Sebuah film komedi gelap dan satir, berkisah tentang kematian penguasa besar Josef Stalin dan intrik yang terjadi sesaat setelah kematiannya.
TAHUN 1953, di sebuah negara adi daya bernama Uni Sovyet. Di salah satu sudut kota, sebuah konser musik digelar di ruangan kecil. Telepon berdering, dan di sebuah ruangan pemantau sang kepala radio dengan segera mengangkat telepon tersebut. Telepon yang mengubah jalan cerita negara adi daya itu, beberapa jam setelahnya. Adalah Josef Vissarionovich Stalin yang melakukan panggilan, nama yang menggetarkan kalbu semua orang Uni Sovyet kala itu. Tidak terkecuali sang kepala radio yang dengan segera menjadi panik.
Sang pemimpin besar, Stalin meminta rekaman dari konser musik itu. Sayangnya, konser itu tidak direkam sama sekali. Dengan penuh kepanikan, sang kepala radio sampai harus mengulang kembali adegan konser, menarik orang-orang dari jalanan untuk menggantikan sebagian penonton yang sudah terlanjur pulang, dan bahkan menarik seorang konduktor dari rumahnya untuk menggantikan konduktor asli yang tiba-tiba kolaps.
Adegan diulang, direkam oleh sang kepala radio dan rekaman diserahkan kepada utusan Stalin yang sudah menunggu dengan sedikit tidak sabar. Maria Yudina (Olga Kurylenko) sang pianis yang keluarganya dibunuh oleh Stalin menyelipkan sebuah catatan kecil. Catatan yang akhirnya sempat dibaca oleh Stalin sendiri sebelum dia jatuh pingsan karena pendarahan otak.
Pendarahan otak ini menjadi penunjuk penting dari keseluruhan film. Anggota komite dan pejabat teras Uni Sovyet berbondong-bondong datang ke dacha (ruang peristirahatan) milik Stalin. Lavrentiy Beria (Simon Russel Beale) yang pertama datang. Beria adalah kepala NKVD, pasukan khusus Uni Sovyet yang terkenal bengis dan kejam. Sebagai orang pertama yang tiba di lokasi pingsannya Stalin, Beria dengan cepat bergerak menyelamatkan apa yang bisa dia selamatkan, selain tubuh Stalin yang masih terbujur kaku di lantai dengan kencing di sekujur tubuhnya.
Berturut-turut kemudian hadirlah pejabat lainnya. Nikita Kruschev (Steve Buschemi) yang kala itu menjabat sebagai ketua partai datang tergopoh-gopoh dengan piyama yang dibalut jas. Selain Beria, sudah ada deputi sekretaris jenderal Georgy Malenkov (Jeffrey Tambor). Bertiga mereka berunding soal apa yang harus dilakukan. Perundingan semakin sengit ketika pejabat lain ikut menerobos masuk ke dacha tersebut. Mulai dari apa yang harus dilakukan, dokter mana yang harus dipanggil, bagaimana dengan keluarga Stalin, dan tentu saja; siapa yang akan menggantikan Stalin?
Dari sinilah cerita mulai bergulir.
Georgy Malenkov sebagai deput sekretaris jenderal tentu menjadi orang pertama yang maju sebagai pengganti Stalin. Tapi, di belakang Malenkov ada persaingan sengit antara Beria dan Nikita, dua tokoh yang sama-sama punya ambisi untuk naik ke puncak kekuasaan dan secara diam-diam saling menikung dan menikam.
Beria dengan kekuasaannya sebagai kepala NKVD mengambil tindakan taktis yang bertentangan dengan kebiasaan Stalin, tapi memberinya nilai positif di mata masyarakat. Nikita tidak tinggal diam, bekerjasama dengan kepala angkatan perang Uni Sovyet Georgy Zhukov (Jason Isaacs), Nikita melakukan tindakan tandingan dan berusaha memengaruhi anggota komite lainnya, termasuk Georgy Malenkov yang peragu.
Persaingan taktik antar kedua orang itu terjadi di antara upacara pemakaman Stalin. Keduanya sama-sama punya ambisi dan sama-sama punya kekuatan untuk merebut tampuk kekuasaan yang ditinggalkan Stalin. Malenkov yang peragu dan canggung hanya jadi boneka yang tidak bisa berbuat apa-apa.
*****
THE DEATH OF STALIN RILIS TAHUN 2017 dengan Armando Ianucci sebagai sutradaranya. Film ini diadaptasi dari sebuah novel grafis terbitan Perancis berjudul La mort de Staline. Pertama kali dirilis di Inggris 20 Oktober 2017 dan baru dirilis di Amerika Serikat 9 Maret 2018. Film sepanjang 107 menit ini juga diputar di Toronto Film Festival 2017 dan mendapat banyak sambutan dari kritikus film.
Meski berlatar sejarah, namun para sejarawan menganggap film ini tidak akurat dari sisi sejarah. Banyak posisi tokoh dalam film ini yang tidak seperti aslinya. Misalnya Vyacheslav Molotov yang di film digambarkan sebagai menteri luar negeri, padahal aslinya di masa itu dia sudah tidak menjabat lagi sejak tahun 1949. Ketidakakuratan lainnya adalah adegan rapat komite yang dipimpin oleh Gerogy Malenkov, seharusnya justru Nikita Kruschev lah yang menjadi pemimpin rapat.
Namun, akurat atau tidak film ini mendapat banyak tinjauan positif. Website Rotten Tomatoes bahkan memberinya angka 98% dari total 205 tinjauan oleh pengunjung. Di situs Metacritic, angka yang didapatkan film ini juga lumayan tinggi: 88/100 dari 42 kritik yang masuk.
Sebagai penonton awam, saya juga sangat menikmati film ini. Sebuah film komedi gelap dan satir yang menceritakan masa-masa krusial ketika Stalin sang pemimpin besar Uni Sovyet itu meninggal. Ceritanya mungkin tidak sepenuhnya akurat sesuai sejarah, tapi bukan itu intinya. Beragam adegan yang dibumbui oleh komedi satir menjadi kekuatan penting dari film ini. Ada banyak sekali adegan yang memaksa kita tersenyum kecut, geli tapi prihatin dalam waktu bersamaan.
Sebagai pelengkap komedi, semua dialog dalam film ini dibawakan dengan bahasa Inggris fasih dan logat Inggris yang kental, bukan logat Rusia apalagi bahasa Rusia. Pemilihan bahasa dan logat ini sepertinya dimaksudkan sebagai penanda untuk tidak menganggap film ini terlalu serius. Ini bukan film sejarah dengan akurasi sejarah yang tinggi, tapi memang murni sebuah film komedi.
Kritikan tajam tentu saja dikeluarkan oleh Rusia, negara induk dari Uni Sovyet yang sudah pecah. Nikolai Starikov, ketua partai Great Fatherland Rusia mengklaim film ini sebagai “tindakan tidak bersahabat dari intelektual Inggris” dan sebagai “Perang informasi anti-Rusia”. Di Rusia sendiri, film ini akhirnya memang dilarang tayang, begitu juga di Belarusia, Kazakhstan dan Kyrgystan. Pelarangan ini tentu bisa dimengerti selepas menonton film ini.
Sebagai “penonton netral”, bolehlah kita menonton film ini sebagai hiburan semata. Jangan dimasukkan di hati. Sebuah hiburan yang penuh dengan komedi gelap yang satir. Komedi yang membuat kita tersenyum kecut. [dG]
“Kita cari dokter?” “Dokter? Semua dokter terbaik sudah kita kirim ke Siberia”. Saya ngakak.. 😆
hahahaha itu juga bagian yang lucu banget