TIPS WISATA MURAH KE DJOGDJA BAGI ANAK MAKASSAR

Djogdja..!!, uhmm, kota kedua yang sangat saya cintai selain Makassar tentu saja. Banyak hal yang selalu membuat saya jatuh cinta pada kota ini bahkan membuat saya berpikir untuk menghabiskan hari tua di sana. Dalam setahun belakangan ini rasa cinta saya akan Djogdja makin kental apalagi karena sekarang Ofie dan Hilmy lagi ada di sana dan saya jadi punya banyak alasan kuat untuk selalu kembali ke Djogjdja.

Nah, karena sering ke sana dengan modal yang tak seberapa besar saya akhirnya jadi banyak tahu tentang pilihan bagi para pelancong sederhana atau backpacker dari Makassar yang pengen ke djogjdja dengan dana yang tak seberapa besar. Di tulisan ini? saya ingin berbagi kepada anda, mudah-mudahan ada manfaatnya.

KENAPA KE DJOGDJA ?
Kenapa ke djogja..?, mungkin bagi yang belum pernah ke sana akan bertanya seperti itu. Tapi yang sudah pernah ke sana, rata-rata pasti jadi kepengen ke sana lagi. Secara umum Djogdja adalah kota yang nyaman untuk berwisata dan menetap. Biaya hidup di sana relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya hidup di kota-kota besar lainnya di Indonesia, termasuk Makassar. Aroma kesederhanaan dan budaya lokal masih kental meski menurut teman saya Djogdja sudah mulai berubah karena kuatnya pengaruh dari para pendatang, meski begitu di Djogdja kita masih bisa merasakan kultur Jawa asli.

Tujuan wisatanya juga beragam, dari wisata alam di pinggiran atau luar kota Djogdja sampai wisata budaya yang berada di dalam kota. Satu lagi, Djogja adalah surga bagi pecinta buku karena di sana banyak toko buku, dari buku asli, buku bajakan hingga buku bekas. Dan eitss, wisata kulinernya juga mampu bikin lidah bergoyang tanpa harus menguras kantong. Jadi, ada banyak alasan untuk ke Djogja.

CARA MURAH KE DJOGDJA.
Oke, sekarang untuk anak-anak Makassar dan sekitarnya yang ingin berliburan ke Djogdja dengan biaya yang tidak begitu besar saya punya tipsnya. Untuk menyeberang ke pulau Jawa sebenarnya ada 2 pilihan, bisa pakai pesawat udara atau kapal laut ke Surabaya. Surabaya memang gerbang utama dan lokasi terdekat yang bisa dijangkau oleh orang Makassar yang ingin ke Jawa. Sebenarnya ada sih pesawat yang langsung ke Djogja meski hanya satu masakapai saja yaitu Merpati, tapi harganya juga lumayan menguras kantong. Untuk hari-hari biasa harganya antara 700-900 ribu rupiah, untuk peak seasons bisa di atas satu juta, jadi untuk perjalanan murah ke Djogdja, via Surabaya adalah pilihan yang masuk akal.

Menyeberang dengan kapal laut memang bisa lebih murah lagi, tapi tentu saja boros di waktu karena untuk ke Surabaya membutuhkan waktu 24 jam dengan biaya sekitar 180-200 ribu untuk kelas ekonomi. Kalau pintar-pintar memilih waktu dan kebetulan sedang beruntung, berangkat dengan pesawat udara ke Surabaya sebenarnya bisa murah juga. Salah satunya adalah pake pesawat dari Citilink. Cek aja di website mereka (http://citilink.co.id), untuk waktu-waktu tertentu kadang mereka memberi harga promo Rp. 99.000,- yang bila ditambah dengan pajak, asuransi dan segala macam jatuhnya hanya sekitar Rp. 219.000,-. Murah kan ? dan lebih cepat lagi bila dibandingkan pake kapal laut.

