Penitipan Tas di Bandara Hasanuddin
Buat yang transit berjam-jam, bisalah menitipkan tas kemudian jalan-jalan sejenak ke pusat kota Makassar
Suatu hari saya terpaksa transit di bandara Ngurah Rai, Bali selama delapan jam. Bukan sebuah kesengajaan, tadinya saya dijadwalkan akan menyeberang dari Lombok ke Bali menggunakan feri dan tiba sekira pukul satu siang. Waktu itu anak gunung Rinjani sedang batuk sehingga penerbangan dari dan ke Lombok dibatalkan. Sehari sebelum jadwal pulang, tiba-tiba anak gunung Rinjai berhenti batuk dan berarti jalur penerbangan dibuka kembali. Rencana menyeberang dengan kapal feri dibatalkan, saya bisa menyeberang ke Bali dengan pesawat.
Sayangnya, penerbangan dari Lombok ke Bali adanya di pagi hari sementara penerbangan dari Bali ke Makassar sudah terlanjur terbeli untuk sore hari. Saya mencoba menggeser penerbangan ke waktu yang lebih dekat, tapi ternyata sudah penuh. Tidak ada jalan lain, saya harus menunggu di Ngurah Rai selama delapan jam.
Mau bikin apa di bandara selama delapan jam? Tanya saya dalam hati.
Waktu sebanyak itu bisa digunakan untuk jalan-jalan ke beberapa tempat di Bali, tapi masalahnya saya membawa tas yang cukup besar. Tidak elok rasanya berjalan-jalan di Bali dengan bawaan satu tas ransel, satu tas kamera dan satu traveling bag.
Satu-satunya harapan saya adalah mencari penitipan tas di bandara Ngurah Rai. Sebelumnya saya tidak pernah mendapati tempat seperti itu, tapi ternyata Ngurah Rai menyediakannya. Tempat penitipan tas ini saya dapat setelah bertanya dari seorang petugas. Tidak ada informasi tentang itu di internet.
Oleh petugas saya ditunjukkan sebuah ruangan tidak jauh dari pintu kedatangan. Sebuah ruang kecil dengan tulisan “penitipan tas” di bagian depannya. Untuk satu tas petugas memasang tarif Rp.50.000,- per hari. Lumayan mahal menurut saya, tapi tak ada pilihan lain. Saya tidak hendak menghabiskan waktu dengan berkeliling Bali sambil menenteng tas besar. Jadilah satu tas saya titipkan dan segera meluncur ke Kuta, minimal membuang waktu sampai jadwal penerbangan selanjutnya.
*****
Sejak kejadian itu saya jadi berpikir betapa pentingnya penitipan tas di bandara. Kadang ada beberapa orang yang tak punya pilihan lain selain melewatkan waktu panjang di bandara, entah karena penerbangan yang dibatalkan atau karena kondisi yang memaksa. Menitipkan tas lalu berkeliling kota bisa jadi pilihan, daripada suntuk sekian jam hanya di bandara saja. Lagipula, keliling kota sambil menggendong atau menenteng tas besar bukan pilihan yang nyaman bukan?
Minggu kemarin (17 Juli) saya menemukan tempat penitipan yang sama di bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Letaknya di dalam gedung, berseberangan dengan belt conveyor di pintu kedatangan. Sebuah bangunan kecil berjendela besar berderet dengan beberapa konter maskapai, hotel dan transportasi.
Ketika saya tanya, biaya penitipan tas di bandara Sultan Hasanuddin sebesar Rp. 20.000,-/koli per hari. Jauh lebih murah dibanding penitipan tas di bandara Ngurah Rai Bali. Sayangnya, posisi penitipan tas ini yang berada di dalam bandara agak merepotkan. Pasalnya, untuk menitipkan tas berarti kita harus masuk dulu ke dalam bandara. Bagi yang baru tiba dan ingin menitipkan tas sebelum berangkat beberapa jam kemudian memang tidak ada masalah ketika menitipkan tas. Masalah baru muncul bila ingin mengambil tas titipan.
Sebenarnya bukan masalah, hanya lebih ribet saja. Kita harus masuk dulu di terminal keberangkatan, lalu naik ke lantai dua setelah melalui pemeriksaan x-ray, dari sana lalu turun lagi terminal kedatangan, mengambil tas dan kembali lagi ke lantai dua, ke terminal keberangkatan setelah kembali melewati mesin x-ray.
Agak repot memang. Tidak seperti penitipan tas di bandara Ngurah Rai yang berada di luar terminal sehingga lebih ringkas. Tapi apapun itu, keberadaan penitipan tas di bandara Sultan Hasanuddin bisa membantu banyak orang, utamanya mereka yang terpaksa menunggu di bandara selama berjam-jam. Menitipkan tas lalu keluar sejenak untuk menikmati kota Makassar, bolehlah jadi pilihan.
Sayang, untuk sementara belum ada penitipan hati di bandara. [dG]
Ngapain nitip hati dibandara hehe…
Yaaa kali aja ada yg mau haha
menitip harapan mungkin ada,hehe. semoga letaknya bisa dipindahkan ke tempat yang lebih strategis.
Ha ha ha, hati koq di titipin di Bandara, nanti terbang hatinya Bang..he he..
Lumayan juga kalau all airport di Indonesia ada penitipan barang semacam di Bandara Ngurah Rai. Kalau delay bisa jalan-jalan dulu tanpa repot tenteng koper, biar kece 🙂