Saatnya Membuka Warung Di Internet

Sumber : Google

Tapi internet dan social media juga bisa sangat kejam. Dengan efektitas dan dinamika yang tinggi mereka juga bisa jadi mesin pembunuh

Banyak orang bercita-cita menjadi pengusaha. Jargon kalau jadi pengusaha lebih baik daripada jadi karyawan sudah tersebar di mana-mana, dan banyak yang mempercayainya. Bahkan menjadikannya pegangan hidup.

Dari tahun ke tahun kesempatan menjadi pengusaha makin besar. Tak perlu muluk-muluk menjadi pengusaha yang beromzet miliaran rupiah, punya kantor bertingkat, karyawan beribu-ribu dan pabrik besar dan luas. Cukuplah punya usaha kecil yang dijalankan di satu sudut rumah dan dikerjakan oleh beberapa orang tenaga karyawan. UKM namanya, Usaha Kecil dan Menengah.

Geliat UKM makin lama makin kencang, pelakunyapun makin beragam. Bukan cuma mereka yang sudah “dewasa” tapi juga anak-anak muda yang lebih memilih peruntungan di dunia bisnis daripada harus menjadi karyawan bagi orang lain. UKM, wirausaha atau apapun namanya perlahan menjadi kembang yang dikerubuti kumbang. Semua berlomba mencecap manisnya, tentu dengan cara dan usaha masing-masing.

Dalam waktu yang berjalan paralel, teknologi juga makin berkembang. Dulu internet hanya digunakan untuk keperluan bisnis besar, pelakunya juga orang-orang besar dengan bekal kemampuan khusus. Teknologi kemudian berkembang sangat pesat. Apa yang 12 tahun lalu dianggap mustahil atau bahkan tak terpikirkan sama sekali, hari ini menjadi hal jamak.

12 tahun lalu, hanya segelintir orang yang berpikiran kalau internet bisa hadir di genggaman, bisa menghubungkan orang kapan saja dan di mana saja. 12 tahun lalu orang tidak pernah berpikir akan ada sesuatu bernama social media, akan ada yang namanya blog, facebook atau twitter. Hari ini? Semua itu adalah hal yang jamak.

Social Media Untuk Usaha

Perkembangan teknologi internet yang menggeliat begitu pesat lalu dimanfaatkan para pelaku wirausaha. Internet dan social media sebagai satu turunannya menjadi sebuah senjata bagi pelaku wirausaha jaman sekarang. Mereka punya produk dan jasa, internet punya kemampuan jadi media penghantar dari mereka ke pengguna.

Pengguna internet di Indonesia saat ini tercatat sekitar 40juta orang atau sekitar 20 persen dari total penduduk Indonesia. Ini bagaikan ikan-ikan besar yang berenang di dalam kolam. Hanya butuh kail dan umpan yang pas untuk menangkapnya.

Di Makassar sendiri, pelaku wirausaha yang memanfaatkan internet? sudah makin marak. Di ranah twitter terus bermunculan akun-akun baru yang mempromosikan usaha mereka, baik usaha barang maupun jasa. Ada yang berjualan cemilan, bolu kukus, kue-kue, sampai mereka yang menjual jasa promosi usaha dan jasa pembuatan online store? atau website.

Mereka adalah para wirausahawan yang tahu betul cara memanfaatkan internet dan social media sebagai alat untuk mempromosikan usaha mereka. Internet dan social media memang relatif lebih murah dengan efek yang besar untuk sebuah usaha kecil menengah. Dengan modal gratis dan kesabaran serta strategi khusus mereka bisa menjual produk barang dan jasanya lewat social media. Dengan modal beberapa ratus ribu mereka bisa membuat blog atau online store. Murah dan efisien, mereka juga terkoneksi dengan para pelanggan atau calon pelanggan kapan saja dan di mana saja. Mereka bisa punya etalase yang bisa diakses kapan saja dan dari mana saja. Tak perlu menunggu seseorang membuka pintu kaca atau rolling door di jam-jam tertentu.

Saya mengistilahkan mereka sebagai orang-orang yang membuka warung di internet. Warung kecil yang dibangun dengan keringat sendiri dan diharapkan bisa tumbuh besar lewat jalan perjuangan yang panjang.

Tapi internet dan social media juga bisa sangat kejam. Dengan efektitas dan dinamika yang tinggi mereka juga bisa jadi mesin pembunuh. Satu kesalahan pada cara anda berwirausaha, maka seluruh reputasi anda akan hancur dalam seketika. Para pengguna twitter atau facebook gampang terhubung satu sama lain, mereka bisa mempromosikan satu usaha dengan sukarela ketika mereka merasa puas. Tapi ketika mereka merasa kecewa, dengan gampang pula mereka menyebarkan kekecewaan itu.

Tantangan menggunakan social media untuk wirausaha memang tidak gampang. Saat kita berlaku jujurpun, publik belum tentu percaya 100%, apalagi ketika niat memang sudah salah dari awal. Hanya karena perlakuan buruk beberapa orang yang menggunakan kedok wirausaha dan social media untuk menipu, yang lain ikut kena imbasnya. Apalagi orang Indonesia memang belum sepenuhnya terbiasa dengan berbelanja online.

Teknologi makin lama makin berkembang. Saat ini internet dan social media memang jadi penghantar paling efektif untuk menyampaikan pesan dari pelaku wirausaha kepada para mereka yang membutuhkannya. Besok entah apalagi yang akan muncul. Sepanjang kita bisa melihat dari sisi positif, tentu semua perkembangan teknologi akan jadi menguntungkan.

Sekarang memang saatnya membawa warung ke dunia maya. Jadi, kapan buka wirausaha sendiri?

[dG]