Memicu Adrenalin di DSM City Slalom Makassar
Slalom itu ternyata seru juga, saya sempat merasakan sendiri serunya memicu adrenalin di atas mobil sambil meliuk-liuk melewati beberapa rintangan.
Sabtu 7 Desember 2013 adalah hari yang tidak biasa buat saya. Entah kenapa, hari itu beberapa event keren hadir bersamaan di kota Makassar. Awalnya sempat bingung juga, event yang mana yang akan saya sambangi hari itu? Beberapa event digelar bersamaan di jam yang sama. Akhirnya jadwal hari itu saya mulai dengan menghadiri event Djarum Super Mild City Slalom di area parkir utara Trans Studio. Sengaja saya memilih event ini karena saya belum pernah melihat langsung aksi para peslalom sebelumnya, mumpung acara ini digelar di Makassar tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk hadir sejenak melihat aksi para peslalom.
Saya tiba di Trans Studio sekira pukul 10 pagi, udara sedang panas dan gerah. Hembusan angin pantai yang bertiup tidak jauh dari arena tidak mampu mengusir rasa gerah. Menyesal juga saya lupa membawa tutup kepala. Dari jauh umbul-umbul dengan tulisan Djarum Super City Slalom sudah terlihat jelas. Suara pemandu acara terdengar begitu bersemangat, saya mempercepat langkah menuju arena.
Di dalam suasana belum terlalu ramai, maklum matahari masih menyengat sehingga orang-orang juga pasti belum terlalu bersemangat untuk datang. Meski begitu beberapa penonton nampak sudah berdiri di area pinggir lapangan. Di dalam arena slalom sendiri belum ada mobil yang nampak beraksi, arena masih kosong, hanya ada aspal panas dan beberapa cone yang ditata sesuai tantangan slalom hari itu.
Sambil menunggu acara dimulai saya yang berlindung di bawah panggung mencoba mengobrol ringan dengan seorang penonton lainnya. Belum sempat ngobrol panjang, pemandu acara sudah memberi aba-aba kalau lomba akan segera dimulai. Dari ujung sana sebuah mobil Toyota Yaris sudah bersiap untuk ngepot. Ketika aba-aba diberikan dengan cepat mobil city car itu melaju dan melahap tantangan slalom yang diberikan panitia. Waktu yang dicatatnya lebih dari 50 detik, maklum mungkin belum panas.
Setelah peslalom pertama membuka event DSM City Slalom maka berikutnya peslalom lain ikut memanaskan suasana. Hari itu ada lebih dari 100 peslalom yang siap memicu adrenalin mereka dalam tantangan DSM City Slalom. Pesertanya bukan cuma dari kota Makassar saja, salah satu klub slalom bahkan datang jauh-jauh dari kota Manado di Sulawesi Utara. Sebagian lagi ada yang datang dari kota Gorontalo, Kendari dan Palu.
Ada The Queen!
Dari seratus lebih peslalom ada satu yang menarik perhatian. Namanya Alinka Hardianti, dara hitam manis berambut panjang ini ternyata sangat menarik perhatian ketika berada di belakang stir. Di atas aspal, Alinka terlihat sangat piawai memacu mobilnya hingga mampu menyelesaikan rintangan yang diberikan panitia. Kalau tidak mendengar namanya tentu kita akan mengira sang supir adalah pria, apalagi pada percobaan kedua dia berhasil menyelesaikan tantangan dengan waktu 45:58 detik yang mengalahkan catatan rekor beberapa peserta lainnya. Tidak heran kalau gadis muda ini diberi julukan The Queen atau sang ratu.
Selain sang ratu ada satu lagi pembalap yang cukup menarik perhatian. Bukan karena jenis kelaminnya tapi karena jenis kendaraan yang dia pilih. Pembalap asal Manado itu menggunakan Suzuky Carry pick up! Aneh dan berbeda dari peserta lainnya.
Di antara para peslalom saya menemukan satu lagi peslalom yang unik, namanya Fafa. Buat saya dia unik karena wajahnya masih sangat imut-imut. Ketika saya tanyakan usianya dia mengaku baru berumur 18 tahun. Fafa yang jangkung dan berwajah bersih ini mengaku kuliah di Universitas Muslim Indonesia. Dia sudah mengikuti beragam event slalom sejak usianya masih 15 tahun kala duduk di bangku kelas 2 SMA. Selama 3 tahunan dia juga sudah mengikuti beragam event slalom mulai dari Malang, Jogja, Jakarta, Bandung hingga Bali. Tahun 2012 Fafa berhasil meraih prestasi terbaiknya, juara 5 kategori FFA di Makassar.
Hari itu Fafa berlomba bersama rekan setimnya dari NOS Fajar Trans. Salah satu peslalom senior juga bermukim di tim yang sama, namanya James Sanger. Sang peslalom senior ini pula yang mencatat fastest lap hari itu. Tidak heran karena James Sanger sempat merebut juara nasional tahun 2012.
Persaingan di atas arena masih panas ketika mendung mulai memayungi kota Makassar menjelang sore itu. Di antara para penonton saya mendapati seorang anak muda dengan kamera DSLR berlensa tele di tangannya. Namanya Upi, dia mengaku datang dari Antang yang letaknya lumayan jauh dari arena Trans Studio. Upi mengaku suka event seperti ini, apalagi karena dia juga punya hobi untuk memotret olahraga otomotif. Ketika ditanya siapa peslalom favoritnya, Upi menjawab kalau dia tidak punya peslalom favorit.
Saya masih ingin tinggal lebih lama tapi ketika hujan mulai turun, dengan berat hati saya harus meninggalkan arena. Apalagi ketika hujan kemudian turun makin deras. Dari penuturan Amin salah seorang wakil dari Djarum Super Mild City Slalom, acara ini akan berakhir jam 2:30 dini hari nanti. Duh! Terlalu malam, saya tentu tidak bisa menunggu hingga waktu habis. Sayang sekali, padahal saya sebenarnya tertarik untuk melihat rangkaian final DSM City Slalom Makassar, apalagi menurut Amin ini adalah rangkaian terakhir dari rangkaian seri DSM City Slalom 2013. Makassar sebagai kota terbesar di Indonesia timur mendapat kehormatan untuk jadi kota penutup.
Sayang sekali, cuaca yang tidak bersahabat dan acara lain yang sambung menyambung dan diadakan bersamaan memaksa saya harus beranjak sebelum waktunya. Meski begitu saya merasa bersyukur hari itu bisa hadir dan melihat langsung aksi para peslalom. Olahraga ini ternyata menarik, kata saya dalam hati. Melihat mereka memacu mobil sambil meliuk-lik ternyata bisa ikut memicu adrenalin. Kalau tahun depan DSM City Slalom masih digelar di Makassar, saya harus hadir dan melihatnya secara utuh! [dG]
Foto-foto dari Djarum Super Mild City Slalom bisa Anda lihat di sini: