Kepada Yth, Bung Karno

Kepada yang terhormat,

Bung Karno

di-tempat

Bung, tahun ini genap sudah 106 tahun umurmu, dan genap pula 37 tahun usia kepergianmu. Tapi lihatlah Bung, negeri yang kamu bantu kelahirannya dengan segenap tenaga dan pikiranmu hari ini sudah menjelma menjadi negeri yang makmur dan kaya raya. Lihat di pelosok desa di kaki gunung itu, rakyatnya makmur, semua rumah sudah punya listrik, punya tivi besar,dan lihat di depan rumah mereka, bukankah itu traktor ?, dan di sampingnya, bukankah itu mobil pickup..?. traktor itu dipakai mereka buat membajak sawah, menggantikan kerbau yang sudah lamban dan tidak cocok lagi dipakai di jaman serba instant ini. Dan mobil pick up itu ?, itu untuk mengangkat hasil panen mereka ke koperasi terdekat, jadi mereka nggak perlu repot lagi nyewa mobil dengan harga yang mahal, kan setiap petani sudah pada punya mobil sendiri.

Dan lihat Bung, di pesisir pantai itu. Bukan, itu bukan Yacht, itu perahu para nelayan. Bagus bukan ?, jangan heran Bung, mereka bisa punya kapal penangkap ikan yang modern karena hidup mereka juga sudah makmur, jauh melebihi kemakmuran yang kamu cita-citakan dulu. Para nelayan dan petani itu bisa menikmati hasil jerih payah mereka dengan penuh suka cita, nggak ada tengkulak yang mempermainkan harga, yang ada Cuma koperasi yang sangat menghargai hasil keringat mereka. Saat butuh modal usaha pun mereka nggak akan mau berurusan dengan para rentenir, karena koperasi selalu siap setiap saat memberi mereka kucuran dana dalam bentuk kredit ringan yang nyaris tanpa bunga.

Bung lihat gedung besar itu ?, di sanalah wakil-wakil kami bekerja. Wakil-wakil yang kami pilih sendiri, walaupun kami kadang tidak tahu siapa mereka sebenarnya. Tapi Bung, kami bahagia dengan pilihan kami karena ternyata mereka memang bekerja sangat keras buat kami, lihatlah mobil yangmereka pakai dan laptop yang mereka jinjing, itu milik pribadi Bung, bukan dari uang negara, kadang-kadang kami bahkan nggak tega pada mereka itu yang bekerja nyaris tanpa pamrih. Bahkan tahu nggak Bung, mereka suka menyisihkan sebagian gajinya untuk dipakai memperbaiki sekolah-sekolah di desa tertinggal, tapi sekarang udah nggak lagi, soalnya udah nggak ada lagi desa yang bisa dibilang tertinggal.

Dan di istana Merdeka tempat tinggalmu dulu, kini dihuni pak Presiden yang baik hati, yang tegas dan tak pernah ragu mengambil keputusan. Beliau bisa dengan cepat mengambil keputusan mengganti para pembantunya yang dianggap gagal menjalankan tugas, makanya para pembantunya sekarang jadi lebih giat bekerja, membantu pak Presiden yang selalu berkomitmen untuk kemakmuran rakyatnya.

Apa ?, hakim ?, Jaksa ?, jangan takut Bung, mereka selalu bekerja dengan jujur, bersih dan lurus. Mereka juga dibantu pak Polisi yang nggak kalah jujur, bersih dan lurusnya dengan mereka. Lihat aja, setiap hari para koruptor kelas kakap, penjahat besar dan pengedar narkoba makin berkurang jumlahnya. Yang ditangkap dan terbukti bersalah ujung-ujungnya dikenakan hukum gantung, sedangkan yang belum ketangkap buru-buru insyaf dan bertobat. Baca berita pagi ini nggak Bung ?, ratusan koruptor dan pengemplang dana BLBI beramai-ramai mengembalikan harta jarahan mereka ke kas negara, dan kami yakin uang itu nantinya akan dipakai buat pembangunan negeri kami tercinta ini, sampai sen terkecilnya sekalipun. Kami percaya banget Bung sama pejabat sekarang, soalnya mereka sama bersih, lurus dan jujurnya dengan para hakim dan jaksa.

Wah, pokoknya tidak ada cacatnya deh negeri ini sekarang. Penjahat udah jauh berkurang, soalnya orang-orang juga mikir, ngapain musti melanggar hukum wong kerjaan yang halal juga banyak kok, jadi ngapain musti ngambil resiko ?. oya, sekolah juga sekarang gratis Bung, dari SD sampai SMU semuanya ditanggung negara. Pelayanan kesehatan di negeri ini juga jauh lebih bagus dari negeri tetangga. Mount Elizabeth..?, ah, itu mah jauh Bung. Rumah Sakit di negeri kita jauh lebih bersih, lebih manusiawi dan lebih modern, bahkan lebih murah dari rumah sakit manapun di dunia ini. Orang miskin aja (yang jumlahnya makin sedikit) bisa dengan bebasnya berobat di rumah sakit kita yang canggih itu, dan nggak pernah tuh mereka ditanya, ada duitnya nggak..?, pokoknya kalo sakit, silakan berobat…

Di jamanmu dulu pernah terjadi krisis moneter hebat kan ?, kami juga pernah mengalaminya Bung, tapi Cuma sebentar, sebentar banget malah, karena ternyata para pemimpin kita langsung bahu-membahu mengenyahkan krisis itu, jadi nggak sempat ada antrian panjang buat beli minyak tanah atau sembako, nilai tukar rupiah pun nggak pernah turun sampe jauh, pokoknya aman..

Apalagi ya ?, oya, olahraga..beberapa tahun yang lalu negeri kita ini hampir saja jadi juara Olimpiade, cuman kalah tipis dari negerinya si deBush itu. Yang paling bersinar tentu saja Bulutangkis, belum habis masanya para pemain-pemain senior, pemain-pemain junior udah mulai bersinar. Sepakbola..?, jangan tanya Bung, tahun lalu kita maju sampai putaran final piala dunia, yah wakaupun nggak jadi juara tapi lumayan masuk semifinal, sebelum akhirnya kalah sama Italy yang memang hebat itu Bung.

Singkat kata Bung, negeri kita tercinta ini sudah jadi negeri yang sangat dihargai dan disegani bangsa lain. Presiden deBush yang bule itu aja sampe sowan ke Presiden kita kalo lagi ada masalah, negara-negara lain kayak Australia ?…menatap mata presiden kita aja PM mereka takut setengah mati, apalagi Cuma negara kecil kayak Singapura…lewat deh…mereka nggak berani lagi ngambil pasir dari negeri kita, apalagi sampe melanggar batas teritorial.

Jadi Bung, beristirahatlah dengan tenang, jangan risau lagi akan negeri ini, karena kami telah hidup dengan kemakmuran dan kesejahteraan yang layak dan tidak berlebihan. Tidurlah Bung, karena cita-citamu telah tercapai. Negeri ini telah makmur, pembangunannya merata, pejabat dan perangkat hukumnya jujur, tentaranya dekat dengan rakyat dan tek pernah nembakin rakyat dan harga diri bangsa kita sangat disegani bangsa lain, jadi tak ada lagi alasan buat risau.

Selamat malam Bung, tidur yang nyenyak…


NB : pssst, jangan ribut yak…mudah2an aja Bung Karno di sana bisa gw tipu dengan surat ini, moga2 aja gak ada yg bocorin keadaan negeri ini yang sebenarnya ke beliau…kan kasian, bisa2 arwahnya tidak tenang..