7 Kesalahan Umum Bloger Pemula
Sebuah catatan refleksi sepuluh tahun menjadi blogger. Kesalahan-kesalahan yang sebagian pernah juga saya lakukan.
Tahun ini saya akan genap 10 tahun serius ngeblog. Serius itu maksudnya benar-benar membuat blog, setelah sebelumnya hanya menumpang di fitur yang disediakan oleh Friendster (yah, Friendster!). Setelah grafik popularitas blog sempat menurun akibat serbuan media sosial lain seperti Facebook dan Twitter, namun perlahan blog kembali ke puncak. Dunia blogging Indonesia semakin ramai, bloger-bloger baru semakin banyak bermunculan dan sepertinya didominasi oleh kaum perempuan.
Tentang dominasi bloger perempuan, opini saya bisa dibaca di sini
Eh iya, sekadar info. Tahukah kalian kalau kata bloger sudah masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia? Bisa dilihat di sini.
Mengenang rentang sekira 10 tahun menjadi bloger, saya tiba-tiba terpikir betapa banyak kesalahan-kesalahan yang kadang dilakukan oleh para bloger pemula. Seperti yang saya lakukan 10 tahun lalu. Kesalahan-kesalahan ini sedikit banyak memberi pengaruh, baik bagi si bloger sendiri maupun bagi atmosfir dunia blogging itu sendiri.
Ada beberapa kesalahan yang bisa saya bayangkan, ini adalah tujuh di antaranya:
Tidak Fokus
Ketika di awal menjadi seorang bloger, saya sempat bertanya-tanya: apakah lebih baik punya satu blog yang fokus membahas satu isu saja, atau membuat satu blog yang isinya campuran beragam isu?
Saya akhirnya memilih mengelola blog yang isinya beragam, tidak hanya fokus di satu isu saja. Tapi itu adalah pilihan bukan? Memang ada kelebihan dan kekurangan dari dua pilihan itu. Mengelola satu blog yang fokus pada satu tema tentu sangat membantu kita untuk membangun personal branding, tapi sekaligus juga seperti “mengikat” kita untuk tidak menulis atau membahas hal-hal lain.
Jadi akhirnya semua kembali ke si bloger sendiri, apakah akan memilih fokus ke satu isu atau membuat blog campuran? Kalaupun memilih satu blog campuran, fokus untuk mengelola blog itu tentu harus dijaga. Blog campuran tidak kalah menariknya dengan blog yang fokus pada satu tema, bukan?
Tidak Konsisten
Ini kesalahan umum sepertinya, bukan hanya pada bloger pemula. Konsistensi adalah sesuatu yang mudah diucapkan tapi berat dijalani. Ketika mulai ngeblog pun saya tidak langsung bisa konsisten mengisi blog minimal sekali seminggu. Ada masa ketika blog dibiarkan kosong melompong tanpa tulisan dalam waktu yang cukup lama.
Memang ada perbedaan antara mereka yang serius menjadi bloger dengan yang memilih menjadi bloger karena sekadar iseng. Buat yang iseng, konsistensi tentu tidak dibutuhkan, toh mereka hanya iseng belaka. Tapi buat yang ingin serius, tentu saja konsistensi adalah keharusan.
Ariev Rahman yang terkenal dengan blog backpackerstory.me-nya menekankan TIGA KON, yaitu: KONten, KONsisten dan KONtinyu. Iya, saya tahu istilahnya agak nganuh ya?
Tidak Mau Belajar
Sampai sekarang pun saya tetap merasa perlu belajar, untuk menulis yang baik, untuk mengelola blog dan belajar apa saja dari para bloger lain meski secara usia mereka lebih muda, misalnya. Belajar dan belajar adalah proses yang tidak seharusnya berhenti, kata orang bijak (yang saya tidak tahu namanya). Konon, belajar itu mulai dari buaian sampai liang lahat, dan itu juga yang harus dipegang oleh para bloger. Semuanya, bukan hanya bloger pemula.
