger yang lain supaya Keep on bloggin’ in a free world!
Akhirnya sampai Makassar juga walau sebentar hihi~
Kenal blog belum seberapa lama, saya kenal blog di era blog sudah sebagian besar di gunakan untuk bisnis online, jadi pemahaman tentang blog yang dulu dengan yang sekarang saya tidak seberapa ngerti.. hehe
Ngertinya.. ada peluang besar dalam hal informasi serta materi di lingkup blog 🙂