Tambahan tips, bila anda kurang kenal Djogdja maka usahakan berangkat ke Surabaya dari Makassar menggunakan pesawat yang berangkat pagi atau maksimal jam 10 pagi. Ini untuk jaga-jaga jangan sampai anda tiba di Djogdja terlalu malam, soalnya bisa repot kalau anda belum kenal Djogjdja tapi tibanya malam hari. Ya sekedar buat jaga-jaga saja.

Kalau pake Citilink, usahakan ambil yang jam 10 pagi dan kalau tidak delay anda akan tiba di Surabaya jam 10 pagi juga, atau kira-kira jam 11 waktu sanalah.? Tiba di bandara Juanda langsung aja jalan keluar dari terminal kedatangan, di luar gerbang bakal banyak calo, supir taksi dan tukang ojek yang menawarkan ini-itu, cuek sajalah berpura-pura anda sudah biasa. Langsung aja jalan ke depan terminal kedatangan, di sana sudah ada DAMRI bandara yang bisa mengantar anda langsung ke terminal Purabaya/Bungurasih tempat kita akan melanjutkan perjalanan ke Djogdja. Tarifnya Rp. 15.000,- sampai Bungurasih.

Setiba di Bungurasih langsung aja masuk ke terminal, sekali lagi jangan pernah tergoda bujukan calo yang akan selalu menggoda anda sepanjang perjalanan dari pintu masuk sampai ke dalam terminal. Saya pernah tertipu sama salah satu dari mereka, dulu sekali waktu saya baru pertama kalinya ke Semarang via Surabaya. Jadi, berhati-hatilah.

Bus yang akan ke Djogja ada di jalur satu. Busnya ada 2 macam, kelas Patas dan Ekonomi, perbedaan harganya lumayanlah. Bus Patas tarifnya Rp. 63.000,- sedang kelas Ekonomi sekitar Rp. 30.000-an. Bedanya, Patas pake AC, tidak ngetem di terminal-terminal kecil dan harga tadi termasuk makan satu kali di Ngawi. Sedang bus Ekonomi, ya namanya saja ekonomi jadi yang pasti siap-siap sengsara saja dalam perjalanan panjang tanpa AC, pengap karena asap rokok dan bus yang rajin mampir dan ngetem di terminal-terminal kecil. Jadi, silakan pilih saja.

Perjalanan darat ke Djogja berkisar antara 8-9 jam dengan bus Patas tapi bisa lebih lagi bila pake bus ekonomi. Sebenarnya ada pilihan lain yaitu pake kereta api, tapi karena jadwal kereta yang pasti dan hanya sekali sehari jadinya agak repot karena kita harus menyesuaikan dengan jadwal pesawat supaya tidak kelamaan di stasiun atau malah ketinggalan kereta. Lagipula belum tentu kita bisa dapat jadwal pesawat yang pas dengan harga tiket yang murah. Jadi, saran saya kita ke Djogdja via Surabaya pake bus saja. Okeh..?

SETIBA DI DJOGDJA.
Setelah melewati perjalanan selama kurang lebih 8-10 jam (tergantung jenis bus yang anda pilih) anda akan tiba di Djogdja. Bus dari Surabaya yang biasanya bertujuan akhir di Magelang akan mampir di Djogja, tepatnya di terminal Giwangan. Terminal Giwangan ini adanya di sebelah selatan kota Djogdja, agak jauh dari pusat kota.

Turun dari terminal anda akan kembali dikerubuti tukang ojek dan supir taksi yang menawarkan jasa. Karena judulnya perjalanan backpacking maka jelas tukang ojek yang jadi pilihan. Selama di Djogdja anda bisa mencari tempat menginap di sekitaran Malioboro, di sana banyak penginapan murah di bawah 100 ribu semalam. Kenapa cari di sekitaran Malioboro ?, Malioboro bisa dibilang adalah pusat kota Djogdja karena di sana denyut nadi pariwisata cukup kencang berdenyut selain itu karena di sana banyak pilihan penginapan murah seperti yang saya bilang tadi.

