In Memoriam ; Kurt Donald Cobain

Kurt Donald Cobain ( 1967-1994 )

8 April 1994, seorang pegawai Veca Electric bernama Gary Smith menemukan sesosok tubuh tergeletak di atas garasi rumah milik Kurt Cobain. Sosok tubuh itu sudah kaku dengan lubang bekas peluru di kepalanya.

Kurt Donald Cobain, atau yang lebih dikenal dengan nama Kurt Cobain ditemukan tewas di atas garasi rumahnya, beberapa hari setelah melarikan diri dari pusat rehabilitasi narkoba. Otopsi pihak berwajib mengungkapkan kalau Kurt meninggal sejak 3 hari sebelumnya akibat bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri.

Lelaki kidal kelahiran 20 Februari 1967 itu mengakhiri hidupnya justru ketika karier dan ketenarannya berada di puncak. Bandnya bersama Krist Novoselic dan Dave Grohl yang bernama Nirvana sedang berada di puncak, dipuja jutaan orang di seluruh dunia dan dianggap sebagai ikon baru dunia rock, ikon baru untuk sebuah pemberontakan terhadap kemapanan.

Akhir 1980an, dunia rock di seluruh dunia sedang lesu. Era glam rock, hair rock, speed metal, heavy metal atau apalah sebutan orang sedang memudar. Band-band semacam Guns N’ Roses, Bon Jovi, Metallica, Slayer, AC/DC dan semacamnya sedang berada dalam masa yang kurang kreatif.

Dari sisi barat pantai Amerika Serikat, tepatnya di kota Seattle Washington hadir serombongan anak-anak muda dengan gaya yang berbeda. Mereka tumbuh membawakan musik yang lebih sederhana dengan distorsi yang lebih kasar plus penampilan yang apa adanya. Mereka hadir tanpa hair spray di rambut, celana kulit ketat, sepatu boot tinggi atau riasan di wajah. Mereka mendobrak tradisi rock yang sudah bertahan lebih dari satu dekade.

Anak-anak muda itu naik ke panggung dengan kemeja flanel khas penebang kayu di west coast, jins belel yang kadang sobek, atau mungkin dengan celana pendek dan sepatu doc mart atau laras. Salah satunya adalah Nirvana.

Dengan cepat Nirvana menjadi sorotan. Bersama beberapa band lain seperti Pearl Jam, Soundgarden dan Alice in Chains juga ikut merasakan madu kesuksesan tersebut. Di antara semua band asal Seattle, periode awal 90-an memang jadi tahunnya Nirvana. Nevermind terjual jutaan kopi di seluruh dunia, sorotan lampu mengarah ke trio tersebut. Praktis hanya Pearl Jam yang mampu menyaingi Nirvana.

Kurt, beban besar jatuh ke pundaknya

Sebagai vocalist, Kurt praktis menanggung beban paling berat. Seluruh sorotan jatuh tepat di wajahnya. Kurt yang aslinya adalah pribadi yang labil makin menjadi labil. Kurt mulai tidak kuat menahan beban sebagai publik figur, pun ketika merasa kehidupan pribadinya mulai tak nyaman. Kurt malah merasa ribuan fansnya sama sekali tidak mengenal dirinya. Kurt merasa mereka hanya suka Nirvana tanpa tahu esensi apa yang coba dikumandangkan Kurt.

Perlahan Kurt mulai jatuh pada kecanduan narkoba. Dia menghabiskan ratusan bahkan ribuan dollar sehari untuk memenuhi ketergantungannya pada heroin. Perlahan tapi pasti hidupnya makin tenggelam dalam kekelaman. Perkawinannya dengan Courtney Love sang vocalist The Hole tidak membuat hidupnya makin tenang. Mereka berdua kadang mabuk narkoba bersama-sama meski belakangan Courtney sudah meninggalkan barang haram itu dan mencoba membuat Kurt ikut sembuh.

Kehadiran Frances Bean Cobain sempat membuat Kurt sedikit lebih tenang. Dia ingin hidup seperti ayah pada umumnya, membesarkan putrinya seperti ayah-ayah lainnya. Tapi itu hanya sebentar.

Kurt kembali tenggelam dalam jerat heroin. Perlahan-lahan dia mulai dijauhi teman-teman dekatnya, termasuk para personil Nirvana. Hanya Courtney istrinya dan Wendy ibunya yang mencoba mendorongnya untuk ikut rehabilitasi. Kurt menurut dan masuk pusat rehabilitasi.

Tapi, perjalanan hidup seseorang memang tak gampang ditebak.

Kurt kabur dari pusat rehabilitasi yang dijalaninya, menghilang beberapa hari sebelum akhirnya ditemukan tewas dengan kepala hancur akibat terjangan peluru yang ditembakkannya sendiri. Sekotak rokok dan selembar farewell notes tergeletak di dekatnya. Kurt tidak sanggup lagi menahan beban depresi yang dibawanya selama ini. Dia memilih bergabung dengan klub 27 forever bersama Janis Joplin dan Jimmi Hendrix, deretan pemusik yang meninggal di usia 27 tahun.

Kurt pergi ketika jutaan orang menempatkannya sebagai ikon sebuah perlawanan di era yang baru. Kematian itu justru membuat nama Kurt abadi. Tujuh belas tahun setelah kematiannya, namanya masih disebut. Jutaan orang sepertinya masih menyembah dirinya sebagai ikon perlawanan. Sebuah harga yang mahal untuk sebuah keabadian.

Dalam lagu “Immortality”, Eddie Vedder dari Pearl Jam menggambarkan kepergian Kurt sebagai : a truant find home. Yah, si pembolos itu akhirnya menemukan rumahnya. Di alam sana.

Rest in peace Kurt.

**berikut adalah video dari Jared Letto mencoba meniru gaya Kurt Cobain