Jangan malas untuk terus belajar, jangan puas dengan raihan yang ada sekarang. Sudah pernah menang lomba blog? Sudah dapat pengunjung blog ribuan per hari? Sudah pernah dapat penghargaan? Semua itu tidak akan ada apa-apanya kalau kita berhenti belajar. Betul, tidak? Tolong jawab: betul!
Tidak Peka Pada Lingkungan Sekitar
Menjadi bloger berarti memilih menggunakan satu senjata yang sangat ampuh. Di jaman internet seperti sekarang, media sosial (termasuk blog) adalah senjata yang sangat ampuh. Entah untuk keperluan positif ataupun keperluan yang negatif. Tidak perlu saya ceritakan ya, berapa banyak perubahan sosial yang diawali dari sebuah status di media sosial atau tulisan di blog.
Nah, kalau memang mau jadi seorang bloger maka kepekaan pada lingkungan sekitar harus ada dan dijaga terus. Tuliskanlah dinamika atau fenomena yang terjadi di sekitar, jangan hanya menulis review, atau jangan hanya menulis kalau ada lomba saja.
Sayang kalau keistimewaan sebagai bloger yang diharapkan bisa mencatat dinamika atau fenomena yang ada di sekitar tidak digunakan. Bloger juga bisa punya peran penting dalam sebuah perubahan sosial, iya kan?
Tidak Sabar
Ketika memulai menjadi seorang bloger 10 tahun lalu, saya dan ribuan bloger lainnya bisa dibilang beranjak dari titik yang sama. Sama-sama baru memulai, atau kalaupun ada yang sudah duluan mereka belum terlalu jauh. Memang ada satu-dua bloger yang masuk kategori “seleb blog”, tapi tidak banyak.
Kondisi seperti itu membuat kami bisa berjalan bersama, tumbuh bersama dan sama-sama belajar. Bedanya dengan bloger pemula yang baru sekarang memulai, mereka sudah melihat ada banyak bloger yang berhasil meraih kesuksesan (apapun bentuknya). Ini kadang membuat mereka tidak sabar dan ingin cepat-cepat seperti itu.
Mereka lupa bahwa para bloger itu bukan baru mulai kemarin dan hari ini sudah menikmati hasilnya. Mereka lupa bahwa di belakang itu semua ada perjalanan panjang bertahun-tahun membangun blog, menjaga konsistensi dan keinginan untuk terus belajar. Jadi kalau memang mau sukses sebagai seorang bloger (apapun itu artinya), maka sabarlah. Karena sesungguhnya orang sabar itu pantatnya lebar.
Tidak Mau Membangun Jaringan
Ini juga satu kesalahan yang fatal. Menjadi seorang bloger berarti harus siap untuk membangun jaringan, bersama bloger lain saling menyapa, saling berkenalan dan saling belajar. Jejaring itu sangat-sangat-penting, sebenarnya bukan hanya di dunia blogging saja, tapi dunia apapun itu. Sebagai mahluk sosial, tidak mungkin kan kita berdiri sendiri? Lagipula berjejaring itu banyak sekali gunanya.
Jaman sekarang berjejaring itu tidak susah, ada banyak komunitas daring yang bisa dengan mudah kita ikuti. Kalau niatnya memang ingin berjejaring, mereka pasti akan sangat terbuka menerima kita. Percayalah!
Terlalu Berorientasi Ke Uang
Dulu, kami orang-orang tua ini *eheum* mulai ngeblog tanpa berpikir: bagaimana supaya blog ini dilirik agency atau brand ya? Tidak, kami ya ngeblog saja, santai saja, benar-benar hanya ingin menuliskan apa yang ada di kepala dan menambah teman. Waktu itu blog memang baru tumbuh dan belum menjadi ladang uang seperti sekarang.
Sekarang, blog sudah berubah. Banyak orang yang mulai menikmati keuntungan secara materi dari aktivitas ngeblog. Uang, produk, undangan launching, voucher makan, undangan jalan-jalan, dan banyak lagi. Semua jadi hal yang jamak untuk para bloger jaman sekarang. Bahkan kalau belum pernah menemukan hal-hal seperti itu, rasanya belum termasuk bloger yang berhasil.