Dari terminal Giwangan bernegosiasilah dengan tukang ojek. Tarif ke Malioboro adalah Rp. 20.000,-, kalau dia minta lebih bilang aja ? biasanya juga segitu?. Kalau anda tidak kuat menawar ya paling tidak jangan lebih dari Rp. 25.000,- lah. Sepanjang perjalanan anda bisa ngobrol sama tukang ojek, siapa tahu anda bisa janjian untuk mencarter ojeknya keliling kota Djogdja atau minta diantar ke tempat-tempat wisata. Sebagai gambaran, sewa motor di Djogja untuk sehari biasanya berkisar antara Rp. 50.000,-

Sekarang soal penginapan, seperti yang saya bilang tadi penginapan murah banyak berserakan disekitar Malioboro, salah satunya adalah di sekitar jalan Sosrowijayan. Dulu saya pernah nginap di losmen 105 dengan tarif Rp. 35.000,- semalam. Tempatnya lumayan bersih, satu kamar dengan satu kamar mandi plus kipas angin di plafond. Anda juga bisa keluar masuk satu losmen ke losmen yang lain, mencari yang paling pas sebelum menjatuhkan pilihan. Jangan takut, mereka tidak akan marah kalau anda sudah melihat kondisi kamar tapi batal menginap.

Untuk makan, silakan cari makanan di sekitaran Malioboro. Tapi bagi backpacker, makan di lesehan kayaknya bukan pilihan utama deh, soalnya harga makanan di sana adalah harga makanan untuk turis jadi jelas lebih mahal. Carilah makanan yang dijajakan di gerobak di jalan-jalan kecil yang bermuara di Malioboro. Harganya lebih murah dan rasanya juga tidak kalah lezatnya. Kalau misalnya sempat, di malam hari anda bisa ke daerah Jl. Kaliurang sekitar kampus UGM. Di sana lebih banyak lagi pilihan tenda makan pinggir jalan dengan harga yang juga murah.

Sebagai perbandingan, saya pernah makan di warung tenda pinggir jalan dengan menu 2 porsi pecel lele, 1 porsi tempe penyet dan 3 gelas air jeruk, saya hanya harus membayar Rp. 15.000,- !!, saya juga pernah makan di rumah makan permanen (namanya SS=Spesial Sambel) dengan menu 2 porsi pecel lele (isi 4 ekor), 1 porsi ikan kecil, nasi sebakul, sambel 2 macam dan 3 es teh dengan harga Rp. 26.000,-. Lumayan murah kan ? rasanya lezat lagi..

Tujuan wisata yang bisa dikunjungi selama di Djogdja ada banyak macam. Di dalam kota sendiri ada Keraton, berbagai museum, candi Prambanan dan tentu saja Malioboro sendiri. Bagi penggemar buku, dari Malioboro anda bisa jalan ke arah timur menuju area Shopping, pusat penjualan buku bekas dan buku murah. Untuk mengunjungi keraton anda bisa berjalan kaki dari Malioboro atau bisa naik becak yang tarifnya Rp. 5.000,- sampai ke keraton di arah selatan Malioboro. Untuk tujuan wisata di luar kota anda bisa mengunjungi candi Borobudur, Kaliurang dan Pantai Parangtritis yang berombak tinggi.

Sebagai informasi, anda bisa mendapatkan peta Djogdja secara gratis yang bisa diambil di toko Mirota Batik di ujung selatan Malioboro pas di seberang pintu masuk pasar Beringharjo. Meski tidak skalatis tapi petanya lumayan informatif kok.

