Twitter Makin Menggerus Wibawanya

Akun twitter @SBYudhoyono
Akun twitter @SBYudhoyono

Beberapa hari belakangan ini, dunia perkicauan di Indonesia heboh oleh keputusan presiden untuk ikut menjadi warga republik Twitter.

Entah angin apa, presiden SBY akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia sosial media dengan membuat akun twitter untuk pribadinya. Dengan cepat berita ini menyebar, akun @SBYudhoyono pun menuai pengikut bahkan sebelum akun itu mulai mengeluarkan kicauan. Jumlah pengikutnya bertambah dengan sangat pesat. Mungkin yang paling pesat dalam sejarah dunia twitter di Indonesia.

Dan ketika akhirnya akun yang telah ter-verifikasi oleh Twitter itu mengeluarkan kicauan pertamanya, dunia twitter Indonesia seakan bergemuruh. Kicauan pertama yang isinya berisi sapaan kaku dan normatif itu menuai tanggapan dari banyak orang.

Halo Indonesia. Saya bergabung ke dunia twitter untuk ikut berbagi sapa, pandangan dan inspirasi. Salam kenal. *SBY*

Twit pertama yang benar-benar kaku bukan? Meski kaku, salam kenal itu diretweet oleh 34.193 orang dan di-favorite oleh 5.143 orang saat tulisan ini dibuat. Jumlah yang luar biasa, saya tidak tahu apakah ada akun lain di Indonesia yang pernah mencatat jumlah seperti itu untuk twit pertamanya. Sepertinya tidak ada, karena kita memang hanya punya satu presiden.

Latar belakang dari keputusan SBY untuk terjun ke dunia twitter memang masih kelam. Tidak ada yang tahu pasti, apakah memang dia berniat untuk berbagi sapa, pandangan dan inspirasi atau ada maksud lain di balik itu? Maklumlah, sebagai politisi semua langkahnya pasti akan selalu dikait-kaitkan dengan keputusan politis.

Apapun alasannya, keputusan SBY untuk terjun ke dunia twitter sepertinya malah membuka ruang lebar bagi warga Indonesia untuk berinteraksi langsung dengan presiden mereka. Yah walaupun interaksinya memang tidak dua arah karena hanya sedikit warga Indonesia yang seberuntung personil 7 Icons yang twitnya dibalas SBY.

Dibukanya keran untuk berhubungan langsung dengan presiden ini membuat banyak warga bebas mengeluarkan uneg-unegnya, ngetwit langsung dengan menyertakan akun presiden seakan-akan sang orang nomor 1 Indonesia itu akan membacanya. Kita semua pasti ragu tentang itu, sepertinya agak tidak masuk akal beliau bisa membaca mention yang masuk satu persatu. Mention yang masuk pasti mengalir seperti air PAM di musim hujan. Deras.

 

Mention yang masuk juga tidak semuanya serius. Ada banyak orang Indonesia yang kemudian menjadikan saluran khusus ini sebagai sarana untuk melucu dan melampiaskan keisengan. Ada yang melapor karena kehilangan kucing, ada yang melapor karena diejek temannya, ada yang mengajak pak SBY nongkrong dan sebagainya dan sebagainya. Parahnya lagi karena seorang bintang film porno yang sudah mulai tidak laku dari benua seberang juga ikut-ikutan menjadikan akun baru SBY sebagai lelucon.

Sebagian kecil mention kepada SBY
Sebagian kecil mention kepada SBY

Presiden adalah pemimpin tertinggi sebuah negara. Tingkatannya mungkin sama dengan bendera dan lambang negara, harus kita hormati. Ketika bendera kita diinjak-injak oleh orang luar, sebagai warga yang nasionalis kita harusnya marah. Pun dengan presiden. Ketika presiden kita dihina orang luar, kita juga harusnya marah. Teorinya seperti itu.

Tapi prakteknya ternyata berbeda. Bendera dan lambang negara yang benda mati itu tetap mendapat tempat di hati warga negara. Tapi tidak dengan presiden. SBY dipilih 60% orang Indonesia, tapi di dunia maya dia seakan-akan menjadi musuh 80% orang Indonesia. Dia dikritik dengan pedas, dijadikan bahan bercandaan dan lelucon. Bahkan sebelum dia memilih terjun ke dunia twitter.

Kita memang makin menyerupai Amerika dan negara maju lainnya yang bebas memparodikan presiden mereka, membuat lelucon tentang presiden mereka di depan umum. Hal yang tak terbayangkan dua puluh tahun lalu ketika Eyang Soeharto masih memimpin. Melucu sedikit saja tentang beliau bisa-bisa Anda dijemput paksa tengah malam.

Jadi presiden Indonesia di jaman sekarang memang susah. Standar wibawa sudah jauh berubah. Tidak ada model wibawa seperti presiden-presiden pertama dan kedua dulu. Media sosial yang riuh sudah jauh mengubah perilaku warga Indonesia. Kita bebas berkata apa saja, bukan cuma kritikan pedas, lelucon menyakitkanpun sah-sah saja untuk dilontarkan.

Sampai sekarang kita tidak tahu pasti alasan pak SBY memutuskan untuk membuat akun twitter pribadi. Kita hanya tahu satu hal, burung biru itu makin menggerus wibawanya. Mungkin beliaulah presiden pertama RI yang dimintai tolong mencari kucing hilang oleh warganya. Sampai akhirnya saya jadi bertanya-tanya, kita yang kurang sopan pada presiden sendiri atau presiden kita yang membuat dirinya sendiri jadi bahan lelucon?

Anda bisa menjawab? [dG]