Sayangnya, hal-hal itu terkadang jadi tujuan utama. Dari yang sebelumnya hanya sekadar bonus dari aktivitas ngeblog, sekarang sudah berubah menjadi tujuan utama. Kalau sudah begini, maka kemurnian tujuan dari ngeblog sudah mulai terkontaminasi. Jangan lupa, uang itu tidak punya saudara apalagi teman! Kalau urusannya sudah uang, cepat atau lambat gesekan dan persaingan tidak sehat akan datang. Itu kata teman saya.
Jadi tolonglah, kalau memang mau jadi bloger mulailah dengan niat ingin berbagi, ingin menulis, ingin menambah skill. Soal nantinya bisa dapat uang atau apa saja dari blog, ya itu bonus. Asal konsisten, mau terus belajar meningkatkan kualitas, membangun jaringan, maka yakinlah kalau bonus itu akan datang dengan sendirinya.
Ingat, bonus! Bukan tujuan utama. Eh, tapi kalau memang mau menjadikan itu tujuan utama ya silakan saja. Tidak ada yang melarang, karena sesungguhnya kita hidup di negeri yang bebas merdeka.
Oke deh, kira-kira itulah beberapa kesalahan umum bloger pemula yang sebagian besarnya pernah saya lakoni juga. Semoga saja bisa jadi pelajaran buat kita semua. Garis besarnya adalah: menjadi seorang bloger itu berarti memilih mengambil keistimewaan di antara sekian banyak pengguna internet, sayang kalau keistimewaan itu disia-siakan. Ada banyak hal-hal menarik di sekitar kita yang perlu ditulis, bukan hanya café, tempat makan, tempat wisata, launching produk atau semacamnya.
Begitulah kura-kura. [dG]
Saya sudah mulai komiymen konsisten dan kontinyu. Sudah ada perubahan sedikit.
Dan menemukan apa yg perlu di fokuskan
Tapi sayang hingga saat ini blog sy yang dotcom belum bisa beroprasi.
gimana? sudah bagus lagi ndak?
tidak konsisten, rupanya masih jadi masalah utama saya, huhue -_-
iyap! konsistensi jadi musuh bersama kita sepertinya hehehe
Tidak mau membangun jaringan :3
kata” itu hampir menenggelamkan ku :’v
ancorreh :v
makaseh buat informasinye gan :v
siap! sama-sama
terima kasih sudah mampir
yap, saya masih bermasalah pada komitmen dan konsistensi. terimakasih tulisannya, mencerahkan 😀
sama-sama, semoga abis ini bisa lebih konsisten hehehe
sayaa nih daeng sedang tidak fokus, tag line blog apa, isinya apa, kurang nyambung -_-
Hahaha itulah, butuh fokus yang kuat buat mengelola blog
perlu di garis bawahi, terlalu berorientasi dengan uang, betul banget nih daeng. jangan berharap untuk uang, do what you love and money come after that. Intinya ngeblog dan nulis sesuai passion dan keluarin uneg uneg aja, kalo bagus dan dilirik sukur. kalo enggak ya gapapa.. hahahaha
*note : baru sempet mampir ke blog daeng, bagus theme nya, struktur tulisannya juga bagus. jangan lupa mampir ke web sederhana saya yang saat ini masih membantu menaikan seo perusahaan (tapi ada tulisan asli pengalaman saya loh), yang pasti semua tulisannya original hahaha, semoga ada kesempatan bertemu kembali
adhit – one of your seo friend
wah ternyata ini dia pemilik blog yang sempat bikin heboh kemarin hahaha
itu bukan saya daeng, itu rekan saya hahaha
Iya mas.. ni saya juga masih harus banyak belajar..
yang poin terakhir, agak males juga sih kalo liat tulisan di blog orang ujung2nya memasarkan sesuatu.. jd kayak ga objektif.. hehehe…
Sebenarnya gak apa-apa sih kalau menurut saya. Asal jangan isi blog semua tentang produk aja hehehe