Masih Tidak Percaya Kekuatan Promo Online?

Entry tentang pantai Amed di Google
Entry tentang pantai Amed di Google

 

Karena sudah berada di Bali,tak elok rasanya kalau tidak sampai mencicipi pantainya. Bali sudah terlanjur terkenal dengan pantai-pantainya yang indah.

Tapi ke pantai mana? Kuta sudah terlalu ramai, saatnya mencari pantai yang lain. Untuk bertanya jelas kami menggunakan jasa om Google seperti yang dilakukan orang-orang sekarang. Salah satu pantai yang disarankan om Google adalah pantai Amed di Karangasem, sebelah utara pulau Bali.

Dari beberapa review di internet yang dihimpun om Google jelas terbaca kalau pantai Amed adalah pantai yang indah. Berpasir putih dengan alam bawah laut yang menakjubkan. Di sana pengunjung bisa melakukan snorkling untuk melihat kehidupan di bawah laut. Review itu dilengkapi dengan foto-foto bawah laut. Lengkap sudah, tak ada alasan untuk menolak godaan pantai Amed meski di sana dituliskan kalau pantai itu berjarak 78km dari Denpasar.

Baiklah, ke Amed kita pergi!

Kena tilang!

Besoknya dengan motor Honda Vario sewaan kami mulai bergerak meninggalkan Legian sekitar jam 10 pagi. Modal utama kami kembali adalah peta dari om Google. Tak begitu sulit karena penunjuk jalan di Bali memang selalu memanjakan wisatawan.

Memasuki kawasan Sanur, kesialan menyambut kami. Ada sweeping di jalan, dan sialnya saya lupa meminta STNK motor sewaan. Yah, akhirnya dengan sedikit negosiasi kami bisa dilepaskan pak polisi. Rp. 50 ribu melayang karena kesalahan sendiri. Perjalanan terus dilanjutkan!

Ternyata, pantai Amed jauhnya minta ampun dari Denpasar. Saya bukan biker dan tidak terbiasa bawa motor jauh-jauh. Mendapati jarak puluhan kilo tak urung bikin pinggang saya mulai mengeluh. Sepanjang jalur Sanur-Karangasem ada banyak pantai yang berderet di sebelah kanan, tapi melihat sepintas pantainya sepertinya biasa saja. Makanya kami tidak menggubris lambaian tangan pantai-pantai itu. Kami masih berharap banyak pada pantai Amed.

Pemandangan menuju pantai Amed
Pemandangan menuju pantai Amed

Lewat dari kota Karangasem perjalanan mulai mendaki dan menuruni bukit. Udara sejuk menerpa seluruh badan. Ah, sepertinya pantai Amed memang sempurna. Di review dibilang kalau pantai Amed punya background gunung Agung, tentu menakjubkan bila bisa menikmati pantai dengan gunung di bagian belakangnya. Saya makin tidak sabar tiba di pantai Amed.

Akhirnya kami sampai

Ternyata ada kesalahan pada review tentang pantai Amed. Di sana dibilang pantainya hanya berjarak 78 km dari Denpasar, tapi ketika mulai memasuki kawasan pantai Amed saya melihat penunjuk jalan menunjuk angka 125 km dari Denpasar. Sial! Ini berarti 50 km lebih jauh dari yang kami perkirakan. Pantasan sedari tadi pinggang saya protes tidak karuan.

Pantai Amed sepertinya memang ramai. Ada banyak cottage dan restoran di tepi pantai sampai kami susah mencari daerah terbuka untuk melihat langsung pantai Amed. Akhirnya ada juga satu tempat lowong milik Pos Indonesia yang bisa kami tempati nongkrong tanpa harus membayar.

Ketika memarkir motor perasaan saya mulai tidak enak. Kenapa pasirnya kelihatan biasa saja? Mana pasir putihnya? Yang terbayang di kepala saya adalah pasir serupa di pulau Samalona atau Kodingareng Keke. Ternyata pikiran saya tidak salah. Pasir di pantai Amed biasa saja, pasir hitam seperti pasir di Tanjung Bunga. Mood saya langsung jatuh.

Inilah penampakan pantai Amed itu
Inilah penampakan pantai Amed itu

Di tepi pantai berderet belasan kapal nelayan, ini memang salah satu kelebihan yang ditawarkan oleh pantai Amed menurut review yang kami baca. Jejeran kapal nelayan itu memang indah, tapi buat saya yang sudah sering ke pantai jadinya biasa saja. Saya langsung teringat Galesong, sebuah pantai di kabupaten Takalar yang sering saya datangi. Benar-benar mirip, deretan kapal nelayan yang diparkir, pasir hitam dan ombak yang tenang. Buyar sudah bayangan saya tentang pantai Amed.

Karena sudah terlanjur kehilangan mood akhirnya saya cuma duduk menikmati angin laut. Tidak ada niat untuk snorkling dan membuktikan keindahan laut yang katanya luar biasa itu. Pantai seperti ini sudah bukan hal baru, saya pernah melihat yang lebih indah dari ini. Tidak sampai 30 menit kemudian kami memutuskan untuk kembali dan menempuh lagi perjalanan 125 km menuju Legian. Luar biasa! Dalam sehari saya menempuh jarak 250 km bolak-balik dengan motor. Belum pernah sebelumnya.

Berkat promosi online

Saya tidak bilang pantai Amed jelek, buktinya banyak wisatawan di sana lokal maupun internasional dan mereka terlihat menikmati pantai itu. Saya hanya sudah terbiasa melihat pantai-pantai yang indah berpasir putih dengan pemandangan bawah laut yang indah, jadi pantai Amed kemudian terasa biasa saja dan jadi tidak sebanding dengan jarak yang harus kami tempuh.

Saya berusaha melihat sisi baiknya. Pantai Amed laku dijual karena selain memang dia berada di pulau Bali yang sudah terlanjur terkenal sebagai penyedia kawasan wisata terbaik di Indonesia, pantai Amed juga gencar dipromosikan di internet. Ada ratusan ribu entry tentang pantai ini di Google, tak heran kalau banyak orang yang tertarik untuk datang ke sana.

Jaman sekarang internet dengan om Google-nya sudah jadi rujukan utama ketika orang ingin mendatangi suatu tempat. Jadi tidak heran kalau sebuah tempat yang sebenarnya biasa-biasa saja bisa laku dijual karena promosi online yang gencar.? Jadi bayangkan bagaimana kalau tempat itu memang sudah luar biasa dan kemudian ditambah dengan promosi online yang juga luar biasa? Bisa dibayangkan efeknya bukan?

Jadi, masih meragukan efek dari promosi online?

[dG]