
Satu lagi sitkom yang belakangan ini saya gemari.
Charlie Harper (Charlie Sheen) adalah seorang pencipta lagu dan musisi yang begitu menikmati kehidupan hedonis-nya yang penuh dengan perempuan cantik, minuman keras dan judi. Dengan wajah rupawan dan harta berlimpah, dia menikmati hidup di sebuah rumah pantai di Malibu yang bagian belakangnya menghadap ke lautan lepas. Setiap hari perempuan cantik keluar-masuk di rumah itu, dan bergelas-gelas minuman keras tidak pernah lepas dari tangannya apalagi ketika dia sedang memasang taruhan.
FRIENDS adalah sitkom favorit saya sepanjang masa. Kalian tahu sitkom ini?
Kehidupan Charlie mendadak berubah ketika adiknya Alan Harper (John Cyer) masuk ke dalam kehidupannya. Alan baru saja diceraikan istrinya, Judith (Marlink Hinkle) dan ditendang keluar dari rumah yang mereka tempati selama 10 tahun. Bangkrut dan tidak punya pilihan lain, Alan menekan harga dirinya dan memohon agar diberi tumpangan seminggu-dua minggu di rumah Charlie. Tapi semua sadar, itu akan berlangsung selamanya.
Setiap akhir pekan, satu-satunya anak hasil perkawinan Alan dan Judith, Jake (Angus T. Jones) datang dan menginap bersama Alan dan Charlie. Di sinilah semua konflik berpusat. Dua orang lelaki dan satu orang yang yah anggaplah setengah lelaki.
Alan adalah kebalikan dari Charlie. Wajah pas-pasan, dompet yang selalu kosong, karir sebagai chiropractic yang selalu memunculkan sindiran: you are not a real doctor, sifat yang canggung dan pelit yang tiada tara (salah satu ciri khasnya ketika keluar bersama Charlie adalah memesan banyak makanan dan diakhiri dengan kalimat: oh damn! I forgot my wallet).
Rumah di Malibu itu juga dimeriahkan oleh Bertha (Conchata Ferrel), asisten rumah tangga yang datang setiap hari dengan lidahnya yang tajam. Salah satu kalimat yang khas dari Berta adalah: I ain’t clean that up. Sekadar memberi bukti betapa dia sesungguhnya sangat berbeda seperti umumnya asisten rumah tangga. Dia bekerja semaunya dan bahkan menolak mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga hingga Alan (dan terkadang Charlie) sendiri yang harus mengerjakannya. Tapi jangan tanya soal uang, dia selalu punya cara untuk meminta tambahan upah atau bonus liburan. Dan selalu berhasil!

Satu lagi tokoh yang juga penting dalam kehidupan dua tokoh utama itu adalah Evelyn Harper (Holland Taylor), ibu dari Harper bersaudara. Meski seorang ibu, tapi sesungguhnya dia sama sekali tidak punya sifat dan bahkan naluri seorang ibu. Kegagalan Alan dan kehidupan buruk Charlie diklaim adalah buah dari buruknya sisi parenting seorang Evelyn. Bertemu dengan ibu mereka adalah hal terakhir yang ada dalam daftar Harper bersaudara, bahkan Charlie terang-terangan menjulukinya sebagai evil (setan).
Dari musim satu sampai delapan, kisah berputar di kehidupan tiga tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukungnya. Tentang Charlie yang menjalani gaya hidup hedonisnya, Alan yang tetap menjadi benalu bagi Charlie dan Jake yang beranjak remaja. Di antara mereka ada juga seorang perempuan bernama Rose (Melanie Lynskey) yang pernah tidur dengan Charlie lalu berubah menjadi sangat terobsesi pada Charlie. Rose juga pernah menjalani hubungan dengan Alan yang berakhir dengan sebuah mobil mainan yang dilekatkan dengan lem super ke penis Alan. Di akhir musim ke delapan, Rose menjadi tokoh penting dalam cerita penutup yang sekaligus mengakhiri penampilan Charlie Sheen sebagai Charlie Harper.
Walden Schmidt (Ashton Kutcher) muncul di musim kesembilan sebagai tokoh utama. Tokohnya menggantikan Charlie Harper yang dimatikan di akhir musim kedelapan. Setelah itu, jalan cerita agak berbeda, sedikit lebih terang dan tidak lagi segelap musim satu hingga delapan.

Walden Schmidt lebih ceria dari Charlie, seorang billioner internet berparas ganteng dan baru saja keluar dari sebuah kisah perceraian yang mengguncang hidupnya. Walden adalah pribadi yang labil dan kekanak-kanakan meski tidak akrab dengan minuman keras dan canggung berhadapan dengan perempuan. Seumur hidupnya dia hanya mengenal satu perempuan, mantan istrinya Bridget (Judy Greer) yang adalah pacarnya sejak SMA. Walden baru mulai belajar mendekati perempuan setelah dia berusaha menata kembali hatinya selepas perceraian dengan Bridget.