Untuk mengunjungi objek-objek wisata itu anda bisa berjalan kaki atau naik becak (untuk objek wisata yang dekat dari Malioboro) atau naik trans Djogdja (untuk ke Prambanan atau objek wisata yang lain). Tarif trans Djogdja lumayan murah, Rp. 3.000,- sekali jalan. Di jalan Malioboro ada shuttle-nya, anda bisa bertanya-tanya dan cari informasi di sana. Atau kalau anda berani jalan sendiri berbekal peta anda bisa saja mencari rental motor, informasi bisa didapat dari losmen tempat anda menginap. Harganya seperti yang saya bilang di atas, sekitar Rp. 50.000,- sehari.

Oh ya, tambahan informasi untuk penginapan. Kalau anda berniat tinggal di Djogdja lebih dari seminggu maka sebenarnya akan lebih murah bila anda menginap di kost-kostan. Anda bisa menyewa satu kamar dengan membayar sekitar Rp. 200-250 ribu tergantung jenis kostnya. Itu adalah harga sewa untuk sebulan, tapi jelas harga itu lebih murah daripada menyewa kamar untuk seminggu misalnya. Cara ini lebih murah meski memang agak sulit karena anda setidaknya harus sudah tahu mau kost di mana bila tidak mau membuang waktu hanya untuk mencari kostan lebih dahulu.

KEMBALI KE MAKASSAR.
Nah, setelah berpuas-puas menjelajahi Djogdja sekarang anda harus kembali ke Makassar. Jalur yang ditempuh sama saja dengan jalur ketika berangkat. Saran saya, pilihlah penerbangan yang tidak terlalu siang supaya anda tidak terlalu lama di bandara Juanda, atau anda bisa memilih penerbangan malam, tapi yang di atas jam 6 sore. Kalau pake Citilink jadwal berangkat dari Surabaya jam 6 pagi jadi anda harus meninggalkan Djogja sekitar jam 7-8 malam di malam sebelumnya.

Kenapa jangan mengambil penerbangan yang siang hari ? alasannya begini, kalau anda berangkat dari Djogja jam 8 malam, anda akan tiba di Surabaya jam 4 subuh. Kalau pesawat anda misalnya berangkat jam 12 siang artinya anda harus menunggu sekitar 8 jam di bandara. Lumayan bete kan ? Ya, anda bisa saja menggunakan waktu 8 jam itu untuk jalan-jalan dulu di Surabaya, tapi biasanya tubuh capek setelah berwisata sudah tidak bisa diajak kompromi lagi, selain itu isi kantong juga biasanya sudah sangat-sangat menipis.

Saya lebih senang mengambil jadwal penerbangan pagi dari Surabaya ke Makassar dengan asumsi tiba Surabaya subuh sehingga saya hanya harus menunggu sebentar sebelum berangkat ke Makassar. Saya belum pernah mengambil jadwal berangkat malam hari karena saya agak kuatir perjalanan darat dari Djogja ke Surabaya akan kena macet, beda dengan perjalanan darat malam hari yang relatif lebih lancar. Lagipula naik bus malam hari sepertinya memang lebih asyik karena lebih banyak diwarnai dengan tidur, hehehe.

Alur perjalanannya sama saja dengan alur perjalanan ketika berangkat, sekarang hanya kebalikannya saja. Turun di terminal Purabaya/Bungurasih terus langsung ambil DAMRI ke bandara. Selanjutnya terserah anda.

Nah, sepertinya apa yang saya tulis di atas lumayan panjang dan mudah-mudahan tidak membosankan. Setidaknya saya hanya ingin berbagi kepada anak-anak Makassar dan sekitarnya yang ingin berwisata ke Djogdja dengan biaya yang tak begitu besar. Untuk wisata sekitar 4 hari anda kira-kira harus mempersiapkan biaya sekitar Rp. 1.500.000,- tentu saja di luar biaya belanja oleh-oleh. Lumayan murah kan..?

Jadi, silakan berhemat untuk jadwal liburan berikutnya. Siapa tahu nanti kita bisa ke Djogdja sama-sama…:)