JANJI
Anda pernah berjanji ?,atau mungkin anda pernah dijanjikan sesuatu oleh seseorang ?. Saya yakin semua orang pasti pernah berjanji dan pasti pernah dijanjikan sesuatu oleh orang lain, tapi saya juga yakin tidak semua orang bisa menepati janjinya dan tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang telah dijanjikan untuknya. Janji memang kadang menyejukkan, janji juga bisa dipakai sebagai topeng untuk mendapatkan apa yang diinginkan, para lelaki hidung belang biasanya memakai janji untuk menikahi pasangannya sebagai dalih untuk meminta sesuatu, bahkan sesuatu yang belum boleh diminta sekalipun.
Dalam kaitan dengan janji ini saya jadi ingat dengan slogan-slogan para calon penguasa saat melangsungkan kampanye demi memuluskan jalan mereka ke puncak kekuasaan. Sepertinya para kontestan berlomba-lomba mencari jargon-jargon yang paling pas buat dijadikan janji dengan satu tujuan, mencari dukungan sebanyak-banyaknya atau lebih kasarnya mencari “korban” yang bisa dijadikan tangga menuju puncak kekuasaan. Sialnya lagi, kita sebagai bangsa yang sudah cukup lama terjajah oleh bangsa lain yang berkulit lebih terang, akhirnya jadi susah memilah mana yang sekedar janji pemanis bibir dan mana yang benar-benar janji “asli”, sehingga pada saat penguasa yang paling mampu mengobral janji itu naik ke puncak kekuasaan, sebagian dari kita mulai lupa dengan janji yang pernah diucapkannya, hingga akhirnya fenomena mengobral janji demi kekuasaan jadi barang baku dan bersifat biasa saja bagi kita semua.
Beberapa bulan belakangan ini
Dan, sebagaimana rumus umum untuk menghadapi suatu persaingan di ajang Pilkada, para calon pun sudah mulai jor-joran dengan janji-janji mereka. Berbagai slogan bermunculan, Khidmat untuk rakyat, berjuang untuk rakyat, berjuang untuk pemerintahan yang bersih, untuk rakyat yang lebih sejahtera, pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat, pokoknya intinya berjanji untuk keadaan yang lebih baik bagi propinsi ini jika mereka yang berhasil duduk di puncak nantinya.
Salah satu media paling efektif untuk mengobral janji tentunya adalah pemanfaatan ruang publik, makanya jangan heran kalau sekarang
Kalau misalnya satu lorong itu memang benar pendukung sang calon, mungkin tidak ada masalah, tapi kalau ternyata di lorong atau kawasan tersebut ada pendukung calon lain, atau bahkan fanatik terhadap calon lain maka bisa dipastikan rasa tidak suka akan muncul, syukur-syukur kalau mereka bisa tahan “dituduh” ikut-ikutan mendukung calon yang namanya terpasang di spanduk di depan lorong /kawasan mereka, nah kalau mereka bereaksi keras ?, bisa-bisa terjadi perpecahan dong..
wah..rame2 pilkada juga ya di makassar…
btw, tadi tari dapat kiriman artikel dari teman, katanya makassar mo jadi cyber city pertama di Indo…
hmm…kangen makassar…cuman suka ga tahan sama macet + asap kendaraan bermotor…:(
hmm…iyya nih, lagi rame pilkada..
di Aussie lagi pilkada juga gak..?, hehehe..
iyya katanya sih Makassar emang mo dibikin jadi cyber city, tapi kayaknya mo dulu2an ama kota2 lain, kayak surabaya misalnya…jadi siapa duluan dia yg dapat..eh, dia yg pertama…
macet+asap kendaraan…hmm, makin menjadi2, maklumlah kredit motor skrg makin mudah..:)