Alan dan Walden menemukan bentuk persahabatan yang aneh. Timpang dari banyak hal, tapi tetap tulus. Walden bahkan mengajak Alan kembali tinggal di rumah pantai bekas milik Charlie yang dibelinya karena dia butuh seseorang yang dia percaya. Seseorang yang dia temukan pada sosok Alan.
*****
Two and a Half Men adalah sebuah sitkom produksi CBS yang mulai tayang 22 September 2003 dan berakhir 19 Februari 2015. Sesekali saya menyaksikannya lewat TV kabel, tapi baru beberapa bulan belakangan ini rutin menonton di Iflix mulai dari musim pertama sampai sekarang ini mulai masuk musim sembilan. Two and a Half Men diciptakan Chuck Lorre dan Lee Aronsohn, orang yang sama dengan yang menciptakan Big Bang Theory.
Saya cukup menikmati komedi yang dihadirkan Two and a Half Men, komedi yang sebenarnya sangat sarkas, satir dan tajam. Beberapa tokoh utamanya memang hadir dengan gaya khas satir itu, sebut saja Charlie, Berta dan Evelyn. Sementara Alan menjadi tokoh yang paling sering menjadi korban.
Alan Harper memang dibentuk sebagai satu karakter yang berhasil mengundang rasa kasihan dan jengkel sekaligus. Sebagai orang yang selalu sial, Alan juga tidak pernah lupa untuk tampil mengesalkan. Tentu saja lewat sikapnya yang tidak tahu malu dan kadang licik.
Sementara itu Charlie Harper di balik sikapnya yang cuek dan gaya hidupnya yang hedon, sebenarnya adalah seseorang yang penuh dengan cinta dan belas kasihan. Dia hanya selalu menutupi rasa kesepiannya dengan perempuan, minuman keras dan judi. Makin lama kesendirian dan kepedihannya makin terekspos, tentu dengan cara yang abstrak.
Pada akhirnya karakter Charlie Harper memang dimatikan di episode 16 musim kedelapan. Pasalnya, Charlie Sheen sang pemeran sudah mulai berulah dan terpaksa masuk rehabilitasi untuk menghilangkan ketergantungannya pada obat-obatan. Di muka publik dia juga mulai terang-terangan menyerang produser Two and a Half Men dan mengeluarkan komentar buruk tentang mereka. Sampai akhirnya, Charlie Harper harus dimatikan dan diganti karakter lain, Walden Schmidt. Musim kedelapan akhirnya berhenti di episode 16 (padahal normalnya ada 24 episode) dan sitkom ini sempat vakum cukup lama.
Karakter Walden Schmidt memang sedikit mengubah warna sitkom ini dan berhasil memperpanjang nafasnya hingga musim keduabelas sebelum akhirnya diakhiri untuk selama-lamanya. Walden sangat berbeda dengan Charlie Harper meski sama-sama kaya dan sama-sama tampan. Bedanya, Walden tidak memilih gaya hidup hedon meski hartanya ada miliaran dollar. Walden juga bukan tipe playboy meski sesekali dia juga melompat-lompat dari pelukan perempuan satu dan lainnya, tapi itu lebih karena kenaifannya saja.
Karakter terkuat dari sitkom ini adalah Alan Harper yang buat saya mengalahkan dua karakter utama lainnya (Charlie dan Walden). Alan dengan segala sikapnya yang menjengkelkan menjadi daya tarik utama yang memperkuat cerita dari musim pertama hingga musim terakhir. Tanpa Alan, sitkom ini akan sangat datar dan tidak menarik.
Two and a Half Men adalah sitkom dengan kelucuan yang satir, sarkas, tajam dan cenderung gelap (utamanya musim pertama hingga delapan). Menonton sitkom ini, saya bisa tertawa lepas sambil memikirkan tentang kehidupan. Bagaimana kehidupan yang kelihatan gemerlap (diwakilkan oleh tokoh Charlie dan Walden) tidak selamanya menjadi jaminan kebahagiaan. Sementara itu, kehidupan yang terlihat biasa saja bahkan cenderung selalu sial (diwakilkan oleh Alan Harper) yah memang berat untuk dijalani.
Saya tidak tahu pesan moral apa yang bisa diambil dari sitkom ini kecuali bahwa hidup dengan minuman keras dan berganti-ganti pasangan memang sangat berisiko. Itu sudah! [dG]