Maritage Night in Makassar

Maritage Indonesia
Suasana gala dinner Maritage Indonesia

Gelaran makan malam bersama tetamu dari Maritage Indonesia di Benteng Jumpandang Makassar

Beberapa orang anak kecil berpakaian tradisional Makassar melonjak-lonjak energik mengikuti dentuman musik perkusi. Mereka menarikan tarian gandrang bulo, sebuah tarian khas Makassar yang biasanya memang digelar untuk menyambut tamu. Di setiap tangan anak-anak itu ada dua bilah kecil bambu yang digerak-gerakkan hingga saling berbenturan dan menimbulkan suara ritmis yang makin menegaskan suasana gembira.

Mereka adalah bagian dari penyambutan tamu, rombongan Maritage Indonesia yang malam itu (Rabu, 11 Mei 2016) dijamu pemerintah kota Makassar di pelataran Benteng Jumpandang atau Fort Rotterdam.

Maritage Indonesia adalah bagian dari Maritage Internasional, sebuah organisasi yang fokus pada pengenalan seni, budaya dan warisan budaya. Maritage sendiri adalah singkatan dari multi art and heritage. Maritage Indonesia terbentuk sejak tahun 2013, menurut Silvia Yohan salah seorang anggota Maritage Indonesia yang juga menjabat sebagai sekertaris, kegiatan Maritage Indonesia lebih banyak dipusatkan di Jakarta dengan berbagai acara eksebisi, pertemuan dan jalan-jalan yang berhubungan dengan seni, budaya dan warisan budaya.

“Tahun lalu kami mengadakan acara jalan-jalan ke Solo, tahun ini Makassar menjadi tujuannya,” kata wanita muda bertampang oriental itu.

Acara jalan-jalan seperti yang diadakan tahun ini di Makassar biasanya dibuka untuk semua anggota Maritage Indonesia, terserah siapa yang ingin ikut. Semacam open trip, kata Silvia. Untuk trip Maritage Makassar 2016 tercatat 45 orang ikut sebagai peserta, termasuk panitia. Selain dari Jakarta, peserta juga berasal dari Singapura dan Malaysia.

“Tahun ini disesuaikan dengan acara, kebetulan di Makassar ada acara Femme jadi sekalian kita juga ke sini,” kata Silvia lagi.

Femme sendiri adalah acara tahunan yang digelar sebuah event organizer di Makassar. Event ini menggelar beragam acara yang berkaitan dengan dunia wanita, utamanya fashion. Tahun ini, Femme bekerjasama dengan pemerintah kota Makassar khususnya dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghadirkan parade busana khas Sulawesi Selatan. Acara ini pula yang kemudian dianggap Maritage Indonesia sesuai dengan tujuan mereka sehingga tahun ini menempatkan Makassar sebagai tujuan perjalanan tahunan mereka.

Sebagai tuan rumah, pemerintah kota Makassar khususnya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kemudian menggelar gala dinner, makan malam bersama menyambut para tetamu dari Maritage Indonesia.

Malam itu selain tarian gandrang bulo, para hadirin juga dihibur oleh sinriliq dari Syarifuddin Daeng Tutu. Sinriliq yang dibawakan oleh Syarifuddin Daeng Tutu dibawakan dalam dua bahasa, Makassar dan Indonesia. Dalam sinriliqnya, Syarifuddin Daeng Tutu banyak bercerita tentang sejarah singkat kota Makassar dan Benteng Jumpandang atau Fort Rotterdam.

Setiba di lokasi acara, para peserta kemudian dijamu dengan beragam makanan khas kota Makassar seperti konro, ikan bakar, dan beragam kue-kue tradisional. Para tetamu terlihat antusias menikmati beragam kuliner kota Makassar yang memang terkenal lezat itu.

Sambil menikmati hidangan, para tetamu dihibur oleh orkes turiolo (orkes orang dulu), orkes yang membawakan lagu-lagu tradisional dengan iringan alat musik yang menyerupai alat musik keroncong. Suasana malam yang temaram jadi terasa lebih syahdu, serasa kembali ke masa puluhan tahun lalu.

Ramdhan Pomanto atau kerap disapa Danny Pomanto dalam sambutannya bercerita tentang keadaan Makassar saat ini. Menurutnya Makassar menjadi salah satu kota dengan perkembangan dan geliat ekonomi paling tinggi di Indonesia, bisa dilihat dari banyaknya proyek fisik dan infrastruktur yang sedang dibangun di Makassar.

Para tetamu dari Maritage Indonesia
Para tetamu dari Maritage Indonesia
Tiga wakil dari Blogger Makassar
Tiga wakil dari Blogger Makassar

Sebagai penutup, malam itu tampil tarian empat etnis dan paraga. Tarian empat etnis itu mewakili empat etnis besar yang ada di Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Toraja dan Mandar) sementara paraga adalah seni tradisional yang menampilkan kebolehan para pria mengolah bola dari jalinan rotan (raga).

Para tetamu terlihat begitu antusias, sebagian besar dari mereka merangsek ke depan panggung mendokumentasikan gerak para penari dan paraga itu. Suasana menjadi semakin ceria ketika di akhir penampilan para penari dan paraga itu panitia mempersilakan mereka untuk berfoto bersama. Acara itu sekaligus menutup rangkaian acara malam itu.

Menyenangkan juga melihat bagaimana pemerintah kota Makassar menyambut peluang promosi seperti malam itu. Para anggota Maritage Indonesia yang adalah para sosialita kelas atas tanah air pasti punya peran besar dalam mempromosikan dan menceritakan kembali apa yang mereka lihat. Dalam jangka panjang bisa saja gelaran malam itu akan memberi dampak positif bagi pariwisata kota Makassar.

Tinggal menunggu bagaimana Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar juga melibatkan para blogger untuk mempromosikan potensi wisata kota Makassar. Iya, ini kode banget. Semoga terbaca! [dG]

Video acara Gala Dinner with Maritage Indonesia: