Merokok Itu Tidak Keren!

Rokok membunuhmu!
Rokok membunuhmu!

Saya tidak setuju dengan gambaran iklan kalau perokok itu keren, macho dan sukses! Buat saya itu pembodohan publik karena kenyataannya sama sekali tidak begitu.

Anda tentu sering melihat iklan produk rokok kan? Perhatikanlah, rata-rata iklan rokok itu menggambarkan lelaki yang mapan dengan pakaian yang necis atau pakaian yang trendy. Lelaki di iklan rokok itu digambarkan sebagai lelaki yang keren, gagah, macho dan sukses. Tujuannya tentu mencitrakan kalau perokok itu (utamanya perokok pria) adalah orang-orang yang keren seperti di iklan itu. Intinya: merokok itu keren!

Ketika saya masih remaja, pikiran seperti itu memang merasuk di kepala saya. Saya selalu menganggap merokok itu sebagai sebuah tindakan yang keren, belum lagi asumsi kalau merokok itu adalah sebuah pembangkangan terhadap satu aturan. Entah dengan anak-anak muda lainnya, tapi ketika itu saya menganggap kalau pemberontakan terhadap satu aturan adalah keren. Salah satunya adalah dengan merokok.

Belasan tahun kemudian saya sadar kalau anggapan saya ketika itu salah. Merokok itu tidak keren! Merokok itu buat saya sama saja seperti aktifitas lainnya, sama seperti makan gorengan atau minum kopi. Tidak ada yang aneh seharusnya. Kalaupun ada yang menganggap merokok itu mengganggu lingkungan karena asapnya maka saya bilang itu perbuatan oknum. Kendaraan bermotor juga mengganggu lingkungan karena asapnya dari knalpotnya, tapi tidak semua kan? Ada juga kendaraan yang tetap bisa melaju tanpa harus membuat orang lain susah.

Tapi bukankah merokok itu merugikan kesehatan? Benar, saya setuju dengan pendapat ini. Merokok apabila dilakukan secara berlebihan tentu akan merugikan kesehatan. Makan junk food atau makan gorengan di pinggir jalan secara berlebihan juga bisa merugikan kesehatan. Menurut saya, melakukan apa saja secara berlebihan akan merugikan kesehatan. Jangankan merokok, makan yang katanya bisa mengisi perut, menambah tenaga dan menyambung hidup saja jika dilakukan secara berlebihan tentu akan merugikan kesehatan bukan?

Saya juga setuju dan mendukung kalau ada orang (utamanya kaum wanita) yang merasa terganggu oleh para perokok yang seenaknya merokok di ruang tertutup atau merokok dengan asap yang mengepul dan mengganggu orang yang bukan perokok. Saya juga perokok meski mungkin bukan perokok berat. Sehari saya bisa mengkonsumsi 20 batang rokok, kadang 20 batang itu bisa habis dalam 2 hari tergantung mood. Tapi meski saya perokok saya juga sangat menjunjung tinggi etika para perokok. Saya berusaha tidak merokok di tempat tertutup, apalagi di tempat yang ada tulisan DILARANG MEROKOK. Saya juga suka sebal sama perokok yang dengan teganya merokok di tempat yang tidak seharusnya, apalagi mereka yang merokok di angkutan umum dan cuek saja ketika orang-orang di sekitarnya (utamanya kaum wanita) merasa terganggu sama asapnya. Buat saya merekalah orang-orang yang memberi citra buruk buat para perokok.

Saya perokok dan saya selalu mencari tempat terbaik untuk menikmati rokok, apalagi dengan sesama perokok. Sebesar apapun keinginan untuk merokok saya selalu berusaha menekannya ketika saya tahu lingkungan sekitar saya tidak cocok untuk kegiatan merokok. Kalau memang tidak bisa lagi menekan keinginan itu saya akan berusaha mencari tempat lain di mana saya bisa merokok tanpa harus membuat orang sekitar saya terganggu. Itulah kenapa di kantor yang lama ada beberapa teman yang kaget ketika melihat saya merokok, mereka tidak tahu kalau saya ternyata perokok. Saya pikir itu karena saya sering kali memang merokok di tempat khusus dan berkumpul dengan sesama perokok.

Saya perokok dan makanya saya tidak sejalan dengan kampanye untuk menghentikan kebiasaan merokok. Buat saya merokok adalah pilihan pribadi orang-orang, sama seperti ketika mereka mengkonsumsi makanan atau minuman sesuai selera mereka. Saya lebih setuju pada kampanye etika merokok, tentang bagaimana merokok tanpa membuat non perokok merasa terganggu.

Buat saya merokok itu tidak keren. Merokok itu biasa saja, sama seperti aktifitas makan atau minum. Tentu sepanjang aktifitas merokok itu dilakukan dengan kesadaran penuh untuk tidak mengganggu orang yang tidak suka rokok. Menciptakan citra kalau merokok itu keren buat saya seperti sebuah pembohongan publik, membuat anak-anak muda labil jadi tertarik untuk merokok hanya karena mereka menganggap merokok itu keren dan lambang kesuksesan. Padahal kenyataannya sama sekali tidak begitu!

Sekali lagi menurut saya merokok itu tidak keren! Kalau ada yang merasa merokok itu keren maka mungkin dia masih tergolong ABG labil yang belum menemukan esensi dari merokok. Saya dulu merokok karena menganggap merokok itu keren, bertahun-tahun kemudian saya sadar kalau saya salah. Merokok tidak keren, merokok sama saja dengan aktifitas lainnya yang tidak perlu dibesar-besarkan. Karena dia aktifitas biasa maka tak perlulah merokok itu dilarang secara massif apalagi sampai dibuatkan kampanye dengan pesan-pesan yang menipu. Merokoklah karena Anda memang mau, bukan karena terpengaruh iklan. Jangan lupa, merokoklah dengan etika! Jangan sampai merugikan orang sekitar yang tidak suka asap rokok. Jangan merusak citra para perokok. [dG]