JANJI

Anda pernah berjanji ?,atau mungkin anda pernah dijanjikan sesuatu oleh seseorang ?. Saya yakin semua orang pasti pernah berjanji dan pasti pernah dijanjikan sesuatu oleh orang lain, tapi saya juga yakin tidak semua orang bisa menepati janjinya dan tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang telah dijanjikan untuknya. Janji memang kadang menyejukkan, janji juga bisa dipakai sebagai topeng untuk mendapatkan apa yang diinginkan, para lelaki hidung belang biasanya memakai janji untuk menikahi pasangannya sebagai dalih untuk meminta sesuatu, bahkan sesuatu yang belum boleh diminta sekalipun.


Dalam kaitan dengan janji ini saya jadi ingat dengan slogan-slogan para calon penguasa saat melangsungkan kampanye demi memuluskan jalan mereka ke puncak kekuasaan. Sepertinya para kontestan berlomba-lomba mencari jargon-jargon yang paling pas buat dijadikan janji dengan satu tujuan, mencari dukungan sebanyak-banyaknya atau lebih kasarnya mencari “korban” yang bisa dijadikan tangga menuju puncak kekuasaan. Sialnya lagi, kita sebagai bangsa yang sudah cukup lama terjajah oleh bangsa lain yang berkulit lebih terang, akhirnya jadi susah memilah mana yang sekedar janji pemanis bibir dan mana yang benar-benar janji “asli”, sehingga pada saat penguasa yang paling mampu mengobral janji itu naik ke puncak kekuasaan, sebagian dari kita mulai lupa dengan janji yang pernah diucapkannya, hingga akhirnya fenomena mengobral janji demi kekuasaan jadi barang baku dan bersifat biasa saja bagi kita semua.


Beberapa bulan belakangan ini kota Makassar dan Sulawesi Selatan pada umumnya sedang ramai dengan janji-janji dari 3 pasang kandidat calon Gubernur. Tahun ini propinsi yang diklaim sebagai gerbangnya Indonesia Timur ini akan menggelar pemilihan langsung kepala daerah yang pertama. Saat ini secara resmi sudah ada 3 pasang calon yang mendapat dukungan partai dan koalisi partai untuk maju dan bersaing di Pilkada itu.


Dan, sebagaimana rumus umum untuk menghadapi suatu persaingan di ajang Pilkada, para calon pun sudah mulai jor-joran dengan janji-janji mereka. Berbagai slogan bermunculan, Khidmat untuk rakyat, berjuang untuk rakyat, berjuang untuk pemerintahan yang bersih, untuk rakyat yang lebih sejahtera, pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat, pokoknya intinya berjanji untuk keadaan yang lebih baik bagi propinsi ini jika mereka yang berhasil duduk di puncak nantinya.


Salah satu media paling efektif untuk mengobral janji tentunya adalah pemanfaatan ruang publik, makanya jangan heran kalau sekarang kota Makassar dan kota-kota lainnya di SulSel sudah penuh dengan warna-warni spanduk,baliho atau sekedar flyer bergambar wajah sang calon Gubernur (dan wakilnya) disertai janji-janji mereka. Hal yang wajar menurut saya, sangat wajar malah. Namun sayangnya ada promosi yang agak kurang tepat dari para pendukung sang calon. Beberapa pendukung (entah yang relawan atau memang dibayar) dengan seenaknya memasang spanduk besar di ujung jalan atau lorong dengan tulisan “ anda memasuki kawasan pendukung XXXX ”, seolah-olah di kawasan tersebut semuanya adalah pendukung sang calon. Psy war yang memang mumpuni sih kalau aku bilang, Cuma sayangnya cara ini juga berpotensi memecah persatuan kawasan bersangkutan.


Kalau misalnya satu lorong itu memang benar pendukung sang calon, mungkin tidak ada masalah, tapi kalau ternyata di lorong atau kawasan tersebut ada pendukung calon lain, atau bahkan fanatik terhadap calon lain maka bisa dipastikan rasa tidak suka akan muncul, syukur-syukur kalau mereka bisa tahan “dituduh” ikut-ikutan mendukung calon yang namanya terpasang di spanduk di depan lorong /kawasan mereka, nah kalau mereka bereaksi keras ?, bisa-bisa terjadi perpecahan dong..


Ada satu jargon dari salah satu calon yangmenurut saya cukup menyejukkan, isinya kira-kira begini “ bila anda mendukung XXX, kita berjalan bersama, bila anda tidak mendukung,kita berjalan beriringan “ sayangnya jargon ini hanya terlihat sesekali, tidak dipromosikan secara besar-besaran, padahal menurut saya intinya bagus sekali, siapapun calon anda yang penting tetap berjalan beriringan, menjaga ketertiban dan keamanan demi kenyamanan bersama.

Harapan saya (dan saya yakin semua masyarakat Sulsel) adalah semoga pilkada nanti berjalan jujur,bersih, dan yang paling penting aman jangan sampai deh ada tindakan anarkis dan perpecahan di antara para pendukung calon Gubernur. Dan setelah Pilkada itu sendiri berlangsung sukses, semoga siapapun yang menang tidak lantas lupa akan janji-janji yang sudah diobral sebelumnya…semoga..