KENAPA SAYA JADI BLOGGER
“Apa itu blogger?”
Yup, pertanyaan seperti itu sudah cukup sering saya dengar, dilontarkan oleh orang-orang di sekitar saya. Sebagian mereka tahu kalau saya blogger dan sebagian mereka yang tidak mengerti kemudian bertanya apa itu blogger dan blog. Akhirnya saya kembali harus mengulang-ngulang definisi dasar tentang blog dan blogger sampai kadang-kadang sudah seperti sebuah jawaban otomatis yang keluar dari mesin.
“Kenapa jadi blogger?”
Nah, itu pertanyaan yang lain. Pertanyaan yang hanya diucapkan beberapa orang yang benar-benar ingin tahu apa itu blog dan blogger. Tidak semua yang bertanya tentang definisi blog dan blogger kemudian bertanya kenapa jadi blogger, hanya mereka yang benar-benar ingin tahu tentang blog dan blogger saja yang melanjutkan dengan pertanyaan seperti itu. Dan untuk menjawab pertanyaan itu saya juga tidak bisa secara otomatis menjawab, perlu berpikir sejenak untuk mencari jawaban yang tepat.
Kenapa jadi blogger? Kenapa ya? Untuk menjawabnya saya butuh kembali ke waktu-waktu yang sudah lama lewat.
Semua berawal dari masa kecil dan masa remaja saya. Dari kecil (sejak SD) saya sudah senang membaca. Dari kesenangan membaca kemudian muncul keinginan untuk bisa menulis sesuatu, tepatnya menulis sebuah cerita. Waktu masih SD saya sering membayangkan bisa menulis sebuah cerita pendek yang dimuat di majalah BOBO, majalah anak-anak terbaik saat itu-mungkin sampai sekarang. Saya bukan hanya berangan-angan, saya juga mulai suka menulis di buku sekolah, membuat cerita pendek seperti yang saya angan-angankan.
Saya seorang yang penuh dengan fantasi. Saya selalu menciptakan tokoh-tokoh khayalan dalam kepala saya sendiri, mereka ada yang orang biasa dan ada yang punya kelebihan sendiri sebagai seorang superhero. Saya menciptakan tokoh khayalan itu lengkap dengan tampang mereka, usia, postur tubuh dan segala macamnya. Terkadang saya menggoreskan fantasi saya itu di atas kertas, selebihnya hanya ada di kepala saja. Saya masih belum terlalu bernafsu untuk menulis hingga kemudian semua cerita pendek berisi khayalan dan fantasi saya tak ada yang benar-benar selesai.
Tahun berlalu dan kemudian saya beranjak remaja. Di masa itu saya dapat hadiah sebuah buku harian bersampul kulit yang lumayan tebal berukuran A4. Di buku polos tanpa garis itu saya mulai rajin menulis tentang keseharian saya, semua kisah-kisah dan perasaan yang saya alami saya catat, tidak semua sebenarnya tapi hampir semuanya.
Saat mulai memasuki dunia kerja kebiasaan mencatat dan menulis itu kemudian hilang tergantikan oleh aktifitas baru yang makin menyita waktu. Meski begitu saya masih sesekali mengisi buku harian yang tak kunjung penuh itu. Saya mulai agak rajin mencatat lagi ketika saya berpacaran dengan Ofie, tapi kemudian berhenti ketika saya menikah. Alasannya klasik, sibuk dan tak ada waktu.
Sekitar tahun 2006 saya mulai akrab lagi dengan internet. Kantor saya mulai memasang internet dan dari situ saya mulai kenal dengan yang namanya friendster. Perlahan-lahan saya mulai menemukan teman-teman baru di jaringan pertemanan itu. Dari sana saya berkenalan dengan seorang lelaki sesama penggemar Pearl Jam di Surabaya, namanya Hilman. Si Hilman ini juga seorang yang rajin menulis, seorang blogger. Catatan-catatannya sungguh membuat saya kagum. Caranya bertutur dan sudut pandangnya pada banyak hal membuat saya kembali tergugah untuk menulis. Awalnya hanya di friendster, itupun tidak sering dan tentu saja dengan kualitas tulisan yang sangat jauh di bawah standar.
Dari sana saya membuat blog di blogspot yang sekarang sudah almarhum. Saya mulai merasakan kecanduan yang sangat dengan blog. Sungai yang dulu kering dan tersumbat di alam bawah sadar saya tiba-tiba menemukan salurannya yang tepat. Saya merasa menemukan sebuah media baru untuk menumpahkan semua yang saya pikirkan dan saya rasakan.
Di alam nyata saya seorang yang lumayan introvert. Saya tidak punya teman akrab yang bisa saya temani berbagi dan bercerita tentang banyak hal. Saya bukan orang yang gampang bercerita hal yang sifatnya pribadi dengan orang lain, lagipula di alam nyata saya susah menemukan orang yang punya jalan pikiran yang sama dengan saya, itulah sebabnya sebagian orang menganggap saya agak aneh dan susah dimengerti.
Lewat blog saya kemudian menemukan beberapa teman yang luar biasa. Lewat blog pula saya akhirnya bisa terhisap masuk ke dalam pusaran beberapa komunitas yang bisa saya nikmati. Komunitas yang rasanya memenuhi kebutuhan alamiah saya untuk dimengerti dan berbagi. Saya bisa menemukan beberapa orang yang bisa saya ajak diskusi, bisa saya tempati belajar dan bisa berbagi banyak hal. Lewat blog juga saya menemukan orang-orang yang mungkin sama anehnya dengan saya.
Saya mengisi blog saya dengan apa saja yang singgah di pikiran saya. Saya tidak peduli 100% tentang berapa banyak orang yang mampir ke blog saya dan membaca apa yang saya tulis. Saya hanya peduli dengan apa yang saya rasakan dan apa yang ingin saya tulis, meski tentu saja di waktu luang saya juga menyempatkan diri untuk bersosialisasi dengan blogger lainnya, untuk memenuhi kebutuhan lain dalam diri saya. Perlahan saya juga belajar banyak untuk meningkatkan kemampuan menulis saya, saya tidak mau stuck dengan kemampuan yang itu-itu saja, saya ingin memperbaiki diri. Blog tidak sepenuhnya membuat saya egois, saya juga merasa perlu untuk membuat orang lain senang, orang lain yang datang menghampiri blog saya.
“Manusia boleh pandai setinggi langit, tapi kalau dia tidak menulis dia akan hilang ditelan waktu”?, kira-kira seperti itu kata-kata yang saya baca dari Pramoedya. Saya bukan orang yang pintarnya setinggi langit, setinggi plafond saja mungkin tidak, jadi kalau saya tidak menulis niscaya saya akan dengan cepat hilang ditelan masa. Saya tertantang untuk menuliskan sesuatu, mencatatkan sesuatu dan membuat monumen yang bisa dibaca siapa saja sampai kapan saja.
Saya mencintai blog saya, saya memperhatikan dan merawatnya lebih daripada saya memperhatikan dan merawat akun saya di facebook. Blog sudah berhasil memenuhi beberapa kebutuhan mental saya, blog membuat saya menemukan beberapa keajaiban yang menyenangkan. Blog mempertemukan saya dengan banyak orang yang luar biasa, orang yang bisa saya anggap sebagai guru dan teman. Dan karenanya saya merasa bahagia sudah memilih menjadi blogger. Jawaban yang cukup panjang untuk sebuah pertanyaan yang pendek bukan?
Bagaimana dengan anda? kenapa anda jadi blogger?