AMPLANG dan HANGATNYA MENJADI JAMMILY

Beberapa bulan yang lalu saya sungguh senang ketika seorang jammers (penggemar Pearl Jam) bergabung dengan keluarga besar Pearl Jam Indonesia. Hal yang agak luar biasa dari jammers yang baru jadi jammily (sebutan untuk keluarga besar fans Pearl Jam) ini adalah domisilinya yang berada di Samarinda-Kalimantan Timur.

Domisili jammily baru yang namanya mbak Melli ini agak luar biasa bagi saya mengingat selama ini konsentrasi besar fans Pearl Jam di Indonesia hanya terpusat di pulau Jawa dan Bali, dan dengan adanya seorang lagi fans Pearl Jam yang domisilinya di luar Jawa saya serasa menemukan keluarga baru. Saya memang secara tidak syah sudah diangkat oleh teman-teman di Pearl Jam Indonesia sebagai penanggung jawab Pearl Jam Indonesia region Indonesia Timur. Alasannya sederhana saja, saya adalah fans dari Indonesia Timur yang lumayan aktif nimbrung di milis meski belum pernah ikutan acara offline.

Nah, karena merasa mendapatkan teman baru saya kemudian berinisiatif meneruskan program DVD tree yang digagas oleh komunitas Pearl Jam Indonesia. Program ini sejatinya dilandasi oleh semangat berbagi material-material Pearl Jam. Caranya satu orang mengirimkan material-material Pearl Jam (biasanya berupa DVD konser) ke beberapa orang yang jadi penanggung jawab, seterusnya sang penanggung jawab akan meneruskan lagi ke orang-orang yang lain, begitu seterusnya. Tapi perlu digarisbawahi bahwa material yang dibagikan hanya material yang tidak dikeluarkan secara resmi oleh label sehingga tidak bisa dikategorikan sebagai barang bajakan. Pearl Jam sendiri melegalkan pembagian material seperti ini.

Singkat kata saya kemudian menggandakan dan mengirimkan beberapa material Pearl Jam yang saya punya. Tak lama berselang ucapan terima kasih via FB masuk dari mbak Melli. Ok, saya pikir tugas saya sudah selesai. Via FB juga dengan becanda saya bilang kalau balasannya cukuplah dengan amplang yang merupakan kudapan khas dari Kalimantan Timur. Bulan berlalu setelah kejadian itu, sayapun merasa tak ada yang perlu saya tagih karena niat saya murni hanya ingin menjalankan tugas sebagai penanggung jawab PJ.Id region Indonesia Timur.

Kemarin, tanpa saya duga setelah berselang beberapa bulan semenjak pengiriman DVD itu sebuah paket dalam kardus coklat tiba di kantor. Saya bertanya-tanya dari siapa gerangan, tapi sebuah label putih di salah satu sisinya dengan segera memberitahukan siapa sang pengirim. Ternyata mbak Melli dari Samarinda. Tanpa membuka kardusnya saya sudah bisa menebak kalau isinya pastilah amplang. Dan benar saja,ketika malamnya saya membuka si kardus, isinya memang amplang, lampok durian, abon serta kue keminting. Sungguh luar biasa.

Bagi saya hal yang paling luar biasa bukan karena isi si kardus, tapi kerelaan mbak Melli mengirim amplang dan teman-temannya itu. Ini adalah kali kesekian saya bisa merasakan kehangatan dari keluarga besar Jammily di Indonesia.

Sekitar bulan April tahun lalu saya sempat merasakan kehangatan dan keramahan luar biasa dari pasangan Jammily di Surabaya. Hilman dan istrinya Gina menjadi tuan rumah yang hangat yang bersedia menampung saya di Surabaya. Bukan sekedar menampung mereka juga rela menyisihkan waktu menjemput saya di Bungurasih, memberi makan malam, memberi tempat berteduh, memberi sarapan, memberi makan siang dan akhirnya mengantar ke bandara keesokan harinya. Sungguh sebuah kehangatan dan keramahan yang luar biasa. Kami belum pernah bertatap muka sebelumnya, semua pertemanan hanya dijalin di dunia maya lewat milis, FB, Friendster, blog dan YM.

Dua peristiwa di atas adalah pelengkap dari beberapa kehangatan lainnya yang sudah saya rasakan dari sesama Jammers. Ada Dani Satria yang mengirimkan 7 keping DVD berisi bootleg lengkap dari tahun 2004-2006, terus ada Denny yang mengirimkan berkeping-keping DVD konser hasil donlotan.

Apa yang saya rasakan dari kehangatan sesama Jammers mungkin masih tidak ada apa-apanya dibanding kehangatan yang dirasakan Reza, salah seorang sesepuh Pearl Jam Indonesia. Beliau ini sampai pernah ditolong Jammily Belanda sampai bisa menonton langsung Pearl Jam di Duesseldorf. Reza yang tidak punya tiket dan visa untuk menyeberang dari Belanda ke Jerman diselundupkan oleh beberapa orang Jammers sampai kemudian berhasil menonton langsung konser Pearl Jam. Semua itu hanya karena persahabatan yang dibangun via dunia maya.

Sekitar 2 tahun yang lalu juga ada berita dari seorang fans Pearl Jam di Eropa yang tertimpa musibah kebakaran hingga semua material Pearl Jamnya ikut hangus terbakar. Tanpa diminta, para fans Pearl Jam kemudian mengulurkan tangan untuk ikut menyumbangkan kopian material Pearl Jam yang mereka miliki. Sungguh sebuah spontanitas yang luar biasa.

Kenapa keluarga besar fans Pearl Jam bisa sehangat itu ? susah untuk merumuskan penyebab pastinya. Saya hanya bisa meraba kalau hal tersebut terjadi karena kami keluarga besar Jammily mencontoh apa yang dilakukan oleh idola kami. Eddie Vedder dan kawan-kawannya bukanlah tipikal rock star yang begitu berhasil menjual jutaan kopi rekaman kemudian seakan tinggal di tingkatan yang berbeda dengan para fansnya. Eddie dan kawan-kawan tetap menjalin kedekatan dengan para fans, mereka bahkan berpihak kepada fans daripada para promotor. Contohnya ya kasus antitrust mereka kepada Ticketmaster yang mana mereka menganggap Ticketmaster mengambil terlalu banyak keuntungan dari harga tiket yang gila-gilaan dan merugikan fans. Karena kalah dalam kasus tersebut mereka sempat tidak diijinkan manggung besar-besaran dalam waktu yang cukup lama.

Eddie dkk juga pernah menarik kembali tiket yang sudah terjual hanya karena mensinyalir kalau sebagian besar tiket tersebut diborong para calo. Bagi Eddie dan kawan-kawannya, hal yang paling utama adalah kesenangan fans, meski sebagian fans menganggap mereka sudah seperti dewa tapi mereka sendiri tetap menganggap diri mereka manusia biasa yang sama seperti para fansnya.

Penghargaan yang tinggi kepada fans ini kemudian menular kepada fans setianya. Penghargaan tinggi kepada sesama fans menjadi sebuah keharusan yang ujung-ujungnya kemudian menumbuhkan kehangatan antar fans meski mereka tak pernah bertatapan langsung.

Apa yang dicontohkan oleh Eddie dkk dan kemudian dipraktekkan oleh para fansnya membuat saya bangga menjadi bagian dari Jammily. Yup, Iā€™m proud to be Jammily.